Jakarta (ANTARA) - Kebutuhan belanja modal PT ASDP Indonesia Ferry sepanjang 2020, yakni Rp1,6 triliun di mana alokasi prioritas, diantaranya pembelian kapal, revitalisasi pelabuhan dan digitalisasi.

"Paling besar penambahan armada, jadi kita mau beli kapal yang lainnya itu revitalisasi pelabuhan dan digitalisasi," kata Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi dalam Ngopi BUMN di Jakarta, Kamis.

Dalam lima tahun ke depan, Ira menyebutkan, pihaknya akan membeli 54 kapal dan tahun ini 11 kapal.

Saat ini ASDP memiliki 151 kapal dan mengelola 52 kapal milik perusahaan swasta.

Sementara itu, untuk revitalisasi pelabuhan, yakni Ketapang, Gilimanuk, Ketapang, Kayangan, Padangbai dan Lembar.

Adapun, lanjut dia, digitaliasi yang dilakukan yakni perlahan menghilangkan pembelian tiket secara manual dan beralih ke sistem daring (online).

"Kita bertahap kira-kira dalam waktu dekat ini. Kebayang ada 35 pelabuhan dan 245 lintasan. Kita harapkan artinya tidak semua pelabuhan itu milik ASDP, ada yang punya kita 35. Kita berharap dalam waktu satu hingga 1,5 tahun sudah 'fully digitalized," katanya.

Pelabuhan-pelabuhan yang diprioritaskan untuk menerapkan digitalisasi secara penuh, yakni Pelabuhan Merak, Bakauheni, Ketapang dan Gilimanuk.

Digitalisasi dan pembayaran nontunai, kata Ira, juga merupakan fokus ASDP untuk menjadi "game changer", selain "no go show" atau tidak ada lagi pembelian tiket dadakan di pelabuhan dan "joint operations".

"Game changer pertama sungguh-sungguh mengubah industri penyeberangan dengan digitalisasi, kemudin per 1 Maret tidak ada lagi orang 'go show', semuanya harus reservasi online, dengan itu manifest bisa diprediksi atau dibuat sebelum perjalanan," katanya.

Dengan reservasi daring, lanjut dia, diharapkan tidak ada lagi antrean panjang pembelian tiket terutama saat Lebaran.

Ira mengatakan "joint operations", yakni mengelola kapal milik orang lain yang disebut menguasai tanpa harus memiliki kapal.

"Mengelola kapal milik orang lain yang disebut menguasai tanpa harus memiliki, sekarang kita sedang berbincang dengan perusahaan lain yang tertarik agar kapalnya kami kelola karena lebih efisien lagi," kata Ira.

Berdasarkan kinerja keuangan 2019 (unaudited), ASDP membukukan pendapatan Rp3,2 triliun dan laba Rp351 miliar.

Baca juga: Menhub dukung pembukaan penyeberangan internasional NTT ke Dili
Baca juga: Pembangunan marina Labuan Bajo ditargetkan rampung Desember 2020