Banda Aceh (ANTARA) - Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh menggandeng perusahaan asal Prancis dan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah untuk mengembangkan industri nilam di daerah itu.

"Unsyiah serius mengangkat kembali kejayaan nilam Aceh dan akan terus berkolaborasi dengan semua pihak baik dalam dan luar negeri sehingga nilam Aceh semakin berkembang di masa mendatang," kata Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal di Darussalam, Banda Aceh, Minggu.

Pernyataan itu disampaikannya di sela penandatanganan Nota Kesepahaman kerja sama dengan perusahaan asal Prancis, Natgreen dan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah. Natgreen merupakan perusahaan yang fokus mengumpulkan bahan baku aroma dari berbagai negara.

Baca juga: PKK: Nilam solusi terbaik penuntasan kemiskinan Aceh


Samsul menjelaskan kerja sama tersebut menitikberatkan di bidang penelitian dan pengembangan ekonomi khusus industri atsiri, terutama di wilayah pedesaan di Aceh.

"Perusahaan Prancis ini juga akan membantu Unsyiah dan petani nilam Aceh menciptakan dan mengembangkan ekstrak serta pemurnian tanaman aromatik agar lebih beragam. Bahkan, juga mendukung industri parfum dan pengemasannya," katanya.

Ia mengatakan keseriusan Unsyiah untuk mengembangkan komoditas tersebut adalah dengan mendirikan Pusat Penelitian Nilam, Atsiri Research Center (ARC) pada tahun 2016. Pusat penelitian ini telah diakui pemerintah sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) nasional terkait nilam.

"Unsyiah juga akan mempersiapkan lahan di Aceh Jaya, Aceh Besar dan Bener Meriah sebagai lokasi pengembangan industri nilam. Kami berharap langkah ini dapat memotong mata rantai kemiskinan di Aceh, terutama yang menjadi lokasi tumbuhnya nilam di Aceh," katanya.

Baca juga: Pemerintah bersinergi demi mengharumkan nilam Aceh


Direktur Natgreen, Mostapha Bensalah berkomitmen mendukung pengembangan industri minyak nilam, minyak esensial, industri ekstrak aromatik, hingga pengemasan parfum di Aceh.

Menurut dia, saat ini, industri parfum dunia sangat membutuhkan aromatik terbaik dan ini menjadi peluang bagi Aceh dan Unsyiah.

"Kami sangat mengapresiasi kerja sama ini yang lebih mementingkan kesejahteraan masyarakat, terutama petani nilam, sebab selama ini kami menemukan banyak kolaborasi yang lebih mengutamakan nilai bisnis," katanya.

Baca juga: Wagub: Nilam Aceh terbaik di dunia