Nadiem cerita pengalaman belajar bahasa mandarin pada perayaan Imlek
6 Februari 2020 18:22 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada Perayaan Imlek 2571/2020 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, Kamis (6/2/2020). ANTARA/Mentari Dwi Gayati/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menceritakan pengalaman belajar bahasa mandarin semasa kuliah pada acara perayaan Imlek 2571/2020 di kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Kamis.
"Saya masih ingat waktu saya masih kuliah. Sekarang sih sudah lupa. Tapi di dua tahun terakhir saya kuliah ambil (kelas) mandarin intensif dua tahun," katanya dalam acara perayaan Imlek yang antara lain dihadiri oleh Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Budi Santoso.
Nadiem, yang disambut pertunjukan barongsai saat tiba di Plaza Insan Berprestasi di kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengaku pernah hampir fasih menggunakan bahasa mandarin.
"Sampai bisa, lumayan lancar, tapi sampai sekarang sedih sekali karena hampir tidak digunakan, tidak ada latihannya," kata lulusan Harvard University tersebut.
Ia kemudian mengatakan bahwa bangsa Indonesia punya hubungan sangat erat dengan Tiongkok, baik dalam aspek sejarah maupun budaya.
Nadiem menambahkan bahwa meski sedikit terlambat dilaksanakan, perayaan Imlek di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan digelar meriah dengan berbagai pertunjukan, mulai dari barongsai, wushu, sampai tarian asal China.
"Kenapa perayaan ini sangat meriah, karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ingin meyakinkan masyarakat bahwa setiap kali kita merayakan hari libur Nasional dari berbagai macam agama, suku dan tradisi masing-masing, itu bukan hanya untuk dirayakan bagi suku atau agama tersebut," kata dia.
Baca juga:
Presiden Jokowi ajak kerja lebih keras dalam perayaan Imlek nasional
Tema perayaan Imlek nasional akan disenadakan dengan HUT RI 2020
"Saya masih ingat waktu saya masih kuliah. Sekarang sih sudah lupa. Tapi di dua tahun terakhir saya kuliah ambil (kelas) mandarin intensif dua tahun," katanya dalam acara perayaan Imlek yang antara lain dihadiri oleh Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Budi Santoso.
Nadiem, yang disambut pertunjukan barongsai saat tiba di Plaza Insan Berprestasi di kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengaku pernah hampir fasih menggunakan bahasa mandarin.
"Sampai bisa, lumayan lancar, tapi sampai sekarang sedih sekali karena hampir tidak digunakan, tidak ada latihannya," kata lulusan Harvard University tersebut.
Ia kemudian mengatakan bahwa bangsa Indonesia punya hubungan sangat erat dengan Tiongkok, baik dalam aspek sejarah maupun budaya.
Nadiem menambahkan bahwa meski sedikit terlambat dilaksanakan, perayaan Imlek di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan digelar meriah dengan berbagai pertunjukan, mulai dari barongsai, wushu, sampai tarian asal China.
"Kenapa perayaan ini sangat meriah, karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ingin meyakinkan masyarakat bahwa setiap kali kita merayakan hari libur Nasional dari berbagai macam agama, suku dan tradisi masing-masing, itu bukan hanya untuk dirayakan bagi suku atau agama tersebut," kata dia.
Baca juga:
Presiden Jokowi ajak kerja lebih keras dalam perayaan Imlek nasional
Tema perayaan Imlek nasional akan disenadakan dengan HUT RI 2020
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020
Tags: