RS Lantamal VI Makassar siapkan ruangan khusus suspect Corona
29 Januari 2020 16:54 WIB
Sejumlah tim dokter menangani pasien suspect (dicurigai) mengalami gejala flu Corona saat simulasi penanganan di ruang isolasi Rumah Sakit Jala Ammari, Lantamal VI Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (29/1/2020). ANTARA/ Dokumen
Makassar (ANTARA) - Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Jala Ammari Lantamal VI Makassar, Sulawesi Selatan menyiapkan ruangan khusus isolasi guna mengantisipasi dan menangani adanya suspect atau orang dicurigai yang terpapar virus Corona yang masuk dari Pelabuhan Makassar eks Sukarno Hatta.
"Untuk RS Jala Ammari disiapkan satu kamar isolasi untuk Corona dengan kapasitas tiga tempat tidur," ujar Kepala Rumah Sakit Jala Ammari Lantamal VI, Letkol Laut (K) dr. Budi Santosa disela simulasi penanganan pasien Corona, Rabu.
Ia mengatakan pihaknya melaksanakan simulasi sebagai bentuk antisipasi bilamana adanya kecurigaan orang yang membawa virus dengan nama Novel Corona atau nCoV masuk melalui pelabuhan Makassar, eks Sukarno Hatta.
"Hari ini kita melaksanakan simulasi orang suspect (curiga) terkena flu Corona, karena RS Jala Ammari dekat dengan pelabuhan. Settingannya seolah-olah ada orang dari luar negeri mengalami gejala flu Corona," tutur dia kepada wartawan.
Baca juga: Karumkit Lantamal VI sosialisasi pencegahan virus corona
Ia mengemukakan, simulasi ini dimaksudkan untuk penanganan apabila ada orang yang datang gejalanya terdeteksi dengan gejala mirip flu Corona, seperti flu dengan dominan radang tenggorokan dan panah tubuh melebihi batas normal.
"Jadi gelajanya jelas, lalu kita kunci orang ini karena sebelumnya pernah ke Cina dan kontak masyarakat disana dicurigai menderita flu Corona," sebut Budi.
Mengenai dengan tim dokter, kata dia, telah disiapkan dari dokter paru, dokter penyakit dalam dan dokter anastesi di bantu perawat harian. Mereka akan bersiaga selama 24 jam.
Bila ada pasien dari awal analisa di ruang isolasi infeksi UGD yang menangani prosedur infeksi, maka langsung di bawa ke ruang isolasi khusus dan dilaksanakan penindakan berupa pemeriksaan serta pengobatan selama proses dirawat.
Baca juga: Dinkes tunjuk RS Wahidin Makassar rujukan virus Corona
Baca juga: Menkes tegaskan tidak ada penderita virus Corona
Tidak hanya itu, RS Jala Ammari tetap bekerja sama dengan Rumah Sakit lain untuk rujukan serta melaporkan ke Dinas Kesehatan kota maupun provinsi Sulsel, sebab untuk pemeriksaan dari flu Corona masih dilaksanakan Dinkes setempat.
Sedangkan standar untuk pakaian petugas yang menangani virus ini, diwajibkan mengunakan APD atau alat pelindung diri, seperti gaun menutupi seluruh tubuh sampai kepala, kemudian mengunakan masker N95, kacamata khusus dan satug tangan, karena flu Corona merupakan penyakit virus membawa infeksi yang mematikan.
"Seluruh pakaian khusus yang digunakan hanya satu kali pakai selama bertugas. Setelah keluar dari ruang isolasi semua ditanggalkan baru bisa keluar dari lokasi ruangan," ucapnya menjelaskan.
Hingga saat ini, dilaporkan jumlah orang meninggal akibat virus corona menjadi 132 orang di darat China. Virus ini juga menyasar di berbagai negara Asia dan Eropa seperti Amerika Serikat, Australia, Perancis hingga Jerman.
Baca juga: Pemkot Makassar efektifkan puskesmas antisipasi virus corona
"Untuk RS Jala Ammari disiapkan satu kamar isolasi untuk Corona dengan kapasitas tiga tempat tidur," ujar Kepala Rumah Sakit Jala Ammari Lantamal VI, Letkol Laut (K) dr. Budi Santosa disela simulasi penanganan pasien Corona, Rabu.
Ia mengatakan pihaknya melaksanakan simulasi sebagai bentuk antisipasi bilamana adanya kecurigaan orang yang membawa virus dengan nama Novel Corona atau nCoV masuk melalui pelabuhan Makassar, eks Sukarno Hatta.
"Hari ini kita melaksanakan simulasi orang suspect (curiga) terkena flu Corona, karena RS Jala Ammari dekat dengan pelabuhan. Settingannya seolah-olah ada orang dari luar negeri mengalami gejala flu Corona," tutur dia kepada wartawan.
Baca juga: Karumkit Lantamal VI sosialisasi pencegahan virus corona
Ia mengemukakan, simulasi ini dimaksudkan untuk penanganan apabila ada orang yang datang gejalanya terdeteksi dengan gejala mirip flu Corona, seperti flu dengan dominan radang tenggorokan dan panah tubuh melebihi batas normal.
"Jadi gelajanya jelas, lalu kita kunci orang ini karena sebelumnya pernah ke Cina dan kontak masyarakat disana dicurigai menderita flu Corona," sebut Budi.
Mengenai dengan tim dokter, kata dia, telah disiapkan dari dokter paru, dokter penyakit dalam dan dokter anastesi di bantu perawat harian. Mereka akan bersiaga selama 24 jam.
Bila ada pasien dari awal analisa di ruang isolasi infeksi UGD yang menangani prosedur infeksi, maka langsung di bawa ke ruang isolasi khusus dan dilaksanakan penindakan berupa pemeriksaan serta pengobatan selama proses dirawat.
Baca juga: Dinkes tunjuk RS Wahidin Makassar rujukan virus Corona
Baca juga: Menkes tegaskan tidak ada penderita virus Corona
Tidak hanya itu, RS Jala Ammari tetap bekerja sama dengan Rumah Sakit lain untuk rujukan serta melaporkan ke Dinas Kesehatan kota maupun provinsi Sulsel, sebab untuk pemeriksaan dari flu Corona masih dilaksanakan Dinkes setempat.
Sedangkan standar untuk pakaian petugas yang menangani virus ini, diwajibkan mengunakan APD atau alat pelindung diri, seperti gaun menutupi seluruh tubuh sampai kepala, kemudian mengunakan masker N95, kacamata khusus dan satug tangan, karena flu Corona merupakan penyakit virus membawa infeksi yang mematikan.
"Seluruh pakaian khusus yang digunakan hanya satu kali pakai selama bertugas. Setelah keluar dari ruang isolasi semua ditanggalkan baru bisa keluar dari lokasi ruangan," ucapnya menjelaskan.
Hingga saat ini, dilaporkan jumlah orang meninggal akibat virus corona menjadi 132 orang di darat China. Virus ini juga menyasar di berbagai negara Asia dan Eropa seperti Amerika Serikat, Australia, Perancis hingga Jerman.
Baca juga: Pemkot Makassar efektifkan puskesmas antisipasi virus corona
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020
Tags: