Emas naik untuk sesi kedua berturut-turut, didorong suku bunga rendah
7 Februari 2020 05:14 WIB
ILUSTRASI - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan. ANTARA/REUTERS/am.
Chicago (ANTARA) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange menetap lebih tinggi untuk sesi kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena beberapa analis memperkirakan rezim suku bunga yang lebih rendah mendukung logam mulia.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April naik 7,2 dolar AS atau 0,46 persen, menjadi ditutup di 1,570 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya emas berjangka naik 7,3 dolar AS atau 0,47 persen menjadi menetap di 1.562,8 dolar AS per ounce.
Namun, kenaikan harga emas sebagian dibatasi oleh greenback yang lebih kuat. Indeks dolar AS yang mengukur dolar terhadap enam mata uang saingannya naik 0,19 persen menjadi 98,49 pada 19.30 GMT.
Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 21,6 sen atau 1,23 persen, menjadi ditutup pada 17,818 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan April turun 19,7 dolar AS atau 2,00 persen, menjadi menetap pada 967,4 dolar AS per ounce. Emas berjangka berbalik naik dari kejatuhan hari sebelumnya menjadi lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (5/2/2020), karena investor beralih ke pembelian teknis setelah emas turun 1,7 persen pada sesi sebelumnya.
Emas berjangka anjlok 26,9 dolar AS atau 1,7 persen menjadi 1.555,5 dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa (4/2/2020), karena kekuatan di pasar saham Amerika Serikat mendorong investor menjauh dari logam mulia.
Penurunan tajam itu, memicu para investor untuk membeli kembali logam mulia yang harganya dinilai sudah rendah.
Baca juga: Emas 'rebound', berakhir naik 7,3 dolar AS karena pembelian teknis
Baca juga: Pasar saham AS melonjak, harga emas berjangka anjlok 26,9 dolar
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April naik 7,2 dolar AS atau 0,46 persen, menjadi ditutup di 1,570 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya emas berjangka naik 7,3 dolar AS atau 0,47 persen menjadi menetap di 1.562,8 dolar AS per ounce.
Namun, kenaikan harga emas sebagian dibatasi oleh greenback yang lebih kuat. Indeks dolar AS yang mengukur dolar terhadap enam mata uang saingannya naik 0,19 persen menjadi 98,49 pada 19.30 GMT.
Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 21,6 sen atau 1,23 persen, menjadi ditutup pada 17,818 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan April turun 19,7 dolar AS atau 2,00 persen, menjadi menetap pada 967,4 dolar AS per ounce. Emas berjangka berbalik naik dari kejatuhan hari sebelumnya menjadi lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (5/2/2020), karena investor beralih ke pembelian teknis setelah emas turun 1,7 persen pada sesi sebelumnya.
Emas berjangka anjlok 26,9 dolar AS atau 1,7 persen menjadi 1.555,5 dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa (4/2/2020), karena kekuatan di pasar saham Amerika Serikat mendorong investor menjauh dari logam mulia.
Penurunan tajam itu, memicu para investor untuk membeli kembali logam mulia yang harganya dinilai sudah rendah.
Baca juga: Emas 'rebound', berakhir naik 7,3 dolar AS karena pembelian teknis
Baca juga: Pasar saham AS melonjak, harga emas berjangka anjlok 26,9 dolar
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: