Moskow (ANTARA) - Pada Rabu, Rusia memulangkan 78 warganya dari Wuhan, pusat penyebaran virus corona tipe baru, dan berencana mengkarantina mereka selama dua minggu di sebuah kamp di Siberia di mana mereka akan diuji terkait penyakit ini.

Rusia, yang telah melakukan pembatasan di sepanjang 4.300 kilometer perbatasan darat dengan China, pekan lalu melaporkan dua kasus pertama virus corona---keduanya di Siberia dan keduanya melibatkan warga negara China.

Tidak ada infeksi yang terdeteksi di antara kelompok pertama yang kembali, yang mendarat di bandara Tyumen pada Rabu pagi, kata kementerian pertahanan Rusia.

Jumlah kematian global dari wabah telah meningkat menjadi hampir 500, semua kecuali dua di China daratan, dan infeksi mendekati 25.000.

Secara keseluruhan, Rusia berencana untuk memulangkan 144 warganya, termasuk 16 warga negara negara bekas Soviet, dari Provinsi Hubei di China, tempat virus itu pertama kali terdeteksi akhir tahun lalu. Pesawat militer kedua dijadwalkan mendarat di Tyumen di kemudian hari.


Baca juga: Tutup beberapa sekolah, Rusia tanggulangi potensi penyebaran virus
Baca juga: Rusia kirim pesawat pertama untuk evakuasi warganya dari Wuhan

Rusia telah menangguhkan kereta penumpang langsung dan penerbangan komersial dari China, kecuali beberapa yang sedang dialihkan melalui terminal terpisah di bandara Moskow untuk mempermudah proses pemindaian penumpang.

Empat orang mengenakan pakaian keselamatan putih bertemu dengan pesawat militer pertama berjenis pengangkut Il-76, di Tyumen, berdasarkan sebuah video yang diunggah oleh pusat krisis Rusia untuk virus corona.

Anna Popova, kepala petugas medis Rusia, mengatakan semua kedatangan dari Hubei akan dikarantina di sebuah kamp sekitar 30 kilometer di luar Tyumen, sebuah kota dengan 800.000 penduduk dan pusat industri minyak Rusia.

Kamp itu dipagari, dilengkapi dengan kamera CCTV dan dijaga oleh patroli militer, kata pusat krisis.

Pada Selasa, seorang pejabat senior kementerian kesehatan mengatakan bahwa Rusia sedang mempersiapkan kemungkinan penyebaran virus itu, karena sekolah-sekolah ditutup dan acara-acara publik dibatalkan di sejumlah daerah, meskipun pejabat lain mengaitkan hal itu hanya karena flu.

Wakil Perdana Menteri Tatiana Golikova memperkirakan pekan lalu bahwa ada lebih dari 600 orang Rusia saat ini di Provinsi Hubei.

Sumber: Reuters Baca juga: WHO desak peningkatan berbagi data virus corona seluruh negara
Baca juga: Jepang siapkan feri untuk karantina seiring penyebaran virus corona