Ditjen Perhubungan Darat luncurkan armada penghubung Bandara YIA
30 Januari 2020 14:21 WIB
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi melakukan pemukulan gong menandai peluncuran antarmoda Bandara YIA dan KSPN Borobudur. Foto Antara/Victorianus Sat Pranyoto
Sleman (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan dan Perum Damri meluncurkan armada penghubung ke Bandara Internasional Yogyakarta (Yogyakarta International Airport/YIA) dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur bekerja sama dengan Sleman City Hall (SCH), Kamis.
Peluncuran awal moda penghubung Bandara YIA dan KSPN Borobudur di SCH Jalan Magelang, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, ini dihadiri oleh Bupati Sleman Sri Purnomo dan General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta Agus Pandu Purnama.
Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan Menteri Perhubungan bersama dengan PT Angkasa Pura I berencana memindahkan semua operasional bandara dari Adisutjipto ke YIA pada Maret 2020.
"Kami berkewajiban mendukung operasional penuh YIA dengan menyediakan moda transportasi. Meskipun 'core'-nya sebenarnya adalah kereta api. Tetapi karena masih proses realisasi, kami masuk terlebih dahulu," katanya.
Baca juga: AP I: Bandara Internasional Yogyakarta akan beroperasi penuh 29 Maret
Menurut dia, sebelum peluncuran antarmoda ini pihaknya sudah melakukan survei terkait rute yang akan dilalui.
"Masing-masing rute akan dilayani dengan 7-11 armada minibus kapasitas 10 orang. Jika respons masyarakat cukup bagus, kemungkinan besar akan ada penambahan armada dengan kapasitas lebih besar," katanya.
Rute ersebut meliputi kampus UGM, kompleks Pemkab Sleman, SCH, Hartono Mall, dan Jalan Affandi.
"Meskipun rutenya cukup jauh dan melewati kawasan padat lalu lintas, namun kami targetkan jarak antara armada satu dengan armada yang lain hanya 20 hingga 30 menit karena Menteri Perhubungan memandang jika 'headway' di atas 30 menit, sudah tidak menarik lagi bagi masyarakat untuk memanfaatkannya," katanya.
Lima rute yang dilayani antarmoda tersebut yakni, rute pertama adalah dari Sleman City Hall ke Kompleks Pemda Sleman - Terminal Jombor lalu YIA.
Rute kedua adalah YIA - Tebing Gunung Gajah - Goa Kiskendo - Plono - Samigaluh - Jalan Nanggulan - Mendut dan Candi Borobudur melalui Bukit Menoreh.
Rute ketiga adalah YIA - Wates - Nanggulan - Dekso lalu Candi Borobudur, rute keempat adalah Candi Borobudur - Terminal Muntilan - Terminal Jombor - Grand Inna Malioboro. Rute kelima adalah YIA - Ambarketawang - Wirobrajan - Universitas Gadjah Mada dan berakhir Jalan Affandi dan Hartono Mall.
"Rute-rute dilayani dengan armada executive di mana satu dengan 'headway' tidak sampai 30 menit," katanya.
Baca juga: Wapres harapkan Bandara Internasional Yogyakarta dongkrak wisatawan
Budi mengatakan, untuk sementara pihaknya juga akan memberikan subsidi untuk operasional angkutan, dan ada penumpang maupun tidak ada penumpang, armada tetap harus jalan setiap 20 menit.
"Kami memberikan subsidi besarannya satu tahun sekitar Rp9 miliar sehingga diharapkan dari pihak Damri tarifnya sekitar Rp25 ribu," katanya.
Direktur Utama Perum Damri, Setia N Milatia Moemin mengatakan pihaknya sudah menyiapkan sebanyak 11 unit armada untuk mendukung antarmoda Bandara YIA ini.
"Saat ini yang sudah siap tiga unit, dan dalam waktu dekat segera dikirimkan lagi delapan unit," katanya.
Ia mengatakan, tarif angkutan armada antarmoda ini akan diberikan subsidi dari pemerintah selama satu tahun mulai Februari ini.
"Tarif untuk antarmoda bersubsidi ini sekitar Rp25 ribu, namun ini akan kami bahas lagi. Kami juga ada yang nonsubsidi yang berangkat dari beberapa titik di Yogyakarta dengan tarif Rp70 ribu," katanya.
Peluncuran awal moda penghubung Bandara YIA dan KSPN Borobudur di SCH Jalan Magelang, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, ini dihadiri oleh Bupati Sleman Sri Purnomo dan General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta Agus Pandu Purnama.
Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan Menteri Perhubungan bersama dengan PT Angkasa Pura I berencana memindahkan semua operasional bandara dari Adisutjipto ke YIA pada Maret 2020.
"Kami berkewajiban mendukung operasional penuh YIA dengan menyediakan moda transportasi. Meskipun 'core'-nya sebenarnya adalah kereta api. Tetapi karena masih proses realisasi, kami masuk terlebih dahulu," katanya.
Baca juga: AP I: Bandara Internasional Yogyakarta akan beroperasi penuh 29 Maret
Menurut dia, sebelum peluncuran antarmoda ini pihaknya sudah melakukan survei terkait rute yang akan dilalui.
"Masing-masing rute akan dilayani dengan 7-11 armada minibus kapasitas 10 orang. Jika respons masyarakat cukup bagus, kemungkinan besar akan ada penambahan armada dengan kapasitas lebih besar," katanya.
Rute ersebut meliputi kampus UGM, kompleks Pemkab Sleman, SCH, Hartono Mall, dan Jalan Affandi.
"Meskipun rutenya cukup jauh dan melewati kawasan padat lalu lintas, namun kami targetkan jarak antara armada satu dengan armada yang lain hanya 20 hingga 30 menit karena Menteri Perhubungan memandang jika 'headway' di atas 30 menit, sudah tidak menarik lagi bagi masyarakat untuk memanfaatkannya," katanya.
Lima rute yang dilayani antarmoda tersebut yakni, rute pertama adalah dari Sleman City Hall ke Kompleks Pemda Sleman - Terminal Jombor lalu YIA.
Rute kedua adalah YIA - Tebing Gunung Gajah - Goa Kiskendo - Plono - Samigaluh - Jalan Nanggulan - Mendut dan Candi Borobudur melalui Bukit Menoreh.
Rute ketiga adalah YIA - Wates - Nanggulan - Dekso lalu Candi Borobudur, rute keempat adalah Candi Borobudur - Terminal Muntilan - Terminal Jombor - Grand Inna Malioboro. Rute kelima adalah YIA - Ambarketawang - Wirobrajan - Universitas Gadjah Mada dan berakhir Jalan Affandi dan Hartono Mall.
"Rute-rute dilayani dengan armada executive di mana satu dengan 'headway' tidak sampai 30 menit," katanya.
Baca juga: Wapres harapkan Bandara Internasional Yogyakarta dongkrak wisatawan
Budi mengatakan, untuk sementara pihaknya juga akan memberikan subsidi untuk operasional angkutan, dan ada penumpang maupun tidak ada penumpang, armada tetap harus jalan setiap 20 menit.
"Kami memberikan subsidi besarannya satu tahun sekitar Rp9 miliar sehingga diharapkan dari pihak Damri tarifnya sekitar Rp25 ribu," katanya.
Direktur Utama Perum Damri, Setia N Milatia Moemin mengatakan pihaknya sudah menyiapkan sebanyak 11 unit armada untuk mendukung antarmoda Bandara YIA ini.
"Saat ini yang sudah siap tiga unit, dan dalam waktu dekat segera dikirimkan lagi delapan unit," katanya.
Ia mengatakan, tarif angkutan armada antarmoda ini akan diberikan subsidi dari pemerintah selama satu tahun mulai Februari ini.
"Tarif untuk antarmoda bersubsidi ini sekitar Rp25 ribu, namun ini akan kami bahas lagi. Kami juga ada yang nonsubsidi yang berangkat dari beberapa titik di Yogyakarta dengan tarif Rp70 ribu," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: