Surabaya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat ekonomi daerah itu pada tahun 2019 tumbuh 5,52 persen, atau meningkat 0,02 poin bila dibandingkan tahun 2018.

Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan di Surabaya, Rabu, mengatakan peningkatan pertumbuhan ekonomi Jatim secara c-to-c (tahun 2019 terhadap tahun 2018) cukup signifikan terjadi pada Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 7,58 persen.

Kondisi ini, kata dia, terutama didukung oleh meningkatnya pertumbuhan Subkategori penyediaan akomodasi sebesar 8,86 persen.

Baca juga: BPS: Perlambatan industri pengolahan pengaruhi pertumbuhan ekonomi


"Dari sisi produksi, semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 7,58 persen," kata Dadang.

Kemudian, diikuti jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 7,55 persen.

Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor pengeluaran konsumsi LNPRT (Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga) sebesar 5,97 persen.

Diikuti PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) sebesar 4,92 persen dan pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,81 persen.

Dadang mengatakan tingginya pertumbuhan LNPRT sepanjang tahun ini dipicu kampanye menjelang pemilihan umum, pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden yang terjadi pada 17 April 2019 dan kegiatan keagamaan.

Baca juga: BPS catat ekonomi Indonesia pada 2019 tumbuh 5,02 persen

Sementara PMTB didorong oleh pembangunan investasi fisik terutama pada pembangunan sarana prasarana dan kawasan permukiman.

"Sedangkan untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga didorong oleh konsumsi pada hari raya keagamaan, pembayaran masuk sekolah, kuliah dan semester. Di samping itu juga pendapatan rumah tangga yang semakin meningkat," tuturnya.

Untuk Triwulan IV, Dadang menambahkan, ekonomi Jatim masih tumbuh dibandingkan triwulan IV 2018, yakni sebesar 5,58 persen.

Baca juga: BPS: kinerja ekonomi 2019 terpengaruh perlambatan di berbagai sektor