Dinkes anggarkan Rp8 miliar untuk inventaris gedung doping center
29 Januari 2020 15:56 WIB
Dokumen - GOR Futsal yang berada di kawasan jalan poros Timika-SP5 akan dijadikan arena pertandingan futsal dan bola tangan pada PON PON XX Papua, Oktober-November 2020. ANTARA/Evarianus Supar
Jayapura (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua menganggarkan Rp8 miliar untuk pengadaan inventaris gedung doping center yang hingga kini masih dalam tahap pembangunan.
"Pembangunan gedung doping center ini memang kita ada tambahan hari. Jadi, sesuai dengan adendum yang sudah kita lakukan, ada tambahan hari kerja," kata Sekretaris Dinkes Papua, Silwanus Sumule di Jayapura, Rabu.
Baca juga: TNI-Polri siap amankan PON 2020 di Papua
Lanjut dia, adendum tambahan waktu kerja dan pasti akan diselesaikan, harus diselesaikan sebelum pelaksanaan PON XX.
"Jadi, dari progres secara fisik pembangunan gedung doping center ini kurang lebih sekitar 82 persen, itu akan diselesaikan. Begitu selesai, dalam perencanaan kita, inventaris didalam sudah dianggarkan," katanya.
Baca juga: PLN Papua rampungkan pembangunan enam pembangkit jelang PON XX
Kurang lebih, menurut dia, anggaran untuk inventaris kurang lebih sekitar Rp8 miliar. Intinya, paling lambat sekitar Juli 2019, gedung doping center Papua sudah dioperasikan.
Baca juga: Aceh andalkan atletik raih emas di PON 2020 Papua
Silwanus menjelaskan bahwa gedung doping center ini berada di gedung Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Papua.
Di gedung Labkesda itu, kata dia, ada suatu ruangan khusus disiapkan untuk menampung hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang akan ditampung kemudian dikirim ke luar negeri.
"Karena kita di Indonesia ini tidak ada pemeriksaan doping, sehingga hasil pemeriksaan harus ke luar negeri. Beberapa pilihan negara sudah ditawarkan dan kita akan komunikasikan dengan pihak Lembaga Anti Doping Indonesia (Ladi)," ujarnya.
"Jadi, pilihannya mulai dari India, kemudian,Thailand, Korea, dan Jepang. Kita sementara bangun komunikasi mudah-mudahan dalam bulan inj semua keputusan sudah ada," tambah dia.
"Pembangunan gedung doping center ini memang kita ada tambahan hari. Jadi, sesuai dengan adendum yang sudah kita lakukan, ada tambahan hari kerja," kata Sekretaris Dinkes Papua, Silwanus Sumule di Jayapura, Rabu.
Baca juga: TNI-Polri siap amankan PON 2020 di Papua
Lanjut dia, adendum tambahan waktu kerja dan pasti akan diselesaikan, harus diselesaikan sebelum pelaksanaan PON XX.
"Jadi, dari progres secara fisik pembangunan gedung doping center ini kurang lebih sekitar 82 persen, itu akan diselesaikan. Begitu selesai, dalam perencanaan kita, inventaris didalam sudah dianggarkan," katanya.
Baca juga: PLN Papua rampungkan pembangunan enam pembangkit jelang PON XX
Kurang lebih, menurut dia, anggaran untuk inventaris kurang lebih sekitar Rp8 miliar. Intinya, paling lambat sekitar Juli 2019, gedung doping center Papua sudah dioperasikan.
Baca juga: Aceh andalkan atletik raih emas di PON 2020 Papua
Silwanus menjelaskan bahwa gedung doping center ini berada di gedung Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Papua.
Di gedung Labkesda itu, kata dia, ada suatu ruangan khusus disiapkan untuk menampung hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang akan ditampung kemudian dikirim ke luar negeri.
"Karena kita di Indonesia ini tidak ada pemeriksaan doping, sehingga hasil pemeriksaan harus ke luar negeri. Beberapa pilihan negara sudah ditawarkan dan kita akan komunikasikan dengan pihak Lembaga Anti Doping Indonesia (Ladi)," ujarnya.
"Jadi, pilihannya mulai dari India, kemudian,Thailand, Korea, dan Jepang. Kita sementara bangun komunikasi mudah-mudahan dalam bulan inj semua keputusan sudah ada," tambah dia.
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: