Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi, menguat seiring kenaikan mayoritas mata uang regional Asia.

Pada pukul 09.33 WIB, rupiah bergerak menguat 16 poin atau 0,12 persen menjadi Rp13.659 per dolar AS dari sebelumnya Rp13.675 per dolar AS.

"Pernyataan Jerome Powell semalam bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko termasuk rupiah karena ekonomi AS sebagai ekonomi terbesar di dunia masih kuat hingga saat ini, tidak ada tanda-tanda resesi," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Rupiah menguat seiring dipertahankannya peringkat utang oleh Moody's

Kendati demikian, di sisi lain Gubernur The Fed Jerome Powell juga menyatakan kekhawatirannya terhadap virus corona bagi pertumbuhan ekonomi global.

Lembaga pemeringkat global Standard & Poors (S&P) dalam analisisnya juga mengatakan bahwa virus corona bisa menekan laju pertumbuhan ekonomi global sebanyak 0,3 persen dan China sebesar 0,5 persen hingga 1 persen.

Penasihat keamanan gedung putih Robert O’brien, juga menekankan dampak negatif virus corona terhadap implementasi kesepakatan dagang AS-China fase satu.

Baca juga: Rupiah kian menguat, ditopang turunnya imbal hasil obligasi AS

Menurut Ariston, semua kejadian di atas bisa menekan rupiah sebagai aset berisiko.

"Rupiah masih diuntungkan karena negara kita masih belum ada orang yang dinyatakan terinfeksi virus corona," ujar Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini bergerak di kisaran Rp13.630 per dolar AS hingga Rp13.680 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah awal pekan melemah dibayangi wabah Virus Corona