Menlu Rusia kecam 'provokasi' AS di Venezuela
7 Februari 2020 16:00 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan jempol kepada wartawan media dengan pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Rabu (5/2/2020). (REUTERS/Kevin Lamarque)
Mexico City (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Kamis (6/2), mengecam kebijakan luar negeri AS di Venezuela, dengan mengkritik "provokasi" dan upaya-upaya AS menciptakan langkah yang ia sebut sebagai dalih untuk melakukan intervensi militer.
Kecaman Lavrov terhadap Washington itu, yang dikeluarkan saat berkunjung ke Meksiko, membuat canggung sang negara tuan rumah.
Pemerintah Meksiko selama ini berupaya tidak memusuhi pemerintahan Trump, yaitu dengan memenuhi tuntutan-tuntutan terkait imigrasi serta berbagai masalah lainnya untuk menghindari hukuman dari AS.
Rusia dan Amerika Serikat telah beberapa kali terlibat percekcokan soal Venezuela. Di negara itu, perusahaan-perusahaan minyak serta penasihat militer Rusia memainkan peranan kunci dalam mendukung pemerintahan sosialis Presiden Nicolas Maduro.
Amerika Serikat dan puluhan negara lainnya mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido, yang sebelumnya berupaya menggulingkan Maduro, sebagai presiden sah Venezuela. Washington telah menerapkan sejumlah sanksi dalam upaya untuk mengusir Maduro dari kursi kekuasaan.
Lavrov mengecam upaya-upaya untuk menyingkirkan Maduro, yang ia katakan sebagai langkah yang "tak berguna". Lavrov juga menyebut ancaman Washington terhadap Venezuela kontraproduktif.
Menlu Rusia itu mengatakan Amerika Serikat sedang "mengancam semua opsi yang ada" dan ikut melancarkan "provokasi" di Venezuela.
"Tidak ada yang bisa menyelesaikan masalah rakyat Venezuela bagi mereka, tapi beberapa pihak lain kemungkinan besar berusaha mencegah mereka melakukan perundingan. Kami melihat upaya-upaya itu dijalankan sebagai dalih untuk melakukan intervensi militer," kata Lavrov, seperti dilaporkan kantor berita negara Rusia, Tass.
"Rusia dan Meksiko sepakat bahwa tindakan ini akan dikategorikan sebagai langkah yang tak bisa diterima," kata Lavrov, menurut Tass.
Lavrov melakukan pertemuan dengan mitranya dari Meksiko, Marcelo Ebrard, pada Kamis dan setelah itu ia mengatakan kebijakan luar negeri AS terjebak pada masa lalu. Ia menuding Washington menjalankan taktik perundungan.
"Amerika Serikat berpikir bahwa segalanya boleh dilakukan dan, sementara itu, mereka mengancam mitra-mitra wicara, termasuk dengan hukuman dan sanksi," kata Lavrov saat konferensi pers di Mexico City, menurut terjemahan langsung pernyataannya ke Bahasa Spanyol.
Sementara Lavrov berbicara secara hangat menyangkut visi bersama Amerika Latin dengan Mexico, Menlu Ebrard tidak muncul bersamanya. Pada kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo tahun lalu, Ebrard dan Pompeo melakukan konferensi pers secara bersama-sama.
"Ini penghinaan," kata Jorge Castenada, mantan menteri luar negeri Meksiko, kepada Reuters. "Ini memperlihatkan betapa pemerintahan ini sudah tunduk pada Amerika."
Sumber: Reuters
Baca juga: Venezuela tahan anggota parlemen menjelang pemilihan ulang Guaido
Baca juga: Presiden Guatemala putuskan hubungan dengan Venezuela
Kecaman Lavrov terhadap Washington itu, yang dikeluarkan saat berkunjung ke Meksiko, membuat canggung sang negara tuan rumah.
Pemerintah Meksiko selama ini berupaya tidak memusuhi pemerintahan Trump, yaitu dengan memenuhi tuntutan-tuntutan terkait imigrasi serta berbagai masalah lainnya untuk menghindari hukuman dari AS.
Rusia dan Amerika Serikat telah beberapa kali terlibat percekcokan soal Venezuela. Di negara itu, perusahaan-perusahaan minyak serta penasihat militer Rusia memainkan peranan kunci dalam mendukung pemerintahan sosialis Presiden Nicolas Maduro.
Amerika Serikat dan puluhan negara lainnya mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido, yang sebelumnya berupaya menggulingkan Maduro, sebagai presiden sah Venezuela. Washington telah menerapkan sejumlah sanksi dalam upaya untuk mengusir Maduro dari kursi kekuasaan.
Lavrov mengecam upaya-upaya untuk menyingkirkan Maduro, yang ia katakan sebagai langkah yang "tak berguna". Lavrov juga menyebut ancaman Washington terhadap Venezuela kontraproduktif.
Menlu Rusia itu mengatakan Amerika Serikat sedang "mengancam semua opsi yang ada" dan ikut melancarkan "provokasi" di Venezuela.
"Tidak ada yang bisa menyelesaikan masalah rakyat Venezuela bagi mereka, tapi beberapa pihak lain kemungkinan besar berusaha mencegah mereka melakukan perundingan. Kami melihat upaya-upaya itu dijalankan sebagai dalih untuk melakukan intervensi militer," kata Lavrov, seperti dilaporkan kantor berita negara Rusia, Tass.
"Rusia dan Meksiko sepakat bahwa tindakan ini akan dikategorikan sebagai langkah yang tak bisa diterima," kata Lavrov, menurut Tass.
Lavrov melakukan pertemuan dengan mitranya dari Meksiko, Marcelo Ebrard, pada Kamis dan setelah itu ia mengatakan kebijakan luar negeri AS terjebak pada masa lalu. Ia menuding Washington menjalankan taktik perundungan.
"Amerika Serikat berpikir bahwa segalanya boleh dilakukan dan, sementara itu, mereka mengancam mitra-mitra wicara, termasuk dengan hukuman dan sanksi," kata Lavrov saat konferensi pers di Mexico City, menurut terjemahan langsung pernyataannya ke Bahasa Spanyol.
Sementara Lavrov berbicara secara hangat menyangkut visi bersama Amerika Latin dengan Mexico, Menlu Ebrard tidak muncul bersamanya. Pada kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo tahun lalu, Ebrard dan Pompeo melakukan konferensi pers secara bersama-sama.
"Ini penghinaan," kata Jorge Castenada, mantan menteri luar negeri Meksiko, kepada Reuters. "Ini memperlihatkan betapa pemerintahan ini sudah tunduk pada Amerika."
Sumber: Reuters
Baca juga: Venezuela tahan anggota parlemen menjelang pemilihan ulang Guaido
Baca juga: Presiden Guatemala putuskan hubungan dengan Venezuela
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020
Tags: