Jokowi minta kalkulasi dampak virus corona terkait ekonomi Indonesia
4 Februari 2020 16:08 WIB
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas dengan topik "Kesiapan Menghadapi Dampak Virus Corona" yang dihadiri oleh para menteri kabinet Indonesia Maju di Istana Bogor, Selasa (4/2). (Desca Lidya Natalia)
Bogor (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meminta kalkulasi cermat atas penyebaran virus corona terhadap perekonomian Indonesia.
"Dikalkulasi secara cermat dampak dari kebijakan ini bagi perekonomian kita, baik dari sektor perdagangan investasi dan pariwisata," kata Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat memimpin rapat terbatas dengan topik "Kesiapan Menghadapi Dampak Virus Corona" yang dihadiri oleh para menteri kabinet Indonesia Maju.
Baca juga: Jokowi perintahkan menteri jelaskan ke masyarakat soal virus corona
Terkait dengan sektor perdagangan, Presiden Jokowi mengatakan bahwa China merupakan tujuan ekspor pertama dengan pangsa pasar 16,6 persen dari total ekspor Indonesia, tapi juga sekaligus negara asal impor terbesar Indonesia.
"Karena itu betul-betul harus diantisipasi dampak dari virus corona dan perlambatan ekonomi di RRT (Republik Rakyat Tiongkok) terhadap produk ekspor kita," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi juga melihat ada peluang untuk Indonesia dalam memanfaatkan ceruk pasar ekspor di negara-negara lain yang sebelumnya banyak mengimpor produk yang sama dari China.
"Saya juga melihat hal ini memberikan momentum bagi industri substitusi impor di dalam negeri untuk meningkatkan produksi berbagai produk yang sebelumnya diimpor dari Tiongkok," ujar Presiden menambahkan.
Sektor lain yang harus dipersiapkan adalah sektor pariwisata.
Baca juga: Seluruh WNI dari China di Natuna sehat sudah ada yang kuliah
"Dari sektor pariwisata saya minta disiapkan langkah-langkah kontingensi terutama untuk Bali dan Sulawesi Utara, dua daerah yang selama ini banyak dikunjungi oleh wisatawan dari RRT. Dalam jangka pendek juga saya minta dimanfaatkan peluang untuk menyasar ceruk pasar wisatawan mancanegara yang sedang mencari alternatif untuk destinasi wisata karena batal berkunjung ke RRT," tutur Presiden menjelaskan.
Dalam ratas yang sama, Presiden Jokowi sudah menjelaskan langkah-langkah tegas yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona di Indonesia.
Langkah-langkah tersebut adalah pemberlakuan protokol kesehatan, tidak mengizinkan semua pendatang yang tiba dari China daratan atau mereka sudah berada di sana selama 14 hari untuk masuk dan transit di Indonesia; penghentian sementara fasilitas bebas visa dan visa on arrival bagi warga negara China.
Pada Minggu (2/2), pemerintah Indonesia juga sudah mengevakuasi 237 WNI yang tinggal provinsi Hubei dan satu WNA yang merupakan suami dari seorang WNI, serta 5 orang anggota Tim Aju KBRI Beijing.
Sebelum kembali ke rumah masing-masing, mereka ditempatkan lebih dulu di Pulau Natuna, kepulauan Riau, untuk diobservasi selama 14 hari di RS TNI Terintegrasi Tingkat III Pangkalan TNI AU Raden Sadjad yang disiapkan oleh Kementerian Kesehatan, TNI, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kota Wuhan di provinsi Hubei, China menjadi pusat penyebaran virus corona tipe baru. Virus yang menyebabkan penderitanya mengalami pneumonia itu pertama ditemukan di Wuhan pada Desember 2019. Pemerintah China lalu mengarantina provinsi Hubei.
Kini di seluruh dunia ada 17.845 kasus positif virus corona tipe baru dengan jumlah korban meninggal 362 orang.
Baca juga: China sebut 632 orang sembuh dari virus corona
Baca juga: Menteri Edhy: Perketat impor olahan ikan dari China
"Dikalkulasi secara cermat dampak dari kebijakan ini bagi perekonomian kita, baik dari sektor perdagangan investasi dan pariwisata," kata Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat memimpin rapat terbatas dengan topik "Kesiapan Menghadapi Dampak Virus Corona" yang dihadiri oleh para menteri kabinet Indonesia Maju.
Baca juga: Jokowi perintahkan menteri jelaskan ke masyarakat soal virus corona
Terkait dengan sektor perdagangan, Presiden Jokowi mengatakan bahwa China merupakan tujuan ekspor pertama dengan pangsa pasar 16,6 persen dari total ekspor Indonesia, tapi juga sekaligus negara asal impor terbesar Indonesia.
"Karena itu betul-betul harus diantisipasi dampak dari virus corona dan perlambatan ekonomi di RRT (Republik Rakyat Tiongkok) terhadap produk ekspor kita," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi juga melihat ada peluang untuk Indonesia dalam memanfaatkan ceruk pasar ekspor di negara-negara lain yang sebelumnya banyak mengimpor produk yang sama dari China.
"Saya juga melihat hal ini memberikan momentum bagi industri substitusi impor di dalam negeri untuk meningkatkan produksi berbagai produk yang sebelumnya diimpor dari Tiongkok," ujar Presiden menambahkan.
Sektor lain yang harus dipersiapkan adalah sektor pariwisata.
Baca juga: Seluruh WNI dari China di Natuna sehat sudah ada yang kuliah
"Dari sektor pariwisata saya minta disiapkan langkah-langkah kontingensi terutama untuk Bali dan Sulawesi Utara, dua daerah yang selama ini banyak dikunjungi oleh wisatawan dari RRT. Dalam jangka pendek juga saya minta dimanfaatkan peluang untuk menyasar ceruk pasar wisatawan mancanegara yang sedang mencari alternatif untuk destinasi wisata karena batal berkunjung ke RRT," tutur Presiden menjelaskan.
Dalam ratas yang sama, Presiden Jokowi sudah menjelaskan langkah-langkah tegas yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona di Indonesia.
Langkah-langkah tersebut adalah pemberlakuan protokol kesehatan, tidak mengizinkan semua pendatang yang tiba dari China daratan atau mereka sudah berada di sana selama 14 hari untuk masuk dan transit di Indonesia; penghentian sementara fasilitas bebas visa dan visa on arrival bagi warga negara China.
Pada Minggu (2/2), pemerintah Indonesia juga sudah mengevakuasi 237 WNI yang tinggal provinsi Hubei dan satu WNA yang merupakan suami dari seorang WNI, serta 5 orang anggota Tim Aju KBRI Beijing.
Sebelum kembali ke rumah masing-masing, mereka ditempatkan lebih dulu di Pulau Natuna, kepulauan Riau, untuk diobservasi selama 14 hari di RS TNI Terintegrasi Tingkat III Pangkalan TNI AU Raden Sadjad yang disiapkan oleh Kementerian Kesehatan, TNI, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kota Wuhan di provinsi Hubei, China menjadi pusat penyebaran virus corona tipe baru. Virus yang menyebabkan penderitanya mengalami pneumonia itu pertama ditemukan di Wuhan pada Desember 2019. Pemerintah China lalu mengarantina provinsi Hubei.
Kini di seluruh dunia ada 17.845 kasus positif virus corona tipe baru dengan jumlah korban meninggal 362 orang.
Baca juga: China sebut 632 orang sembuh dari virus corona
Baca juga: Menteri Edhy: Perketat impor olahan ikan dari China
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020
Tags: