166 warga mengungsi akibat banjir bandang di Jember
1 Februari 2020 21:59 WIB
Sejumlah warga mengungsi di tenda-tenda darurat akibat banjir bandang yang menerjang di hulu Kalijompo Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, Sabtu (1/2/2020) sore. (ANTARA/ HO - Karimulloh Ized)
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Sebanyak 166 warga yang berada di bantaran Sungai Jompo (Kalijompo) di Desa Klungkung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengungsi ke sejumlah tenda-tenda darurat yang didirikan warga dan rumah sanak saudaranya akibat banjir bandang yang menerjang aliran sungai setempat pada Sabtu sore.
"Warga sempat panik akibat debit air Kalijompo cukup deras yang disertai material gelondongan kayu dan lumpur, sehingga banyak warga di Perkebunan Kalijompo mengungsi ke tenda-tenda darurat yang dibangun warga," kata salah seorang warga setempat Karimulloh Ized di Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember.
Menurutnya warga di Dusun Gendir, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi memilih bertahan di tenda-tenda pengungsian daripada di dalam rumah karena kondisi listrik padam saat terjadi banjir bandang tersebut.
"Suasana cukup mencekam saat banjir bandang menerjang daerah aliran Sungai Jompo, sehingga warga berlarian untuk menuju lokasi yang lebih tinggi dan sebagian warga mendirikan tenda darurat di tempat yang lebih aman," tuturnya.
Selain itu, lanjut dia, akses jalan menuju perkebunan Kalijompo terputus dan akses jalan yang terputus itu juga menghubungkan Pedukuhan Paalah dengan perkampungan di Kalijompo.
"Warga memilih berdiam diri di tenda pengungsian sambil menunggu banjir bandang surut, apalagi kondisi listrik padam," katanya.
Sementara Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Jember Heru Widagdo mengatakan petugas mengevakuasi warga yang berada di bantaran Sungai Jompo yang tersebar di RT 04 RW 08 sebanyak 18 jiwa, kemudian di utara sungai yang dievakuasi sebanyak 92 jiwa (26 kepala keluarga) dan 56 jiwa (42 KK).
"Kami harus mengungsikan sementara warga yang berada di bantaran Kalijompo untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena banjir bandang tersebut membawa material kayu-kayu dan lumpur yang mengalir cukup deras di DAS Kalijompo hingga hilir," tuturnya.
Menurutnya banjir bandang tersebut juga menyebabkan satu jembatan terputus dan petugas terus melakukan pemantauan di aliran Kalijompo yang mengarah di beberapa titik di Kecamatan Patrang.
"Banjir bandang tersebut disebabkan hujan deras di hulu Kalijompo yang mengakibatkan banjir melanda bantaran sungai di Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi. Kami imbau warga yang berada di bantaran Kalijompo untuk siaga satu dan mengungsi, apabila air meluber ke permukiman warga," katanya.
Pantauan di lapangan, banjir bandang yang menerjang hulu sungai Kalijompo tersebut membawa material gelondongan kayu sengon dan lumpur yang cukup deras di sepanjang DAS Kalijompo, namun banjir itu tidak masuk ke permukiman warga hingga Sabtu malam.
"Warga sempat panik akibat debit air Kalijompo cukup deras yang disertai material gelondongan kayu dan lumpur, sehingga banyak warga di Perkebunan Kalijompo mengungsi ke tenda-tenda darurat yang dibangun warga," kata salah seorang warga setempat Karimulloh Ized di Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember.
Menurutnya warga di Dusun Gendir, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi memilih bertahan di tenda-tenda pengungsian daripada di dalam rumah karena kondisi listrik padam saat terjadi banjir bandang tersebut.
"Suasana cukup mencekam saat banjir bandang menerjang daerah aliran Sungai Jompo, sehingga warga berlarian untuk menuju lokasi yang lebih tinggi dan sebagian warga mendirikan tenda darurat di tempat yang lebih aman," tuturnya.
Selain itu, lanjut dia, akses jalan menuju perkebunan Kalijompo terputus dan akses jalan yang terputus itu juga menghubungkan Pedukuhan Paalah dengan perkampungan di Kalijompo.
"Warga memilih berdiam diri di tenda pengungsian sambil menunggu banjir bandang surut, apalagi kondisi listrik padam," katanya.
Sementara Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Jember Heru Widagdo mengatakan petugas mengevakuasi warga yang berada di bantaran Sungai Jompo yang tersebar di RT 04 RW 08 sebanyak 18 jiwa, kemudian di utara sungai yang dievakuasi sebanyak 92 jiwa (26 kepala keluarga) dan 56 jiwa (42 KK).
"Kami harus mengungsikan sementara warga yang berada di bantaran Kalijompo untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena banjir bandang tersebut membawa material kayu-kayu dan lumpur yang mengalir cukup deras di DAS Kalijompo hingga hilir," tuturnya.
Menurutnya banjir bandang tersebut juga menyebabkan satu jembatan terputus dan petugas terus melakukan pemantauan di aliran Kalijompo yang mengarah di beberapa titik di Kecamatan Patrang.
"Banjir bandang tersebut disebabkan hujan deras di hulu Kalijompo yang mengakibatkan banjir melanda bantaran sungai di Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi. Kami imbau warga yang berada di bantaran Kalijompo untuk siaga satu dan mengungsi, apabila air meluber ke permukiman warga," katanya.
Pantauan di lapangan, banjir bandang yang menerjang hulu sungai Kalijompo tersebut membawa material gelondongan kayu sengon dan lumpur yang cukup deras di sepanjang DAS Kalijompo, namun banjir itu tidak masuk ke permukiman warga hingga Sabtu malam.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020
Tags: