Karantina Pertanian lakukan lima langkah mitigasi penyebaran corona
3 Februari 2020 22:42 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, didampingi Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin. (Mentari Dwi Gayati)
Jakarta (ANTARA) - Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian menyatakan ada lima langkah sebagai kesiapsiagaan pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona baru atau CoV/2019-nCoV yang berasal dari Wuhan, China, ke Indonesia.
Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, mengatakan langkah pertama, yakni Kementerian Pertanian melalui seluruh unit kerja di Karantina Pertanian telah mengeluarkan instruksi kewaspadaan penyebaran CoV/2019-nCoV untuk melakukan pengawasan dan tindakan karantina terhadap lalu lintas Media Pembawa yang berisiko tinggi sebagai penular CoV/2019-nCoV.
"Media pembawa yang berisiko tinggi sebagai penular CoV/2019-nCoV berupa anjing, kucing, rodentia, kelelawar dan unggas," kata Ali Jamil dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Kedua, Badan Karantina memberikan perlakuan desinfeksi terhadap hewan dan peralatan yang menyertai seperti kandang dengan menggunakan cairan desinfektan berbahan aktif misalnya ether alcohol 75 persen, klorin, peroxyacetic acid dan chloroform.
Baca juga: Badan Karantina Pertanian bahas langkah antisipatif virus corona
Ketiga, melakukan mitigasi risiko terhadap negara asal, negara transit, cargo manifest dan barang bawaan penumpang dalam rangka melakukan pencegahan terhadap masuknya N-CoV melalui hewan yang berisiko tinggi tersebut.
Selanjutnya, langkah keempat, dalam hal untuk mengetahui keberadaan CoV/2019-nCoV di media pembawa, dilakukan monitoring dengan mengambil sampel swab (usapan) mukosa saluran pernafasan untuk dilakukan uji laboratorium yang memiliki kompetensi uji Corona Virus.
Terakhir, melakukan uji peneguhan diagnosa yang dilakukan oleh laboratorium Kementerian Pertanian, (Balai Besar Veteriner, Balai Penelitian Veteriner Bogor, Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian) terhadap sampel yang diambil Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian.
Dalam melakukan pengawasannya, Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian berkoordinasi dengan instansi terkait di pelabuhan dan bandara, dalam rangka pencegahan masuknya CoV/2019-nCoV dari negara terjangkit melalui media pembawa yang berisiko tinggi.
Dalam kunjungannya ke Bandara Soekarno Hatta, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga berpesan kepada seluruh jajarannya yang bertugas di bandara internasional dan pelabuhan internasional, bahwa telah disiapkan alat pelindung diri dan agar menyesuaikan standar operasional sesuai standar WHO.
"Lakukan disinfeksi pada media pembawa dari seluruh pesawat negara terkena wabah ataupun transit. Periksa dengan teliti dan lakukan penahanan semua media pembawa yang tidak memenuhi persyaratan," kata Mentan.
Baca juga: Antisipasi corona, Mentan inspeksi karantina hewan di Bandara Soetta
Mentan berencana segera berkoordinasi dengan instansi terkait, bilamana memungkinkan hanya membuka SATU tempat pemasukan bagi pesawat atau kapal dari negara-negara terjangkit.
"Agar kita dapat melakukan pengawasan yang maksimal terhadap potensi pembawa penyakit," kata dia.
Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, mengatakan langkah pertama, yakni Kementerian Pertanian melalui seluruh unit kerja di Karantina Pertanian telah mengeluarkan instruksi kewaspadaan penyebaran CoV/2019-nCoV untuk melakukan pengawasan dan tindakan karantina terhadap lalu lintas Media Pembawa yang berisiko tinggi sebagai penular CoV/2019-nCoV.
"Media pembawa yang berisiko tinggi sebagai penular CoV/2019-nCoV berupa anjing, kucing, rodentia, kelelawar dan unggas," kata Ali Jamil dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Kedua, Badan Karantina memberikan perlakuan desinfeksi terhadap hewan dan peralatan yang menyertai seperti kandang dengan menggunakan cairan desinfektan berbahan aktif misalnya ether alcohol 75 persen, klorin, peroxyacetic acid dan chloroform.
Baca juga: Badan Karantina Pertanian bahas langkah antisipatif virus corona
Ketiga, melakukan mitigasi risiko terhadap negara asal, negara transit, cargo manifest dan barang bawaan penumpang dalam rangka melakukan pencegahan terhadap masuknya N-CoV melalui hewan yang berisiko tinggi tersebut.
Selanjutnya, langkah keempat, dalam hal untuk mengetahui keberadaan CoV/2019-nCoV di media pembawa, dilakukan monitoring dengan mengambil sampel swab (usapan) mukosa saluran pernafasan untuk dilakukan uji laboratorium yang memiliki kompetensi uji Corona Virus.
Terakhir, melakukan uji peneguhan diagnosa yang dilakukan oleh laboratorium Kementerian Pertanian, (Balai Besar Veteriner, Balai Penelitian Veteriner Bogor, Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian) terhadap sampel yang diambil Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian.
Dalam melakukan pengawasannya, Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian berkoordinasi dengan instansi terkait di pelabuhan dan bandara, dalam rangka pencegahan masuknya CoV/2019-nCoV dari negara terjangkit melalui media pembawa yang berisiko tinggi.
Dalam kunjungannya ke Bandara Soekarno Hatta, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga berpesan kepada seluruh jajarannya yang bertugas di bandara internasional dan pelabuhan internasional, bahwa telah disiapkan alat pelindung diri dan agar menyesuaikan standar operasional sesuai standar WHO.
"Lakukan disinfeksi pada media pembawa dari seluruh pesawat negara terkena wabah ataupun transit. Periksa dengan teliti dan lakukan penahanan semua media pembawa yang tidak memenuhi persyaratan," kata Mentan.
Baca juga: Antisipasi corona, Mentan inspeksi karantina hewan di Bandara Soetta
Mentan berencana segera berkoordinasi dengan instansi terkait, bilamana memungkinkan hanya membuka SATU tempat pemasukan bagi pesawat atau kapal dari negara-negara terjangkit.
"Agar kita dapat melakukan pengawasan yang maksimal terhadap potensi pembawa penyakit," kata dia.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: