Beijing (ANTARA) - Saham-saham di China dibuka lebih rendah pada Selasa pagi, hari kedua setelah libur panjang Tahun Baru Imlek ketika kekhawatiran akan dampak Virus Corona baru terhadap perekonomian semakin meningkat.

Pasar di ekonomi terbesar kedua di dunia itu ditutup sejak 24 Januari untuk liburan tahunan, tetapi sejak itu epidemi virus yang dimulai di Wuhan telah menyebar ke seluruh dunia, menyeret saham dan mengancam rantai pasokan global.

Indikator utama Indeks Komposit Shanghai merosot 2,23 persen menjadi dibuka pada 2.685,27 poin, dan Indeks Komponen Shenzhen yang melacak saham-saham di bursa kedua China dibuka 2,05 persen lebih rendah pada 9.578,87 poin. Pada penutupan perdagangan Senin (3/2/2020) Indeks Komposit Shanghai jatuh 7,72 persen menjadi 2.746,61 poin dan Indeks Komponen Shenzhen anjlok 8,45 persen menjadi 9.779,67 poin.

Baca juga: Yuan kembali jatuh 530 basis poin menjadi 6,9779 terhadap dolar AS Jumlah saham turun melebihi yang naik, sebanyak 1.438 saham terhadap 53 saham di bursa Shanghai dan 2.086 saham terhadap 99 saham di bursa Shenzhen.

Sementara itu, indeks ChiNext yang melacak saham-saham perusahaan sedang berkembang di papan bergaya Nasdaq China, turun 0,54 persen menjadi dibuka pada 1.786,16 poin.

Indeks ChiNext, bersama dengan Indeks Komponen Shenzhen dan Indeks SME (usaha kecil dan menengah) Shenzhen, mencerminkan kinerja saham yang tercatat di Bursa Efek Shenzhen.

Baca juga: IHSG Selasa pagi dibuka melambung 63,34 poin

Baca juga: Bursa Saham Tokyo melemah, di tengah dukungan positif Wall Street

Baca juga: Wall Street berakhir lebih tinggi, saham Nike dan Microsoft melambung