Hidayat Nur Wahid mengenang keteladanan Gus Sholah
3 Februari 2020 10:39 WIB
Anggota Komisi VIII DPR Hidayat Nur Wahid melayat ke rumah keluarga Salahuddin Wahid (Gus Sholah) di Jakarta, Senin (3/2/2020). (ANTARA/Muhammad Zulfikar)
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VIII DPR Hidayat Nur Wahid mengenang keteladanan Salahuddin Wahid atau Gus Sholah dalam menjalin silaturahmi dengan berbagai kelompok dalam masyarakat.
"Beliau menjadi tokoh yang tidak pernah menutup diri untuk berdialog dan bersilaturahmi dengan seluruh kelompok anak bangsa," kata Hidayat saat melayat ke rumah keluarga Gus Sholah di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan bahwa sikap dan karakter seperti itulah yang dibutuhkan oleh negara dengan beragam suku, bahasa, agama, dan budaya seperti Indonesia.
Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera itu mengatakan bahwa sikap dan karakter Gus Sholah semestinya diteladani oleh para pejabat, generasi muda, dan masyarakat pada umumnya.
"Ini yang saya yakin untuk terus digalakkan dan disegarkan ingatan keteladanan Beliau agar berlanjut dan bangsa ini akan mendapatkan manfaat yang sangat besar," kata dia.
Hidayat mengatakan bahwa Gus Sholah tidak pernah lelah melakukan kebaikan dan itu membuat dia dicintai oleh semua kalangan, bukan hanya kalangan Nahdlatul Ulama (NU) saja.
"Jadi rumah ini menjadi saksi bagaimana beliau dicintai oleh semuanya," katanya.
Gus Sholah meninggal dunia pada Minggu (2/2) malam di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, tempat dia menjalani perawatan karena sakit.
Adik KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang lahir 11 September 1942 itu merupakan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur. Ia dikenal sebagai ulama dan aktivis hak asasi manusia.
Baca juga:
Presiden melayat ke rumah duka Gus Sholah
Jimly Asshiddiqie: Gus Sholah mengayomi semua orang
"Beliau menjadi tokoh yang tidak pernah menutup diri untuk berdialog dan bersilaturahmi dengan seluruh kelompok anak bangsa," kata Hidayat saat melayat ke rumah keluarga Gus Sholah di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan bahwa sikap dan karakter seperti itulah yang dibutuhkan oleh negara dengan beragam suku, bahasa, agama, dan budaya seperti Indonesia.
Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera itu mengatakan bahwa sikap dan karakter Gus Sholah semestinya diteladani oleh para pejabat, generasi muda, dan masyarakat pada umumnya.
"Ini yang saya yakin untuk terus digalakkan dan disegarkan ingatan keteladanan Beliau agar berlanjut dan bangsa ini akan mendapatkan manfaat yang sangat besar," kata dia.
Hidayat mengatakan bahwa Gus Sholah tidak pernah lelah melakukan kebaikan dan itu membuat dia dicintai oleh semua kalangan, bukan hanya kalangan Nahdlatul Ulama (NU) saja.
"Jadi rumah ini menjadi saksi bagaimana beliau dicintai oleh semuanya," katanya.
Gus Sholah meninggal dunia pada Minggu (2/2) malam di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, tempat dia menjalani perawatan karena sakit.
Adik KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang lahir 11 September 1942 itu merupakan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur. Ia dikenal sebagai ulama dan aktivis hak asasi manusia.
Baca juga:
Presiden melayat ke rumah duka Gus Sholah
Jimly Asshiddiqie: Gus Sholah mengayomi semua orang
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020
Tags: