Di mata Airlangga Hartarto, JB Sumarlin adalah pahlawan ekonomi
6 Februari 2020 18:07 WIB
Ilustrasi: Menteri Muda Perindustrian T. Ariwibowo dan Menteri Keuangan JB Sumarlin (kiri) menjelaskan tentang perkembangan kawasan Industri kepada wartawan usai melaporkan kepada Presiden Soeharto di kediaman Jl. Cendana, Rabu (3/3/1993). FOTO ANTARA/TF01/ss/hp/aa.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengenang Menteri Keuangan periode 1988-1993 JB Sumarlin merupakan pahlawan yang telah memberikan kontribusi besar dalam bidang ekonomi.
"Bagi kami beliau adalah panutan dan sangat profesional. Kami juga masih sering berkomunikasi dan beliau banyak memberikan masukan," kata Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis.
Airlangga Hartarto yang merupakan putra Menteri Perindustrian periode 1983-1993 Hartarto Sastrosoenarto ini juga mengingat pelajaran yang diberikan oleh JB Sumarlin dalam mengelola ekonomi Indonesia.
Salah satunya ketika JB Sumarlin mendukung pengendalian inflasi dan memperkuat struktur perkreditan melalui paket kebijakan deregulasi bidang moneter, keuangan dan perbankan.
"Jadi masalah struktural reform dan yang lain. Pengalaman Pak Marlin ini banyak, termasuk pada saat deregulasi keuangan yang dulu membuat banyak bank bermunculan," ujar Airlangga.
Menteri Keuangan periode 1988-1993 JB Sumarlin meninggal dunia dalam usia 87 tahun di Rumah Sakit Carolus, Jakarta, Kamis siang.
Baca juga: Mantan Menkeu JB Sumarlin meninggal dunia Kamis siang
Selama mengabdi sebagai bendahara negara, JB Sumarlin pernah melakukan sejumlah terobosan untuk mengatasi tantangan dan permasalahan ekonomi Indonesia.
Terobosan itu antara lain Gebrakan Sumarlin I berupa pengetatan moneter untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan Gebrakan Sumarlin II untuk menekan tingkat inflasi nasional.
Penghargaan yang pernah diraih Doktor lulusan Universitas Pittsburg ini antara lain Menteri Keuangan terbaik tahun 1989 oleh Euromoney dan Menteri terbaik tahun 1990 oleh majalah Asia.
Sumarlin pernah mendapatkan Bintang mahaputra Adiprana III pada 1973, dan pernah meraih Bintang Grootkruis in de Orde van Leopold II dari pemerintah Belgia pada 1975.
Pria kelahiran Blitar, 7 Desember 1932, juga pernah memegang sejumlah jabatan pemerintahan penting di era Orde Baru seperti Ketua BPK (1993-1998) dan Kepala Bappenas (1983-1988)
Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini juga pernah menjabat sebagai Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara (1973-1983) dan Kepala BP Batam.
Baca juga: JB Sumarlin dinilai berjasa meletakkan tonggak kebijakan moneter
"Bagi kami beliau adalah panutan dan sangat profesional. Kami juga masih sering berkomunikasi dan beliau banyak memberikan masukan," kata Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis.
Airlangga Hartarto yang merupakan putra Menteri Perindustrian periode 1983-1993 Hartarto Sastrosoenarto ini juga mengingat pelajaran yang diberikan oleh JB Sumarlin dalam mengelola ekonomi Indonesia.
Salah satunya ketika JB Sumarlin mendukung pengendalian inflasi dan memperkuat struktur perkreditan melalui paket kebijakan deregulasi bidang moneter, keuangan dan perbankan.
"Jadi masalah struktural reform dan yang lain. Pengalaman Pak Marlin ini banyak, termasuk pada saat deregulasi keuangan yang dulu membuat banyak bank bermunculan," ujar Airlangga.
Menteri Keuangan periode 1988-1993 JB Sumarlin meninggal dunia dalam usia 87 tahun di Rumah Sakit Carolus, Jakarta, Kamis siang.
Baca juga: Mantan Menkeu JB Sumarlin meninggal dunia Kamis siang
Selama mengabdi sebagai bendahara negara, JB Sumarlin pernah melakukan sejumlah terobosan untuk mengatasi tantangan dan permasalahan ekonomi Indonesia.
Terobosan itu antara lain Gebrakan Sumarlin I berupa pengetatan moneter untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan Gebrakan Sumarlin II untuk menekan tingkat inflasi nasional.
Penghargaan yang pernah diraih Doktor lulusan Universitas Pittsburg ini antara lain Menteri Keuangan terbaik tahun 1989 oleh Euromoney dan Menteri terbaik tahun 1990 oleh majalah Asia.
Sumarlin pernah mendapatkan Bintang mahaputra Adiprana III pada 1973, dan pernah meraih Bintang Grootkruis in de Orde van Leopold II dari pemerintah Belgia pada 1975.
Pria kelahiran Blitar, 7 Desember 1932, juga pernah memegang sejumlah jabatan pemerintahan penting di era Orde Baru seperti Ketua BPK (1993-1998) dan Kepala Bappenas (1983-1988)
Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini juga pernah menjabat sebagai Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara (1973-1983) dan Kepala BP Batam.
Baca juga: JB Sumarlin dinilai berjasa meletakkan tonggak kebijakan moneter
Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: