Revitalisasi Monas, Sekda DKI berharap bisa seperti Menara Eiffel
30 Januari 2020 17:37 WIB
Aktivis Walhi melakukan aksi di depan gedung Balai Kota Jakarta Pusat, Kamis (30/1/2020). Mereka mendesak agar proyek revitalisasi kawasan Monas tidak hanya dihentikan melainkan juga segera dikembalikan ke fungsi awal sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/aww.
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah menyehut revitalisasi kawasan Monumen Nasional (Monas) bagian selatan agar seperti kawasan Menara Eiffel di Prancis yang bisa mudah dilihat, untuk menarik perhatian wisatawan.
"Jadi ini betul-betul kita ingin ada kenyamanan bagi pengunjung Monas, baik yang datang dari Jakarta dan luar Jakarta, mungkin juga turis mancanegara yang datang supaya berkelas Monas. Jadi kalau datang ke Medan Merdeka Selatan berujar 'Mana sih Monas? Eh itu, kayak Menara Eiffel' gitu," ucap Saefullah di Balai Kota Jakarta, Kamis.
Menurut Saefullah, pekerjaan revitalisasi Monas di bagian selatan adalah bagian kecil dari keseluruhan revitalisasi, yang akan menjadi ruang terbuka atau lapangan, bukan pusat perbelanjaan.
Baca juga: Revitalisasi Monas dihentikan, kontraktor nyatakan tak keberatan
Baca juga: Ketua DPRD DKI ungkap kejanggalan Revitalisasi Monas
Baca juga: PSI lapor ke KPK dugaan janggalnya kontraktor revitalisasi Monas
"Yang kita kerjakan di 2019 ini sebagian kecil. Di bagian selatan sebagian kecil saja supaya sudut pandang Monas menurut ahli yang terlibat dalam sayembara, nanti akan jadi pemandangan ke Monas ini dari sudut yang paling sentral, sehingga dapat keindahan dari sudut selatan dan center itu selasar itu. Jadi bukan plaza. Kalau plaza itu Plaza Sudirman, Plaza Thamrin. Bukan mal, itu bukan sama sekali," katanya
Sebelumnya, Kepala Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan (CKTRP) Heru Hermawanto menyebut konsep Monas akan dibuat terbuka seperti Lapangan Banteng.
"Iya terbuka, persis kalau kita lihat Lapangan Banteng," ucap Heru di Balai Kota Jakarta, Selasa (21/1).
Saat ini, proses revitalisasi Monas berhenti sementara. Selain ada permintaan dari Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, selaku Ketua Komisi Pengarah Taman Medan Merdeka, penghentian revitalisasi juga diminta oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi dan baru akan dilanjutkan setelah ada izin dari Mensesneg.
"Jadi ini betul-betul kita ingin ada kenyamanan bagi pengunjung Monas, baik yang datang dari Jakarta dan luar Jakarta, mungkin juga turis mancanegara yang datang supaya berkelas Monas. Jadi kalau datang ke Medan Merdeka Selatan berujar 'Mana sih Monas? Eh itu, kayak Menara Eiffel' gitu," ucap Saefullah di Balai Kota Jakarta, Kamis.
Menurut Saefullah, pekerjaan revitalisasi Monas di bagian selatan adalah bagian kecil dari keseluruhan revitalisasi, yang akan menjadi ruang terbuka atau lapangan, bukan pusat perbelanjaan.
Baca juga: Revitalisasi Monas dihentikan, kontraktor nyatakan tak keberatan
Baca juga: Ketua DPRD DKI ungkap kejanggalan Revitalisasi Monas
Baca juga: PSI lapor ke KPK dugaan janggalnya kontraktor revitalisasi Monas
"Yang kita kerjakan di 2019 ini sebagian kecil. Di bagian selatan sebagian kecil saja supaya sudut pandang Monas menurut ahli yang terlibat dalam sayembara, nanti akan jadi pemandangan ke Monas ini dari sudut yang paling sentral, sehingga dapat keindahan dari sudut selatan dan center itu selasar itu. Jadi bukan plaza. Kalau plaza itu Plaza Sudirman, Plaza Thamrin. Bukan mal, itu bukan sama sekali," katanya
Sebelumnya, Kepala Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan (CKTRP) Heru Hermawanto menyebut konsep Monas akan dibuat terbuka seperti Lapangan Banteng.
"Iya terbuka, persis kalau kita lihat Lapangan Banteng," ucap Heru di Balai Kota Jakarta, Selasa (21/1).
Saat ini, proses revitalisasi Monas berhenti sementara. Selain ada permintaan dari Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, selaku Ketua Komisi Pengarah Taman Medan Merdeka, penghentian revitalisasi juga diminta oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi dan baru akan dilanjutkan setelah ada izin dari Mensesneg.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020
Tags: