Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu diprediksi bergerak positif terbawa kenaikan mata uang kuat Asia.

Pada pukul 10.04 WIB, rupiah bergerak menguat 19 poin atau 0,14 persen menjadi Rp13.625 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya di level Rp13.644 per dolar AS.

"Pagi ini mata uang kuat Asia yakni dolar Hong Kong dan dolar Singapura dibuka menguat terhadap dolar AS. Kemungkinan rupiah terbawa menguat," kata Kepala Riset Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Rupiah terkoreksi masih terkait sentimen Virus Corona

Dari eksternal, wabah virus corona yang bersumber dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, mulai dikhawatirkan mengganggu perekonomian negara kuat ekonomi tersebut.

Virus tersebut berjangkit pada tahun baru China yang mestinya merupakan momentum terbaik ekonomi China.

Penyebaran virus tersebut menimbulkan gangguan di beberapa sektor yaitu transportasi, pembatalan tur, dan penjualan ritel.

Bahkan Menteri Ekonomi Jepang memperingatkan wabah tersebut bisa menurunkan keuntungan perusahaan serta produk pabrik Jepang.

Jika situasi ini membutuhkan waktu lebih lama, Jepang khawatir hal tersebut dapat merusak ekspor Jepang karena turunnya konsumsi dan produksi di China. China merupakan negara tujuan ekspor kedua terbesar Jepang.

Lana memperkirakan rupiah pada hari ini bergerak di kisaran Rp13.620 per dolar AS hingga Rp13.650 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp13.634 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.647 per dolar AS.

Baca juga: Dolar di Tokyo diperdagangkan di kisaran paruh bawah 109 yen
Baca juga: Emas turun setelah saham pulih, dolar menguat jelang pertemuan Fed