Laporan dari Australia
Presiden Jokowi di hadapan parlemen Australia: "Good day mate"
10 Februari 2020 13:55 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan pers bersama dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison di gedung parlemen di Canberra, Australia, Senin (10/2). (ANTARA/Desca Lidya Natalia)
Canberra (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato di hadapan Perdana Menteri Australia Scott Morrison, serta para anggota senat dan "House of Representative" dengan mengucapkan sapaan "good day mate".
"Selamat siang, good day mate. Saya merasa terhormat dapat berbicara di hadapan seluruh anggota Senat dan House Australia. Tanggal 2 Februari yang lalu, satu pleton Zeni dari TNI, serta sejumlah personel dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana meninggalkan Indonesia menuju New South Wales," kata Presiden Joko Widodo di gedung Parlemen, Canberra, Australia, Senin.
Baca juga: Indonesia dapat apresiasi karena bantu penanganan karhutla Australia
Presiden Joko Widodo adalah kepala negara ke-12 yang diberikan kesempatan bicara di hadapan parlemen dalam sejarah Australia dan menjadi yang pertama untuk berbicara pada 2020.
Selama sekitar 16 menit, Presiden Jokowi menyampaikan pidato dalam bahasa Indonesia di hadapan dua kubu parlemen yaitu dari koalisi Partai Liberal dan koalisi Partai Buruh. Sebelum Presiden berpidato, ketua partai Liberal sekaligus PM Australia Scott Morrison serta Ketua Partai Buruh Australia Anthony Albanese juga menyampaikan pidato mengenai Indonesia dan sosok Presiden Jokowi.
"Satu tujuan mereka bekerja bahu membahu dengan rakyat Australia untuk menangani kebakaran hutan di Australia dan di saat yang sama Tim Indonesia dan Australia juga sedang membahas penjajagan kerja sama untuk modifikasi cuaca," tambah Presiden.
Pada 23 Desember 2019 lalu, menurut Presiden, ia telah menyampaikan pesan yang sangat jelas kepada PM Scott Morrison, bahwa Indonesia akan selalu bersama Australia di masa sulit.
"Saat ayahanda PM Morrison meninggal dunia, saya dan rakyat Indonesia ikut merasakan duka PM Morrison dan keluarga. Sahabat sejati adalah yang selalu bersama dalam suka dan duka. 'A friend in need is a friend indeed'," ungkap Presiden.
Baca juga: Presiden Joko Widodo santap malam dengan PM Scott Morrison
Menurut Presiden, Australia selalu berada di samping Indonesia saat Indonesia terkena musibah. Rakyat Indonesia tidak akan pernah lupa bantuan Australia saat bencana tsunami tahun 2004 di Aceh dan Nias.
"Sembilan tentara Australia telah gugur membantu sahabatnya yang tengah berduka di Aceh dan Nias. Mereka adalah patriot, mereka adalah sahabat Indonesia, mereka adalah Pahlawan Kemanusiaan," ungkap Presiden.
Menurut Presiden, Indonesia dan Australia ditakdirkan sebagai tetangga dekat.
"Kita tidak bisa memilih tetangga, tidak bisa. Namun kita memilih untuk bersahabat. Australia adalah sahabat paling dekat Indonesia," tambah Presiden.
Menurut Presiden, meskipun Indonesia dan Australia memiliki budaya yang berbeda. Namun kita memiliki nilai-nilai yang sama, kemajemukan, keberagaman, etnis, dan toleransi, demokrasi, dan penghormatan hak asasi manusia, serta perlindungan terhadap lingkungan hidup.
"61 tahun yang lalu tahun 1959, Perdana Menteri Robert Menzies, pada saat berkunjung ke Universitas Gadjah Mada, almamater saya. beliau berkata: 'We have 10 times as much in common than we have in difference'," tambah Presiden.
Baca juga: Presiden Jokowi: IA-CEPA tingkatkan keterbukaan perdagangan-investasi
"Selamat siang, good day mate. Saya merasa terhormat dapat berbicara di hadapan seluruh anggota Senat dan House Australia. Tanggal 2 Februari yang lalu, satu pleton Zeni dari TNI, serta sejumlah personel dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana meninggalkan Indonesia menuju New South Wales," kata Presiden Joko Widodo di gedung Parlemen, Canberra, Australia, Senin.
Baca juga: Indonesia dapat apresiasi karena bantu penanganan karhutla Australia
Presiden Joko Widodo adalah kepala negara ke-12 yang diberikan kesempatan bicara di hadapan parlemen dalam sejarah Australia dan menjadi yang pertama untuk berbicara pada 2020.
Selama sekitar 16 menit, Presiden Jokowi menyampaikan pidato dalam bahasa Indonesia di hadapan dua kubu parlemen yaitu dari koalisi Partai Liberal dan koalisi Partai Buruh. Sebelum Presiden berpidato, ketua partai Liberal sekaligus PM Australia Scott Morrison serta Ketua Partai Buruh Australia Anthony Albanese juga menyampaikan pidato mengenai Indonesia dan sosok Presiden Jokowi.
"Satu tujuan mereka bekerja bahu membahu dengan rakyat Australia untuk menangani kebakaran hutan di Australia dan di saat yang sama Tim Indonesia dan Australia juga sedang membahas penjajagan kerja sama untuk modifikasi cuaca," tambah Presiden.
Pada 23 Desember 2019 lalu, menurut Presiden, ia telah menyampaikan pesan yang sangat jelas kepada PM Scott Morrison, bahwa Indonesia akan selalu bersama Australia di masa sulit.
"Saat ayahanda PM Morrison meninggal dunia, saya dan rakyat Indonesia ikut merasakan duka PM Morrison dan keluarga. Sahabat sejati adalah yang selalu bersama dalam suka dan duka. 'A friend in need is a friend indeed'," ungkap Presiden.
Baca juga: Presiden Joko Widodo santap malam dengan PM Scott Morrison
Menurut Presiden, Australia selalu berada di samping Indonesia saat Indonesia terkena musibah. Rakyat Indonesia tidak akan pernah lupa bantuan Australia saat bencana tsunami tahun 2004 di Aceh dan Nias.
"Sembilan tentara Australia telah gugur membantu sahabatnya yang tengah berduka di Aceh dan Nias. Mereka adalah patriot, mereka adalah sahabat Indonesia, mereka adalah Pahlawan Kemanusiaan," ungkap Presiden.
Menurut Presiden, Indonesia dan Australia ditakdirkan sebagai tetangga dekat.
"Kita tidak bisa memilih tetangga, tidak bisa. Namun kita memilih untuk bersahabat. Australia adalah sahabat paling dekat Indonesia," tambah Presiden.
Menurut Presiden, meskipun Indonesia dan Australia memiliki budaya yang berbeda. Namun kita memiliki nilai-nilai yang sama, kemajemukan, keberagaman, etnis, dan toleransi, demokrasi, dan penghormatan hak asasi manusia, serta perlindungan terhadap lingkungan hidup.
"61 tahun yang lalu tahun 1959, Perdana Menteri Robert Menzies, pada saat berkunjung ke Universitas Gadjah Mada, almamater saya. beliau berkata: 'We have 10 times as much in common than we have in difference'," tambah Presiden.
Baca juga: Presiden Jokowi: IA-CEPA tingkatkan keterbukaan perdagangan-investasi
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020
Tags: