Projo ajak masyarakat bersatu hadapi isu global
5 Februari 2020 22:30 WIB
Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi (kiri), didampingi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destri Damayanti (tengah), dan Kepala KSP Moeldoko, saat diskusi publik "Menghadapi Ketidakpastian Global" di Jakarta, Rabu (5/2/2020). ANTARA/Zuhdiar Laeis/am.
Jakarta (ANTARA) - Relawan Pro-Jokowi (Projo) mengajak seluruh masyarakat bersatu menghadapi isu global terkait kondisi dunia, khususnya dalam aspek ekonomi yang dikhawatirkan berdampak terhadap kondisi di Indonesia.
"Kondisi dunia sedang dalam penuh ketidakpastian, penuh berbagai isu, yang pasti berdampak terhadap kondisi Indonesia," kata Ketua Umum DPP Projo Budi Arie Setiadi di Jakarta, Rabu malam.
Hal tersebut disampaikannya saat diskusi publik bertajuk "Menghadapi Ketidakpastian Global" yang digelar Projo di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara, Jakarta.
Apalagi, Budi menyebutkan adanya laporan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa perekonomian Indonesia hanya tumbuh 4,9 persen pada kuartal IV-2019.
"Tadi pagi pada kuartal IV, ekonomi dilaporkan turun menjadi 4,9 persen. Banyak aspek harus dibahas, tetapi yang pasti sebagai anak negeri siap menghadapi situasi apapun dalam kondisi global," tegasnya.
Budi yang juga Wakil Menteri Desa itu mengingatkan bahwa tantangan yang begitu besar tidak bisa dihadapi hanya oleh satu kelompok, tetapi harus bersama dihadapi seluruh komponen bangsa.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destri Damayanti yang juga menjadi narasumber menjelaskan bahwa Indonesia mempunyai potensi ekonomi domestik yang besar.
"Perekonomian kita, di satu sisi mempunyai fundamental yang 'strong', tetapi isu global terus menerpa perekonomian. Terakhir, semua tahu ada isu, 'case' virus Corona," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, perlu adanya upaya untuk menjaga kestabilan di sektor keuangan domestik, termasuk upaya antisipasi dari Pemerintah.
"Mau ga mau, kita perlu mengantisipasi. Kita melihat Pemerintah juga cepat dalam 'pre-emptive'. Mungkin secara ekonomi perlu mengakses secara lebih detail, kira-kira 'impact'-nya seperti apa ke kita," katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mengatakan Pemerintah telah menyiapkan berbagai skenario untuk menghadapi dampak dari situasi dan kondisi global.
Diakui mantan Panglima TNI itu, dunia menghadapi berbagai ketidakpastian di kancah global, mulai isu geopolitik, perdagangan, sampai kesehatan yang menjadi "concern" semua pemimpin semua bangsa.
"Adanya inisiatif Projo untuk ambil bagian dalam mendukung berbagai masalah yang dihadapi kabinet ini, saya mendukung penuh dan berharap seluruh masyarakat Indonesia untuk ambil bagian," kata Moeldoko.
Selain diskusi, pada kesempatan itu juga diperkenalkan Pengurus DPP Projo masa bakti 2019-2024 di bawah pimpinan Budi Arie Setiadi yang kembali terpilih secara aklamasi pada Kongres II Projo, 7 Desember 2019.
Baca juga: Mari Pangestu prediksikan ekonomi global akan membaik pada 2020
Baca juga: Emas turun 1,30 dolar, khawatir dampak corona terhadap ekonomi global
Baca juga: Tekanan ekonomi global, pertumbuhan Indonesia masih lampaui India
Baca juga: PWI gelar diskusi lepaskan Indonesia dari ancaman resesi global
"Kondisi dunia sedang dalam penuh ketidakpastian, penuh berbagai isu, yang pasti berdampak terhadap kondisi Indonesia," kata Ketua Umum DPP Projo Budi Arie Setiadi di Jakarta, Rabu malam.
Hal tersebut disampaikannya saat diskusi publik bertajuk "Menghadapi Ketidakpastian Global" yang digelar Projo di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara, Jakarta.
Apalagi, Budi menyebutkan adanya laporan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa perekonomian Indonesia hanya tumbuh 4,9 persen pada kuartal IV-2019.
"Tadi pagi pada kuartal IV, ekonomi dilaporkan turun menjadi 4,9 persen. Banyak aspek harus dibahas, tetapi yang pasti sebagai anak negeri siap menghadapi situasi apapun dalam kondisi global," tegasnya.
Budi yang juga Wakil Menteri Desa itu mengingatkan bahwa tantangan yang begitu besar tidak bisa dihadapi hanya oleh satu kelompok, tetapi harus bersama dihadapi seluruh komponen bangsa.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destri Damayanti yang juga menjadi narasumber menjelaskan bahwa Indonesia mempunyai potensi ekonomi domestik yang besar.
"Perekonomian kita, di satu sisi mempunyai fundamental yang 'strong', tetapi isu global terus menerpa perekonomian. Terakhir, semua tahu ada isu, 'case' virus Corona," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, perlu adanya upaya untuk menjaga kestabilan di sektor keuangan domestik, termasuk upaya antisipasi dari Pemerintah.
"Mau ga mau, kita perlu mengantisipasi. Kita melihat Pemerintah juga cepat dalam 'pre-emptive'. Mungkin secara ekonomi perlu mengakses secara lebih detail, kira-kira 'impact'-nya seperti apa ke kita," katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mengatakan Pemerintah telah menyiapkan berbagai skenario untuk menghadapi dampak dari situasi dan kondisi global.
Diakui mantan Panglima TNI itu, dunia menghadapi berbagai ketidakpastian di kancah global, mulai isu geopolitik, perdagangan, sampai kesehatan yang menjadi "concern" semua pemimpin semua bangsa.
"Adanya inisiatif Projo untuk ambil bagian dalam mendukung berbagai masalah yang dihadapi kabinet ini, saya mendukung penuh dan berharap seluruh masyarakat Indonesia untuk ambil bagian," kata Moeldoko.
Selain diskusi, pada kesempatan itu juga diperkenalkan Pengurus DPP Projo masa bakti 2019-2024 di bawah pimpinan Budi Arie Setiadi yang kembali terpilih secara aklamasi pada Kongres II Projo, 7 Desember 2019.
Baca juga: Mari Pangestu prediksikan ekonomi global akan membaik pada 2020
Baca juga: Emas turun 1,30 dolar, khawatir dampak corona terhadap ekonomi global
Baca juga: Tekanan ekonomi global, pertumbuhan Indonesia masih lampaui India
Baca juga: PWI gelar diskusi lepaskan Indonesia dari ancaman resesi global
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020
Tags: