Jakarta (ANTARA) - PT Jasa Marga Tbk (JSMR) optimistis pendapatan perusahaan pada 2020 akan meningkat seiring mulai beroperasinya beberapa ruas jalan tol.

"Saat ruas baru beroperasi, dari awalnya nol, langsung ada, dari volumenya kecil langsung besar. Signifikansi pendapatan yang utama itu dari ruas ruas baru," ujar Sekertaris Perusahaan Jasa Marga Mohamad Agus Setiawan di Jakarta Jumat.

Ia mengemukakan setidaknya bakal ada dua ruas tol baru yang bakal beroperasi dan berkontribusi pada pendapatan perseroan pada tahun ini, yakni Jalan tol Jakarta-Cikampek (Japek) Elevated dan ruas jalan tol JOOR II, yaitu Jalan Tol Cinere-Serpong, Serpong-Kunciran, dan Kunciran-Cengkareng.

Baca juga: Jasa Marga: IPO menjadi opsi Jasamarga Transjawa raih pembiayaan

"Kami melihatnya di 2020 pendapatan akan meningkat signifikan," ucapnya.

Ia mengatakan kedua ruas tol itu bakal beroperasi pada semester pertama tahun ini, dan selanjutnya bakal dikenakan tarif pada tahun sama sehingga akan memberikan sumbangan ke pendapatan.

Agus juga mengatakan jumlah volume kendaraan yang terus meningkat bakal turut mendukung kinerja pendapatan perseroan.

"Bisa kita lihat jalan tol di Jabotabek, volume lalu lintasnya tinggi. Karena memang kebutuhan terhadap pendistribusian volume itu akan besar. Sekarang kan ruas yang ada itu sangat terbatas. Sehingga harapannya ada ruas baru," katanya.

Baca juga: Jasa Marga usulkan penyesuaian tarif tiga ruas tol

Ruas baru jalan tol, lanjut dia, akan membuat distribusi kendaraan yang ada menyebar dan diharapkan memperlancar lalu lintas.

Di sisi lain, lanjut dia, ruas baru itu juga bakal mendorong kinerja pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) perusahaan.

"Yang paling signifikan mempengaruhi EBITDA adalah ruas baru yang baru operasi," ucapnya.

Pada kuartal ketiga 2019, BUMN pengelola jalan tol itu tercatat membukukan EBITDA sebesar Rp5 triliun, tumbuh sebesar 16,9 persen dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun lalu sebesar Rp4,28 triliun.

Sementara untuk kinerja tahun buku 2019, ia belum berkenan menjabarkan karena masih menunggu persetujuan sejumlah pihak.

"2019 kita sudah punya angkanya tapi belum boleh diekspos. Tapi kita akan ekspos sesudah laporannya ada dan akam kirim ke OJK dulu. Masih sesuai target," katanya.