Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan hasil pemeriksaan dari total 34 warga di seluruh Indonesia yang sejauh ini melaporkan kondisi kesehatannya atas dugaan terkena Virus Corona menunjukkan hasil negatif atau belum ada satupun warga Indonesia yang terjangkit virus tersebut.

"Saya mendengar semua laporan dari semua staf saya, termasuk juga hasil-hasil pemeriksaannya dari 34 kasus sampai detik ini, baik yang diisolasi maupun dirawat di seluruh indonesia itu memang hasilnya negatif," kata Menkes usai Rapat Dengar Pendapat terkait Virus Corona dengan anggota Komisi IX DPR RI di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin.

Menkes memastikan bahwa sampai hari ini kementeriannya belum mendeteksi adanya Virus Corona yang kemungkinan menjangkiti orang-orang yang sebelumnya melaporkan diri atas kemungkinan dugaan terkena virus itu.

Baca juga: Corona, Menkes berkantor di Natuna hingga WNI selesai karantina

Orang-orang yang memeriksakan tersebut sudah dipulangkan dan ada sekitar satu atau dua orang yang saat ini masih diobservasi.

"Jadi sudah dipulangkan. Sebagian ada satu dua yang masih diobservasi," katanya.

Baca juga: Corona, Menkes: Isolasi WNI dari Wuhan ke kapal perang tidak manusiawi

Dalam penanganan terkait virus yang sudah membawa banyak korban di China itu, Menkes menegaskan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bertindak secara serius dengan melakukan langkah antisipasi yang tepat juga dengan menggunakan peralatan yang memadai sesuai standar WHO.

"Sudah ada itu ngambil dari Atlanta kok. Dan dari Desember 2012 sudah siap kita. Kita memang sudah siapkan semuanya. Ndak akan kita mau main-main. Ini serius," katanya, merujuk pada penggunaan reagen dalam pendeteksian Virus Corona.

Baca juga: Menkes: Belum ada WNI di tanah air positif terjangkit corona

Menanggapi tudingan bahwa tidak ditemukannya virus itu di Indonesia karena kurang memadainya alat pendeteksi, Menkes menampiknya dan mengatakan bahwa Kemenkes sudah memiliki alat pendeteksi yang dimaksud.

"Jadi alat pendeteksi itu adalah dilakukan di laboratorium BSL3 Biomedik di Balitbangkes yang sudah terakreditasi WHO, BSL3. Dan itu ketat sekali, pengelolaannya ketat sekali. Tapi yang paling penting kuncinya di reagen. Selama kita reagen-nya ada ya enggak ada persoalan," katanya.