Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto menyebut kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Canberra, Australia, berkaitan dengan telah selesainya ratifikasi perjanjian ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Australia (IA) atau IA CEPA, yang akan memperkuat kerja sama perdagangan kedua negara.

“Poin penting dalam kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Canberra kali ini dari aspek ekonomi, khususnya perdagangan, adalah Presiden RI datang ke Australia pada saat yang tepat setelah proses ratifikasi IA-CEPA di DPR RI selesai dilaksanakan oleh kedua negara,” ujar Mendag lewat keterangannya diterima di Jakarta, Senin.

Selain itu, kunjungan kerja Presiden Jokowi juga menandai semakin kuatnya hubungan bilateral RI- Australia yang sudah menginjak 70 tahun.

Baca juga: Presiden Jokowi gerak cepat implementasikan IA CEPA


Dengan telah selesainya ratifikasi IA-CEPA tersebut, dalam lima tahun ke depan, kedua negara menyepakati peta jalan yang jelas sehingga diharapkan hubungan bilateral, khususnya perdagangan Indonesia-Australia akan semakin kuat dan saling menguntungkan.

“Hal ini tentu merupakan tonggak sejarah yang harus disampaikan kepada rakyat Indonesia bahwa melalui IA-CEPA, akses pasar akan terbuka dan meningkatkan ekspor Indonesia ke Australia,” ujar Mendag.
Sejumlah 6.474 pos tarif atas produk ekspor Indonesia akan menjadi 0 persen pada saat IA-CEPA diimplementasikan dan tidak ada lagi hambatan perdagangan bagi ekspor Indonesia di pasar Australia.

Untuk itu, produk ekspor Indonesia diharapkan dapat berdaya saing dan makin kuat di pasar global. Sementara itu Indonesia akan mengeliminasi 94,5 persen (10.229 pos tarif) pada tahun 2020 ini.

Produk unggulan Indonesia yang menjadi target untuk ditingkatkan ekspornya adalah TPT, karpet/permadani, furnitur dari kayu, serta otomotif dan suku cadangnya.

Produk-produk lain yang potensial untuk dikembangkan ekspornya yaitu ethylene glycol, lembaran polymer ethylene, pipa penyaluran untuk migas, herbisida dan pestisida, peralatan elektronik, mesin-mesin, karet dan turunannya (seperti ban mobil), kopi dan kopi olahan, kakao/cokelat, makanan dan minuman, serta kertas dan produk kertas.

“Target ekspor tersebut merupakan salah satu strategi utama Indonesia dalam menekan defisit neraca perdagangan serta sejalan dengan upaya meningkatkan ekspor dan investasi Indonesia di Australia dan global. Kedua negara juga dapat menguatkan economic powerhouse,” jelas Mendag.

Baca juga: RI harapkan kemitraan ekonomi IA-CEPA tingkatkan investasi Australia