Jakarta (ANTARA) - Di era serba digital ini bukan hal yang mengejutkan apabila segala sesuatu, mulai dari memesan ojek, hingga membayar makanan di restoran cepat saji pun dilakukan lewat ponsel, dengan uang yang disimpan di dalamnya.
Namun, apakah menyimpan uang atau bahkan menggabungkan (merge) kartu debit dan/atau kredit di layanan keuangan digital yang ada di gawai bisa dibilang aman bagi penggunanya?
CEO dan Co-founder platform pembayaran digital DANA, Vincent Iswara, berpendapat bahwa pengguna tak perlu khawatir dengan keamanan data di platform finansial digital karena memiliki lingkungan dan sistem yang terjaga.
"Dengan digital, saya pikir datanya malah lebih aman, dengan environment yang terjaga. Kalau offline banyak data yang bisa saja terambil. Misalnya adanya salah kirim, sampai kecolongan," kata Vincent saat ditemui di Jakarta, Senin.
"Justru yg tradisional susah untuk di-secure. Kalau digital sudah banyak tools dan sistem untuk secure keamanan mereka (pengguna)," ujarnya melanjutkan.
Ia pun sangat antusias dan optimistis bahwa industri teknologi finansial (fintech) di Indonesia akan semakin berkembang.
Vincent melihat geliat ekonomi digital di Tanah Air meningkat selama dua tahun terakhir, bahkan mengungguli penggunaan kartu debit maupun kredit sebagai media pembayaran.
"Dua tahun terakhir kalau dibandingkan dengan (penggunaan) kartu 30 tahun terakhir, itu pengguna digital payment sudah melebihi pengguna kartu debit/kredit transaksinya," paparnya.
Lebih lanjut, dengan dimulainya layanan finansial digital yang benar, berskala, serta semakin inklusif akan semakin membuat geliat tersebut semakin baik di tahun 2020.
Pemain-pemain yang bergerak di infrastruktur digital, lanjutnya, akan semakin siap untuk memberikan layanan keuangan yang lebih aman, efisien, dan berskala bagi layanan finansial lain seperti asuransi, hingga peminjaman dan investasi.
"Infrastruktur ini, adalah yang kita anggap penting untuk provide secure, efficient, scalable financial service termasuk asuransi, lending, investment - itu semua akan bisa lebih akurat kalau user dan ekosistemnya sudah digital," kata Vincent.
"Lalu, banyaknya pengguna yang masuk ke sini, kita bisa understand the demand better dan bisa membuat produk-produk yang sustainable," pungkasnya.
Baca juga: DANA nilai QRIS akan dorong adaptasi masyarakat atas ekonomi digital
Baca juga: DANA capai 35 juta pengguna aktif dan 87 ribu mitra UMKM di 2019
Baca juga: DANA resmi jadi pembayaran di App Store
Menyimpan uang di dompet digital, amankah?
28 Januari 2020 19:46 WIB
Ilustrasi dompet digital (ANTARA/Dian Hadiyatna/HO)
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020
Tags: