Presiden Turkmenistan tunjuk putranya jadi menteri industri
8 Februari 2020 17:44 WIB
Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev dan Presiden Turkmenistan Kurbanguly Berdimuhamedov meninjau limosin buatan Rusia Aurus Senat sebelum sidang di Forum Ekonomi Kaspia Pertama di Turkmenbashi, Turkmenistan, Senin (12/8/2019). Sputnik/Dmitry Astakhov/Pool via REUTERS/djo/ama
Ashgabat (ANTARA) - Presiden Turkmenistan Kurbanguly Berdymukhamedov menunjuk putranya Serdar sebagai menteri industri dan pembangunan, menurut laporan kantor berita negara Asia Tengah tersebut pada Sabtu.
Pengangkatannya terjadi kurang dari setahun setelah Serdar Berdymukhamedov (38) menjabat sebagai gubernur.
Kenaikan jabatan secara kilat itu memicu bahan pembicaraan bahwa presiden otokratis berusia 62 tahun itu sedang membekali putranya sebagai penggantinya kelak.
Seperti dalam tugas sebelumnya, Serdar Berdymukhamedov pada jabatannya sekarang tampaknya akan mengawasi proyek ambisius pembangunan ibu kota baru untuk Provinsi Ahal, yang dulu pernah ia pimpin.
Presiden negara yang kaya akan gas tersebut pekan ini menandatangani dekret yang mengalokasikan dana senilai 1,47 miliar dolar AS (sekitar Rp20 triliun) untuk impor bahan bangunan, peralatan dan produk lainnya yang dibutuhkan untuk kota baru tersebut, sebuah langkah tak lazim di tengah meluasnya krisis valuta asing.
Sumber: Reuters
Baca juga: Lima negara tandatangani perjanjian penggunaan Laut Kaspia
Pengangkatannya terjadi kurang dari setahun setelah Serdar Berdymukhamedov (38) menjabat sebagai gubernur.
Kenaikan jabatan secara kilat itu memicu bahan pembicaraan bahwa presiden otokratis berusia 62 tahun itu sedang membekali putranya sebagai penggantinya kelak.
Seperti dalam tugas sebelumnya, Serdar Berdymukhamedov pada jabatannya sekarang tampaknya akan mengawasi proyek ambisius pembangunan ibu kota baru untuk Provinsi Ahal, yang dulu pernah ia pimpin.
Presiden negara yang kaya akan gas tersebut pekan ini menandatangani dekret yang mengalokasikan dana senilai 1,47 miliar dolar AS (sekitar Rp20 triliun) untuk impor bahan bangunan, peralatan dan produk lainnya yang dibutuhkan untuk kota baru tersebut, sebuah langkah tak lazim di tengah meluasnya krisis valuta asing.
Sumber: Reuters
Baca juga: Lima negara tandatangani perjanjian penggunaan Laut Kaspia
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020
Tags: