Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir mengakui mendapatkan pesanan dua juta masker dari mitra bisnisnya Suning Group terkait wabah virus corona yang menyebarluas di berbagai negara.

"Hari ini saya sudah ditelepon Suning Group, yang dulu beli investasi saya di klub sepak bola Inter Milan. Dia mau beli dua juta masker," ujar Erick Thohir di Jakarta, Senin.

Erick mengatakan bahwa dirinya akan menawarkan pesanan dua juta masker itu kepada Indonesia Healthcare Corporation (IHC), BUMN farmasi, perusahaan BUMN yang dapat memproduksi masker atau pihak lainnya.

Baca juga: Moeldoko titipkan 20.000 masker untuk WNI di Hong Kong

Menurut Menteri BUMN tersebut, wabah virus virus corona yang saat ini menjadi status darurat World Health Organization (WHO) dapat menjadi peluang bisnis, melaluj penyediaan alat-alat kesehatan seperti masker.

"Kebutuhan banyak hal juga menjadi peluang dan kesempatan, kalau kita bisa membuatnya," kata Erick dalam 1st IHC (Indonesia Healthcare Corporation) Medical Forum.

Namun Menteri BUMN tersebut mengingatkan agar Indonesia jangan terus menjual atau mengekspor masker ke luar negeri, dan tetap memprioritaskan kebutuhan untuk pasar domestik terlebih dahulu.

Sebelumnya Masyarakat China membutuhkan masker hingga 60 juta helai per hari selama virus corona yang menyebabkan radang paru-paru (pneumonia) berat mewabah di negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa itu.

Masyarakat China sangat membutuhkan masker impor, terutama yang berstandar N95 yang biasa digunakan oleh petugas bedah medis.

Permintaan di pasaran umum juga melonjak tajam, terutama untuk merek 3M dan Honeywell. Lonjakan permintaan masker ini persis saat wabah SARS terjadi di China pada 2003, wabah flu burung 2009, dan polusi udara terparah pada 2013-2014.

Baca juga: Menkeu monitor Singapura setelah kenaikan status virus corona
Baca juga: Pengiriman masker dari Belitung menuju China meningkat