ACT gelar pelatihan "water rescue" bagi MRI Pekalongan-Banyumas
10 Februari 2020 19:29 WIB
Peserta pelatihan 'water rescue' saat dilatih cara menolong korban tenggelam oleh tim Disaster Emergency and Relief Management-Aksi Cepat Tanggap (DERM-ACT) di Waduk Cacaban, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (6/2/2020). ANTARA/HO-ACT
Purwokerto (ANTARA) - Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menggelar pelatihan "water rescue" atau teknik penyelamatan kecelakaan di dalam air bagi 35 orang dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) se-eks Keresidenan Pekalongan dan Banyumas, Jawa Tengah.
"Alhamdulillah, kami telah melaksanakan pelatihan 'Disaster Emergency and Relief Management (DERM)-ACT' di Waduk Cacaban, Kabupaten Tegal, pada tanggal 6 Februari 2020," kata Pelaksana Tugas Kepala Cabang ACT Purwokerto Andi Rahmanto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Ia mengatakan pelatihan dalam rangka roadshow DERM-ACT tersebut ditujukan agar relawan makin siap dan paham mengenai bagaimana melakukan penanganan ketika bencana datang.
Baca juga: ACT Sulsel kumpulkan donasi untuk bantu TKI hadapi wabah virus corona
Menurut dia, hal itu disebabkan wilayah eks Keresidenan Banyumas merupakan daerah paling rawan bencana di Jawa Tengah sesuai dengan peta bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Salah seorang pemateri DERM-ACT Pusat, Lukman Solehudin mengatakan kegiatan tersebut digelar dalam rangka penguatan untuk tim daerah khususnya yang berkaitan dengan keahlian "water rescue".
Menurut dia, peserta pelatihan diberikan cara-cara melakukan pertolongan saat terjadi musibah di air serta mengantisipasi kemungkinan yang terjadi, sehingga dapat meningkatkan kesigapan penanganan bencana oleh relawan.
Baca juga: ACT - Global Wakaf bangun 26 sumur keluarga di Kabupaten Banyuasin
"Diharapkan nanti daerah mempunyai tim yang mampu melakukan penyelamatan khususnya di air sesuai pelatihan kali ini adalah water rescue," katanya.
Dalam ini, kata dia, peserta pelatihan diberi pemahaman tentang materi dasar-dasar penyelamatan dan pengenalan alat pelindung diri (APD) dan perlengkapan pendukung "water reacue" seperti perahu karet dan dayung beserta kegunaannya.
Selain itu, lanjut dia, peserta pelatihan juga diberikan praktik langsung penyelamatan di air oleh para instruktur.
Ketua MRI Kabupaten Banyumas Aldi Setia Pambudi mengatakan pelatihan yang dijalani para relawan merupakan bagian dari agenda meningkatkan kesigapan pertolongan di air.
"Pelatihan kemarin (6/2) merupakan salah satu dari serangkaian agenda 'upgrading' relawan, terutama bagi teman-teman relawan yang berada di klaster 'rescue', sedangkan bagi relawan baru pasti jadi pengalaman tersendiri, dan bagi relawan 'rescue' yang berpengalaman bisa menjadi sarana latihan kembali, karena tidak ada orang yang ahli tanpa berlatih," katanya.
Ia mengharapkan materi yang diperoleh selama pelatihan dapat menjadi bekal dan pengetahuan bagi relawan agar siap diterjunkan di lokasi bencana meskipun potensi banjir di Banyumas tidak besar, kesiapsiagaan tetap harus ditingkatkan. ***3***
Baca juga: ACT distribusikan pangan untuk 10.000 keluarga prasejahtera Indonesia
Baca juga: ACT akan kirim 10.000 kotak masker bagi WNI di Hong Kong, cegah Corona
"Alhamdulillah, kami telah melaksanakan pelatihan 'Disaster Emergency and Relief Management (DERM)-ACT' di Waduk Cacaban, Kabupaten Tegal, pada tanggal 6 Februari 2020," kata Pelaksana Tugas Kepala Cabang ACT Purwokerto Andi Rahmanto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Ia mengatakan pelatihan dalam rangka roadshow DERM-ACT tersebut ditujukan agar relawan makin siap dan paham mengenai bagaimana melakukan penanganan ketika bencana datang.
Baca juga: ACT Sulsel kumpulkan donasi untuk bantu TKI hadapi wabah virus corona
Menurut dia, hal itu disebabkan wilayah eks Keresidenan Banyumas merupakan daerah paling rawan bencana di Jawa Tengah sesuai dengan peta bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Salah seorang pemateri DERM-ACT Pusat, Lukman Solehudin mengatakan kegiatan tersebut digelar dalam rangka penguatan untuk tim daerah khususnya yang berkaitan dengan keahlian "water rescue".
Menurut dia, peserta pelatihan diberikan cara-cara melakukan pertolongan saat terjadi musibah di air serta mengantisipasi kemungkinan yang terjadi, sehingga dapat meningkatkan kesigapan penanganan bencana oleh relawan.
Baca juga: ACT - Global Wakaf bangun 26 sumur keluarga di Kabupaten Banyuasin
"Diharapkan nanti daerah mempunyai tim yang mampu melakukan penyelamatan khususnya di air sesuai pelatihan kali ini adalah water rescue," katanya.
Dalam ini, kata dia, peserta pelatihan diberi pemahaman tentang materi dasar-dasar penyelamatan dan pengenalan alat pelindung diri (APD) dan perlengkapan pendukung "water reacue" seperti perahu karet dan dayung beserta kegunaannya.
Selain itu, lanjut dia, peserta pelatihan juga diberikan praktik langsung penyelamatan di air oleh para instruktur.
Ketua MRI Kabupaten Banyumas Aldi Setia Pambudi mengatakan pelatihan yang dijalani para relawan merupakan bagian dari agenda meningkatkan kesigapan pertolongan di air.
"Pelatihan kemarin (6/2) merupakan salah satu dari serangkaian agenda 'upgrading' relawan, terutama bagi teman-teman relawan yang berada di klaster 'rescue', sedangkan bagi relawan baru pasti jadi pengalaman tersendiri, dan bagi relawan 'rescue' yang berpengalaman bisa menjadi sarana latihan kembali, karena tidak ada orang yang ahli tanpa berlatih," katanya.
Ia mengharapkan materi yang diperoleh selama pelatihan dapat menjadi bekal dan pengetahuan bagi relawan agar siap diterjunkan di lokasi bencana meskipun potensi banjir di Banyumas tidak besar, kesiapsiagaan tetap harus ditingkatkan. ***3***
Baca juga: ACT distribusikan pangan untuk 10.000 keluarga prasejahtera Indonesia
Baca juga: ACT akan kirim 10.000 kotak masker bagi WNI di Hong Kong, cegah Corona
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: