REI DIY targetkan bangun 250 rumah bersubsidi selama 2020
10 Februari 2020 20:51 WIB
Dokumentasi - Foto aerial perumahan subsidi di Kelurahan Pesurungan, Tegal, Jawa Tengah, Jumat (7/2/2020). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/pd.
Yogyakarta (ANTARA) - Real Estat Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan pembangunan 250 unit rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah di Yogyakarta selama 2020.
"Peminatnya pasti sangat besar dari semua kalangan yang membutuhkan rumah," kata Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) DIY Rama Adyaksa Pradipta di Yogyakarta, Senin.
Menurut Rama, penetapan target 250 rumah bersubsidi itu mengacu dengan angka defisit atau backlog perumahan di DIY yang disebabkan oleh ketidakseimbangan kebutuhan dan pasokan yang pada 2017 tercatat sebanyak 252.000 unit perumahan. "Angka itu (backlog) mungkin sudah bertambah," kata dia.
Baca juga: Asosiasi pengembang sebut corona bisa pengaruhi sektor properti
Pada 2019, kata Rama, pembangunan rumah subsidi juga ditargetkan sebanyak 250-300 unit rumah. Target itu tercapai meski lebih banyak disuplai dari asosiasi pengembang lain, selain REI DIY.
Untuk mencapai target 250 unit rumah bersubsidi pada 2020, menurut Rama, ada sejumlah tantangan, mulai dari harga tanah di DIY yang tinggi, hingga lahan yang terbatas.
Oleh sebab itu, kata dia, para pengembang harus jeli mencari lahan-lahan yang masih bisa dikembangkan untuk rumah subsidi.
"Meski dengan konsekuensi lahan-lahan tersebut tidak strategis dan ukurannya kurang ideal," kata dia.
Ia mengatakan pada tahun ini pihaknya masih akan menyertifikasi pengembang untuk mempertahankan kualitas produksi properti.
Baca juga: REI : Ada perubahan skema penjualan rumah bersubsidi di Indonesia
Menurut Rama, dengan mendapatkan sertifikasi, maka pengembang akan mendapatkan pengakuan baik dari aspek manajemen konstruksi, pemasaran, hingga keuangan.
"Anggota REI (DIY) sebagian sudah tersertifikasi, dan sedang dalam proses untuk semua anggota," kata Rama.
"Peminatnya pasti sangat besar dari semua kalangan yang membutuhkan rumah," kata Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) DIY Rama Adyaksa Pradipta di Yogyakarta, Senin.
Menurut Rama, penetapan target 250 rumah bersubsidi itu mengacu dengan angka defisit atau backlog perumahan di DIY yang disebabkan oleh ketidakseimbangan kebutuhan dan pasokan yang pada 2017 tercatat sebanyak 252.000 unit perumahan. "Angka itu (backlog) mungkin sudah bertambah," kata dia.
Baca juga: Asosiasi pengembang sebut corona bisa pengaruhi sektor properti
Pada 2019, kata Rama, pembangunan rumah subsidi juga ditargetkan sebanyak 250-300 unit rumah. Target itu tercapai meski lebih banyak disuplai dari asosiasi pengembang lain, selain REI DIY.
Untuk mencapai target 250 unit rumah bersubsidi pada 2020, menurut Rama, ada sejumlah tantangan, mulai dari harga tanah di DIY yang tinggi, hingga lahan yang terbatas.
Oleh sebab itu, kata dia, para pengembang harus jeli mencari lahan-lahan yang masih bisa dikembangkan untuk rumah subsidi.
"Meski dengan konsekuensi lahan-lahan tersebut tidak strategis dan ukurannya kurang ideal," kata dia.
Ia mengatakan pada tahun ini pihaknya masih akan menyertifikasi pengembang untuk mempertahankan kualitas produksi properti.
Baca juga: REI : Ada perubahan skema penjualan rumah bersubsidi di Indonesia
Menurut Rama, dengan mendapatkan sertifikasi, maka pengembang akan mendapatkan pengakuan baik dari aspek manajemen konstruksi, pemasaran, hingga keuangan.
"Anggota REI (DIY) sebagian sudah tersertifikasi, dan sedang dalam proses untuk semua anggota," kata Rama.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: