Badung siap kerahkan ratusan petugas periksa kesehatan babi
10 Februari 2020 18:16 WIB
Petugas melakukan pemeriksaan ternak babi di Desa Ayunan Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali. ANTARA/HO-Dinas Pertanian dan Pangan Badung
Badung (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, Bali, menyiapkan ratusan petugas untuk memeriksa kesehatan babi menjelang perayaan Hari Raya Galungan, di tengah merebaknya penyakit yang menyebabkan ratusan babi di Bali sakit dan mati mendadak.
"Kami ingin memberikan perlindungan dan rasa aman kepada masyarakat. Kami kemarin juga telah melakukan pemeriksaan ratusan babi yang akan dipotong saat momen Penampahan Galungan di Desa Ayunan Kecamatan Abiansemal, Badung," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung, I Wayan Wijana, di Mangupura, Senin.
Dalam pemeriksaan itu, petugas kesehatan hewan dari UPT Kecamatan Abiansemal dan Kabupaten Badung mengecek secara seksama kesehatan babi yang akan dipotong. Ketika memasuki kandang petugas telah memakai perlengkapan sesuai standar operasional prosedur dan melakukan penyemprotan disinfektan.
Baca juga: Ratusan warga Banjar Bongan Gede-Tabanan adakan Tradisi Mesuryak
Baca juga: Sekda Bali: kasus kematian babi belum positif ASF
Wayan Wijana menjelaskan, pemeriksaan sebelum dipotong atau antemortem, dilakukan terhadap 35 ekor babi untuk tahap awal dari 130 ekor yang rencananya dipotong. Dari hasil pemeriksaan, semua babi dalam kondisi sehat dan layak dipotong.
Ia menjelaskan, setelah pemeriksaan itu, petugas akan melanjutkan melakukan pemeriksaan pasca hewan dipotong atau postmortem guna memastikan kondisi daging aman dikonsumsi.
"Upaya ini kami lakukan guna menjamin masyarakat mendapat daging babi yang aman, sehat dan utuh," katanya.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan saat rangkaian perayaan Hari Galungan. Nantinya, para petugas yang terdiri petugas penyuluh Puskeswan dan dokter hewan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana akan diterjunkan langsung ke tempat-tempat pemotongan babi di masing-masing desa atau kelurahan.
"Selain melakukan pemeriksaan, mereka juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat sehari sebelum dan saat Penampahan," katanya.
Sejak merebaknya penyakit ternak babi mati itu, pihaknya bersama Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali, juga gencar memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit babi yang tergolong baru serta cara-cara untuk mencegah penyebarannya.
Pihaknya juga telah memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa penyakit tersebut tidak menular kepada manusia dan daging yang berasal dari babi yang sehat dan diolah dengan baik sangat aman dikonsumsi masyarakat.
Baca juga: Kadistan Bali sebut tercatat 808 ekor babi terkena ASF
Baca juga: Pemprov Bali petakan 25 titik berisiko terkena virus demam babi Afrika
Sementara iru, salah seorang peternak babi di Badung, I Wayan Subandra mengatakan, untuk Hari Raya Galungan ini, pihaknya akan melakukan pemotongan babi sebanyak 130 ekor untuk dibagikan kepada pelanggannya.
Selama ini, ia juga telah menerapkan biosecurity yang ketat dalam beternak babi, termasuk pemilihan bibit yang baik dan pakan yang bagus.
"Ketika merebaknya virus babi, kami rutin lakukan biosecurity dengan memilih bibit yang sehat, pakan bagus, kandang standar, adanya sirkulasi, desinfektan dan tidak boleh sembarang orang masuk kandang. Sejauh ini ternak babi kami aman, meskipun di sekitar juga banyak babi yang mati," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Klungkung siapkan puluhan babi untuk pengungsi di Hari Penampahan
Baca juga: Masyarakat Bali potong ribuan ekor babi secara massal
"Kami ingin memberikan perlindungan dan rasa aman kepada masyarakat. Kami kemarin juga telah melakukan pemeriksaan ratusan babi yang akan dipotong saat momen Penampahan Galungan di Desa Ayunan Kecamatan Abiansemal, Badung," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung, I Wayan Wijana, di Mangupura, Senin.
Dalam pemeriksaan itu, petugas kesehatan hewan dari UPT Kecamatan Abiansemal dan Kabupaten Badung mengecek secara seksama kesehatan babi yang akan dipotong. Ketika memasuki kandang petugas telah memakai perlengkapan sesuai standar operasional prosedur dan melakukan penyemprotan disinfektan.
Baca juga: Ratusan warga Banjar Bongan Gede-Tabanan adakan Tradisi Mesuryak
Baca juga: Sekda Bali: kasus kematian babi belum positif ASF
Wayan Wijana menjelaskan, pemeriksaan sebelum dipotong atau antemortem, dilakukan terhadap 35 ekor babi untuk tahap awal dari 130 ekor yang rencananya dipotong. Dari hasil pemeriksaan, semua babi dalam kondisi sehat dan layak dipotong.
Ia menjelaskan, setelah pemeriksaan itu, petugas akan melanjutkan melakukan pemeriksaan pasca hewan dipotong atau postmortem guna memastikan kondisi daging aman dikonsumsi.
"Upaya ini kami lakukan guna menjamin masyarakat mendapat daging babi yang aman, sehat dan utuh," katanya.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan saat rangkaian perayaan Hari Galungan. Nantinya, para petugas yang terdiri petugas penyuluh Puskeswan dan dokter hewan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana akan diterjunkan langsung ke tempat-tempat pemotongan babi di masing-masing desa atau kelurahan.
"Selain melakukan pemeriksaan, mereka juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat sehari sebelum dan saat Penampahan," katanya.
Sejak merebaknya penyakit ternak babi mati itu, pihaknya bersama Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali, juga gencar memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit babi yang tergolong baru serta cara-cara untuk mencegah penyebarannya.
Pihaknya juga telah memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa penyakit tersebut tidak menular kepada manusia dan daging yang berasal dari babi yang sehat dan diolah dengan baik sangat aman dikonsumsi masyarakat.
Baca juga: Kadistan Bali sebut tercatat 808 ekor babi terkena ASF
Baca juga: Pemprov Bali petakan 25 titik berisiko terkena virus demam babi Afrika
Sementara iru, salah seorang peternak babi di Badung, I Wayan Subandra mengatakan, untuk Hari Raya Galungan ini, pihaknya akan melakukan pemotongan babi sebanyak 130 ekor untuk dibagikan kepada pelanggannya.
Selama ini, ia juga telah menerapkan biosecurity yang ketat dalam beternak babi, termasuk pemilihan bibit yang baik dan pakan yang bagus.
"Ketika merebaknya virus babi, kami rutin lakukan biosecurity dengan memilih bibit yang sehat, pakan bagus, kandang standar, adanya sirkulasi, desinfektan dan tidak boleh sembarang orang masuk kandang. Sejauh ini ternak babi kami aman, meskipun di sekitar juga banyak babi yang mati," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Klungkung siapkan puluhan babi untuk pengungsi di Hari Penampahan
Baca juga: Masyarakat Bali potong ribuan ekor babi secara massal
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: