Kemenperin gandeng Jepang olah limbah sawit jadi bahan baku kertas
10 Februari 2020 11:32 WIB
Aktivitas pengolahan limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang dijadikan sebagai bahan baku untuk industri kertas dan karton di Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK). ANTARA/HO Humas Kemenperin/am.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjalin kerja sama dengan perusahaan Jepang untuk mengembangkan produk bubur kertas dan pulp dari limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS).
Upaya strategis ini direalisasikan oleh Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) bersama konsorsium PIC Co Ltd dan Taizen Co Ltd, yang bergerak di bidang manufaktur serta penjualan mesin industi pulp dan kertas.
“Langkah sinergi ini dilakukan melalui program Japan International Cooperation Agency (JICA)," kata Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Restu Yuni Widayati di Jakarta, Senin .
Baca juga: PTPN V dorong optimalisasi limbah sawit jadi arang briket
Melalui kolaborasi itu Restu berharap industri pulp dan kertas dapat lebih mandiri dan tidak lagi ketergantungan dengan kertas jenis old corrugated cardboard (OCC).
Selain itu, lanjut dia, industri minyak sawit juga mendapat untung karena dapat mengurangi biaya proses pengolahan dan pembuangan hasil samping yang selama ini dilakukan.
Restu menerangkan tim PIC & Taizen telah mendatangkan teknologi Taizen dari Jepang ke Indonesia untuk dioperasikan di lingkungan BBPK Bandung.
Ia berharap, penggunaan teknologi ini dapat turut berkontribusi dalam penyelesaian masalah lingkungan di Indonesia, terutama bagi industri kelapa sawit serta industri pulp dan kertas.
Selama ini, industri pulp dan kertas berkontribusi cukup signifikan bagi perekonomian nasional.
Baca juga: Akademisi: Lumpur dan bungkil sawit bisa jadi pakan alternatif unggas
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada tahun 2019 industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman menyumbang 3,95 perseb terhadap industri pengolahan nonmigas dengan pertumbuhan sebesar 8,14 persen.
Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) pun menilai permintaan domestik maupun global masih terus meningkat hingga 2 persen.
“Kebutuhan kertas saat ini didominasi untuk packaging (kertas kemas). Salah satunya diserap oleh industri kertas kemas, yakni berupa kertas medium dan liner untuk memproduksi kotak karton kemasan,” papar Kepala BBPK Saiful Bahri menambahkan.
Lebih jauh Restu mengatakan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan bahan baku alternatif yang mempunyai potensi besar di Indonesia, karena negeri ini unggulan dalam produksi kelapa sawit.
Merujuk data Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, sepanjang tahun 2019, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia diperkirakan sekitar 14,68 juta hektar, dengan jumlah produksi mencapai 51,8 juta ton per tahun atau terbesar di dunia.
Setiap satuan berat tandan buah segar (TBS) sawit, diproyeksi bisa menghasilkan 21-23 persen TKKS.
Selama ini KKS tersebut lebih banyak digunakan untuk pupuk kebun atau bahan bakar industri CPO. Diperkirakan, dengan kondisi saat ini, kebun kelapa sawit dapat memenuhi kebutuhan bahan baku kertas karton (medium linear) mencapai 45 juta ton.
Upaya strategis ini direalisasikan oleh Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) bersama konsorsium PIC Co Ltd dan Taizen Co Ltd, yang bergerak di bidang manufaktur serta penjualan mesin industi pulp dan kertas.
“Langkah sinergi ini dilakukan melalui program Japan International Cooperation Agency (JICA)," kata Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Restu Yuni Widayati di Jakarta, Senin .
Baca juga: PTPN V dorong optimalisasi limbah sawit jadi arang briket
Melalui kolaborasi itu Restu berharap industri pulp dan kertas dapat lebih mandiri dan tidak lagi ketergantungan dengan kertas jenis old corrugated cardboard (OCC).
Selain itu, lanjut dia, industri minyak sawit juga mendapat untung karena dapat mengurangi biaya proses pengolahan dan pembuangan hasil samping yang selama ini dilakukan.
Restu menerangkan tim PIC & Taizen telah mendatangkan teknologi Taizen dari Jepang ke Indonesia untuk dioperasikan di lingkungan BBPK Bandung.
Ia berharap, penggunaan teknologi ini dapat turut berkontribusi dalam penyelesaian masalah lingkungan di Indonesia, terutama bagi industri kelapa sawit serta industri pulp dan kertas.
Selama ini, industri pulp dan kertas berkontribusi cukup signifikan bagi perekonomian nasional.
Baca juga: Akademisi: Lumpur dan bungkil sawit bisa jadi pakan alternatif unggas
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada tahun 2019 industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman menyumbang 3,95 perseb terhadap industri pengolahan nonmigas dengan pertumbuhan sebesar 8,14 persen.
Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) pun menilai permintaan domestik maupun global masih terus meningkat hingga 2 persen.
“Kebutuhan kertas saat ini didominasi untuk packaging (kertas kemas). Salah satunya diserap oleh industri kertas kemas, yakni berupa kertas medium dan liner untuk memproduksi kotak karton kemasan,” papar Kepala BBPK Saiful Bahri menambahkan.
Lebih jauh Restu mengatakan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan bahan baku alternatif yang mempunyai potensi besar di Indonesia, karena negeri ini unggulan dalam produksi kelapa sawit.
Merujuk data Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, sepanjang tahun 2019, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia diperkirakan sekitar 14,68 juta hektar, dengan jumlah produksi mencapai 51,8 juta ton per tahun atau terbesar di dunia.
Setiap satuan berat tandan buah segar (TBS) sawit, diproyeksi bisa menghasilkan 21-23 persen TKKS.
Selama ini KKS tersebut lebih banyak digunakan untuk pupuk kebun atau bahan bakar industri CPO. Diperkirakan, dengan kondisi saat ini, kebun kelapa sawit dapat memenuhi kebutuhan bahan baku kertas karton (medium linear) mencapai 45 juta ton.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: