Gus Sholah tidak segan membela yang benar, kata Wamenag
3 Februari 2020 04:32 WIB
KH Salahuddin "Gus Sholah" Wahid (kiri) dan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi (kanan) saat berada di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang. (FOTO ANTARA/Istimewa)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi mengatakan almarhum KH Ir Salahuddin "Gus Sholah" Wahid (Gus Sholah) merupakan pribadi yang tidak segan membela yang benar.
"Beliau tidak segan menyampaikan kritik kepada siapapun jika dianggap salah dan membela siapapun yang benar meskipun orang lain menganggap salah," katanya kepada wartawan di Jakarta, Senin dini hari.
Gus Sholah tutup usia pada Minggu (2/2) malam di RS Jantung Harapan Kita. Kepergian pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur itu mendapatkan perhatian dari sejumlah pihak.
Zainut yang juga Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan semua yang dilakukan adik almarhum mantan Presiden KH Abdurrahman "Gus Dur" Wahid itu dilakukan tanpa pamrih dan beban karena disampaikan dengan penuh keikhlasan.
Dia mengatakan Gus Sholah juga menjadi jembatan yang menghubungkan semua golongan.
"Jembatan yang menghubungkan tokoh-tokoh agama, pemerintah dan masyarakat. Bahkan di kalangan Nadhlatul Ulama beliau menjadi jembatan antara golongan muda dan golongan tua," katanya.
Dengan begitu, kata dia, tidak ada terjadi kesenjangan generasi baik dari aspek pemikiran maupun sikap keagamaan Gus Sholah yang teduh, tenang, sabar dan penuh empati kepada sesama.
Wamenag mengatakan bangsa Indonesia kehilangan Gus Sholah sebagai seorang ulama besar putra terbaik bangsa yang mengabdikan hidupnya untuk kepentingan umat dan bangsa.
"Beliau adalah seorang negarawan, ulama, cendekiawan dan pegiat kemanusiaan. Beliau mengayomi semua golongan tanpa memandang suku, ras, agama dan golongan. Beliau adalah perekat persatuan dan penjaga harmoni kebhinnekaan," katanya.
Ia juga mengenal Gus Sholah sebagai tokoh NU yang berpikiran terbuka, demokratis dan jernih dalam melihat masalah.
Sehingga, lanjut dia, dalam memberikan solusi salalu mengedepankan pertimbangan kemaslahatan untuk kepentingan yang lebih besar dan mengesampingkan kepentingan kelompok dan golongan.
"Semoga Allah SWT memberikan pahala surga kepadanya... Selamat jalan Gus Sholah. Guru bangsa yang mulia, pintu-pintu langit terbuka lebar dan para malaikat menyambutmu dengan hamparan surga. Aamiin," demikian Zainut Tauhid Saadi.
Baca juga: MUI: Gus Sholah lebih dari NU
Baca juga: Sekum: Gus Sholah dekat dengan Muhammadiyah
Baca juga: Santri Tebuireng Jombang berduka atas wafatnya Gus Sholah
"Beliau tidak segan menyampaikan kritik kepada siapapun jika dianggap salah dan membela siapapun yang benar meskipun orang lain menganggap salah," katanya kepada wartawan di Jakarta, Senin dini hari.
Gus Sholah tutup usia pada Minggu (2/2) malam di RS Jantung Harapan Kita. Kepergian pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur itu mendapatkan perhatian dari sejumlah pihak.
Zainut yang juga Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan semua yang dilakukan adik almarhum mantan Presiden KH Abdurrahman "Gus Dur" Wahid itu dilakukan tanpa pamrih dan beban karena disampaikan dengan penuh keikhlasan.
Dia mengatakan Gus Sholah juga menjadi jembatan yang menghubungkan semua golongan.
"Jembatan yang menghubungkan tokoh-tokoh agama, pemerintah dan masyarakat. Bahkan di kalangan Nadhlatul Ulama beliau menjadi jembatan antara golongan muda dan golongan tua," katanya.
Dengan begitu, kata dia, tidak ada terjadi kesenjangan generasi baik dari aspek pemikiran maupun sikap keagamaan Gus Sholah yang teduh, tenang, sabar dan penuh empati kepada sesama.
Wamenag mengatakan bangsa Indonesia kehilangan Gus Sholah sebagai seorang ulama besar putra terbaik bangsa yang mengabdikan hidupnya untuk kepentingan umat dan bangsa.
"Beliau adalah seorang negarawan, ulama, cendekiawan dan pegiat kemanusiaan. Beliau mengayomi semua golongan tanpa memandang suku, ras, agama dan golongan. Beliau adalah perekat persatuan dan penjaga harmoni kebhinnekaan," katanya.
Ia juga mengenal Gus Sholah sebagai tokoh NU yang berpikiran terbuka, demokratis dan jernih dalam melihat masalah.
Sehingga, lanjut dia, dalam memberikan solusi salalu mengedepankan pertimbangan kemaslahatan untuk kepentingan yang lebih besar dan mengesampingkan kepentingan kelompok dan golongan.
"Semoga Allah SWT memberikan pahala surga kepadanya... Selamat jalan Gus Sholah. Guru bangsa yang mulia, pintu-pintu langit terbuka lebar dan para malaikat menyambutmu dengan hamparan surga. Aamiin," demikian Zainut Tauhid Saadi.
Baca juga: MUI: Gus Sholah lebih dari NU
Baca juga: Sekum: Gus Sholah dekat dengan Muhammadiyah
Baca juga: Santri Tebuireng Jombang berduka atas wafatnya Gus Sholah
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: