Rais Aam PBNU : Surabaya butuh sosok pemimpin seperti Machmud Arifin
29 Januari 2020 16:31 WIB
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), K.H. Miftachul Akhyar menyatakan Kota Surabaya saat bertemu dengan mantan Kapolda Jatim, Irjen Pol (Purn) Drs. Machfud Arifin di Surabaya beberapa waktu lalu. (HO)
Surabaya (ANTARA) - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), K.H. Miftachul Akhyar menyatakan Kota Surabaya membutuhkan sosok pemimpin yang terampil yang mampu meningkatkan kualitas pendidikan umat, seperti yang ada pada sosok mantan Kapolda Jatim, Irjen Pol (Purn) Drs. Machfud Arifin.
"Saya sangat mengenal bapak Machfud, beliau seperti anak saya sendiri. Begitu beliau menjadi Kapolda Jatim beliau langsung ke sini lalu memaparkan program-programnya antara lain rawa yang semula kurang begitu indah lalu disulap menjadi masjid yang cukup megah," kata kiai Miftah yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, Machfud Arifin mampu membawa perubahan yang lebih baik karena sudah banyak keberhasilan yang ditorehkan oleh mantan Kapolda Kalimantan Selatan ini, salah satunya sukses dalam memimpin Polda Jawa Timur.
Soal pembangunan, kata dia, Machfud dinilai cukup berpengalaman dengan terbukti sejak jadi Kapolres bahkan Kapolda di tiga wilayah hingga sampai ke Jawa Timur.
Untuk Jawa Timur ini, kata dia, adalah ukuran, standar keberhasilan seorang pemimpin, sehingga Surabaya perlu sentuhan Machfud Arifin agar bisa semakin maju.
"Apalagi Bapak Machfud ini mudah diajak bicara, beliau orangnya terbuka, mudah diberi masukan dan konsisten," katanya.
Mantan Rais Syuriyah PWNU Jatim ini menjelaskan Surabaya masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki terutama dalam dunia pendidikan diniyah yang belum tersentuh oleh Pemerintah Kota Surabaya.
"Surabaya terkenal kota religi, namun pendidikan diniyah atau pendidikan pesantren belum mendapat sentuhan dari pemerintah," katanya.
Untuk itu, ia berharap Machfud Arifin menjadi peletak dasar perubahan di Surabaya untuk pembangunan Surabaya ke depannya lebih maju, selain menjadi kota metropolitan, tapi juga mampu menjadi kota yang terbesar kedua, dan dapat melahirkan kader-kader atau generasi-generasi terbaik untuk masa depan.
"NU kan bukan partai, tapi kan kita sebagai warga punya kewajiban memikirkan masa depanya dan mana program yang terbaik untuk umat, NU itu juga punya sebuah keinginan sebuah program bagaimana mensejahterakan rakyat dalam kebaikan. Bukan sekedar sejahtera, istilahnya makmur adil dalam kesejahteraan, tentu itu sebuah proyek besar dalam NU dan di Islam itu sendiri," katanya.
Selain itu, kiai Miftah juga mengatakan Machfud Arifin adalah orang NU banget meskipun tidak menduduki struktural di NU.
"Pak Machfud ini NU banget, semua amaliah di NU beliau sudah lakukan, NU itu tidak harus struktural, justru kultural itu lebih berwibawa yang lebih besar umumnya dari pada struktural, kalau struktural itu hanya bagi bagi tugas saja," katanya.
Baca juga: Machfud Arifin dapat dukungan Habib Zein maju Pilkada Surabaya
Baca juga: Lima partai deklarasi usung Machfud Arifin jadi Bacawali Surabaya 2020
Baca juga: Machfud Arifin beri sinyal Azrul sebagai wakilnya di Pilkada Surabaya
"Saya sangat mengenal bapak Machfud, beliau seperti anak saya sendiri. Begitu beliau menjadi Kapolda Jatim beliau langsung ke sini lalu memaparkan program-programnya antara lain rawa yang semula kurang begitu indah lalu disulap menjadi masjid yang cukup megah," kata kiai Miftah yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, Machfud Arifin mampu membawa perubahan yang lebih baik karena sudah banyak keberhasilan yang ditorehkan oleh mantan Kapolda Kalimantan Selatan ini, salah satunya sukses dalam memimpin Polda Jawa Timur.
Soal pembangunan, kata dia, Machfud dinilai cukup berpengalaman dengan terbukti sejak jadi Kapolres bahkan Kapolda di tiga wilayah hingga sampai ke Jawa Timur.
Untuk Jawa Timur ini, kata dia, adalah ukuran, standar keberhasilan seorang pemimpin, sehingga Surabaya perlu sentuhan Machfud Arifin agar bisa semakin maju.
"Apalagi Bapak Machfud ini mudah diajak bicara, beliau orangnya terbuka, mudah diberi masukan dan konsisten," katanya.
Mantan Rais Syuriyah PWNU Jatim ini menjelaskan Surabaya masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki terutama dalam dunia pendidikan diniyah yang belum tersentuh oleh Pemerintah Kota Surabaya.
"Surabaya terkenal kota religi, namun pendidikan diniyah atau pendidikan pesantren belum mendapat sentuhan dari pemerintah," katanya.
Untuk itu, ia berharap Machfud Arifin menjadi peletak dasar perubahan di Surabaya untuk pembangunan Surabaya ke depannya lebih maju, selain menjadi kota metropolitan, tapi juga mampu menjadi kota yang terbesar kedua, dan dapat melahirkan kader-kader atau generasi-generasi terbaik untuk masa depan.
"NU kan bukan partai, tapi kan kita sebagai warga punya kewajiban memikirkan masa depanya dan mana program yang terbaik untuk umat, NU itu juga punya sebuah keinginan sebuah program bagaimana mensejahterakan rakyat dalam kebaikan. Bukan sekedar sejahtera, istilahnya makmur adil dalam kesejahteraan, tentu itu sebuah proyek besar dalam NU dan di Islam itu sendiri," katanya.
Selain itu, kiai Miftah juga mengatakan Machfud Arifin adalah orang NU banget meskipun tidak menduduki struktural di NU.
"Pak Machfud ini NU banget, semua amaliah di NU beliau sudah lakukan, NU itu tidak harus struktural, justru kultural itu lebih berwibawa yang lebih besar umumnya dari pada struktural, kalau struktural itu hanya bagi bagi tugas saja," katanya.
Baca juga: Machfud Arifin dapat dukungan Habib Zein maju Pilkada Surabaya
Baca juga: Lima partai deklarasi usung Machfud Arifin jadi Bacawali Surabaya 2020
Baca juga: Machfud Arifin beri sinyal Azrul sebagai wakilnya di Pilkada Surabaya
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020
Tags: