Menaker pastikan TKA asal China aman dari virus corona
3 Februari 2020 21:32 WIB
Dokumentasi - Sejumlah pekerja asing asal China berbaris saat didata oleh Direktorat Reskrim Umum (Ditreskrimum) Polda Kalbar, di kawasan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Jungkat, Pontianak, Kalbar, Selasa (19/3/2013). ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/aa.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah memastikan tenaga kerja asing (TKA) asal China yang bekerja di Indonesia aman dan tidak terdampak dari virus Corona yang sedang mewabah di negara asal mereka.
“Kalau mereka sudah bekerja di sini (sebelum ada wabah virus Corona) tidak masalah,” katanya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin.
Baca juga: Pemeriksaan medis wajib bagi pekerja Cina di Papua Barat
Di sisi lain, Ida mengatakan bagi TKA asal China yang baru saja kembali dari negaranya untuk merayakan Tahun Baru Imlek tetap akan diberlakukan standar yang sama dengan TKA lain untuk masuk ke Indonesia.
“Mereka akan diberlakukan dengan standar masuk ke Indonesia, dari Kementerian Kesehatan. Sama dengan warga negara lain yang akan masuk ke Indonesia jadi tidak melihat apa dia itu TKA atau bukan,” ujarnya.
Ia menuturkan pemerintah tidak akan menghalangi TKA asal China jika ingin kembali ke negaranya sebab yang perlu diantisipasi adalah mereka yang berlibur dari negara tersebut.
“Kalau mereka mau izin keluar kita tidak menghalangi mereka kembali ke negaranya karena yang perlu diantisipasi adalah TKA yang waktu itu liburan ke sana,” katanya.
Ia menyebutkan terdapat 40 ribu TKA asal China yang berada di Indonesia dan mayoritas bermukim di Sulawesi Tengah, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Maluku.
“Persebarannya enggak merata selain di provinsi yang saya sebut tadi jumlahnya enggak banyak. Kami akan mengundang Dubes China di Indonesia untuk mengkoordinasikan,” katanya.
Ida berharap TKA asal China tidak perlu merasa khawatir dan tetap bekerja dengan nyaman sebab pemerintah Indonesia akan terus berkoordinasi dengan Dubes China.
“Mereka yang selama ini bekerja di sini tetaplah tenang bekerja, tidak perlu merasa khawatir. Bagi TKA yang sedang berlibur di China sekarang ikuti prosedur yang ada,” ujarnya.
Baca juga: PLBN Entikong tolak TKA asal Cina
Baca juga: Dinkes Pemprov Sulsel periksa kondisi TKA China di lokasi kerja
“Kalau mereka sudah bekerja di sini (sebelum ada wabah virus Corona) tidak masalah,” katanya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin.
Baca juga: Pemeriksaan medis wajib bagi pekerja Cina di Papua Barat
Di sisi lain, Ida mengatakan bagi TKA asal China yang baru saja kembali dari negaranya untuk merayakan Tahun Baru Imlek tetap akan diberlakukan standar yang sama dengan TKA lain untuk masuk ke Indonesia.
“Mereka akan diberlakukan dengan standar masuk ke Indonesia, dari Kementerian Kesehatan. Sama dengan warga negara lain yang akan masuk ke Indonesia jadi tidak melihat apa dia itu TKA atau bukan,” ujarnya.
Ia menuturkan pemerintah tidak akan menghalangi TKA asal China jika ingin kembali ke negaranya sebab yang perlu diantisipasi adalah mereka yang berlibur dari negara tersebut.
“Kalau mereka mau izin keluar kita tidak menghalangi mereka kembali ke negaranya karena yang perlu diantisipasi adalah TKA yang waktu itu liburan ke sana,” katanya.
Ia menyebutkan terdapat 40 ribu TKA asal China yang berada di Indonesia dan mayoritas bermukim di Sulawesi Tengah, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Maluku.
“Persebarannya enggak merata selain di provinsi yang saya sebut tadi jumlahnya enggak banyak. Kami akan mengundang Dubes China di Indonesia untuk mengkoordinasikan,” katanya.
Ida berharap TKA asal China tidak perlu merasa khawatir dan tetap bekerja dengan nyaman sebab pemerintah Indonesia akan terus berkoordinasi dengan Dubes China.
“Mereka yang selama ini bekerja di sini tetaplah tenang bekerja, tidak perlu merasa khawatir. Bagi TKA yang sedang berlibur di China sekarang ikuti prosedur yang ada,” ujarnya.
Baca juga: PLBN Entikong tolak TKA asal Cina
Baca juga: Dinkes Pemprov Sulsel periksa kondisi TKA China di lokasi kerja
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: