DANA nilai QRIS akan dorong adaptasi masyarakat atas ekonomi digital
28 Januari 2020 19:17 WIB
Sejumlah alat pemindai dan pembayaran DANA yang dipamerkan di @Kantor DANA, Jakarta Selatan, Selasa (28/1/2020). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)
Jakarta (ANTARA) - CEO dan Co-founder platform pembayaran digital DANA, Vincent Iswara menilai bahwa kehadiran Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) yang diinisiasi oleh Bank Indonesia, akan berdampak lurus dengan adaptasi masyarakat Indonesia atas ekonomi digital.
"BI interaktif dengan pemain-pemain di pasar ini (ekonomi digital). Kita selalu bertemu tiap minggu dan evaluasi setiap saat. QRIS sendiri bertujuan untuk membuat masyarakat agar mengadopsi digital lebih cepat," kata Vincent saat ditemui di Jakarta, Selasa.
QRIS, yang juga didukung oleh dompet elektronik DANA itu diharapkan mampu mendorong program pemerintah Indonesia dengan kode QR standar nasional yang lebih inklusif, dan luas untuk digunakan di banyak penjual.
Penggunaan QRIS di Indonesia sendiri telah dilakukan sejak awal Januari 2020. Dengan QRIS, pengguna dompet elektronik bisa melakukan pembayaran lintas platform atau layanan keuangan digital di bawah pengawasan Bank Indonesia.
Baca juga: BI targetkan 15 juta pedagang gunakan QRIS pada 2020
DANA sendiri menjadi layanan teknologi pembayaran digital yang mematuhi regulasi ini dengan menerapkan QRIS 100 persen di semua penjual DANA seluruh Indonesia.
Pengguna hanya cukup membuka aplikasi pembayaran dan melakukan pemindaian QRIS di penjual-penjual. Diharapkan, Indonesia hanya membutuhkan satu kode QR untuk semua pembayaran.
Bicara soal inklusivitas dan persaingan, Vincent beranggapan bahwa kehadiran pelaku-pelaku lain, seperti misalnya WeChat Pay dan AliPay dalam industri ini merupakan hal positif guna mendorong geliat ekonomi digital di Tanah Air.
"Justru kami tidak melihat mereka sebagai saingan, tapi kita melihat keberadaan mereka itu membantu bahwa digital payment itu adalah the future," kata dia.
"(Kehadiran pemain lain) Semakin membantu dan ini malah memperkuat bahwa digital payment itu saat ini dibutuhkan," ujar Vincent melanjutkan.
Baca juga: DANA capai 35 juta pengguna aktif dan 87 ribu mitra UMKM di 2019
Baca juga: DANA resmi jadi pembayaran di App Store
Baca juga: QRIS tak akan hentikan peredaran uang
"BI interaktif dengan pemain-pemain di pasar ini (ekonomi digital). Kita selalu bertemu tiap minggu dan evaluasi setiap saat. QRIS sendiri bertujuan untuk membuat masyarakat agar mengadopsi digital lebih cepat," kata Vincent saat ditemui di Jakarta, Selasa.
QRIS, yang juga didukung oleh dompet elektronik DANA itu diharapkan mampu mendorong program pemerintah Indonesia dengan kode QR standar nasional yang lebih inklusif, dan luas untuk digunakan di banyak penjual.
Penggunaan QRIS di Indonesia sendiri telah dilakukan sejak awal Januari 2020. Dengan QRIS, pengguna dompet elektronik bisa melakukan pembayaran lintas platform atau layanan keuangan digital di bawah pengawasan Bank Indonesia.
Baca juga: BI targetkan 15 juta pedagang gunakan QRIS pada 2020
DANA sendiri menjadi layanan teknologi pembayaran digital yang mematuhi regulasi ini dengan menerapkan QRIS 100 persen di semua penjual DANA seluruh Indonesia.
Pengguna hanya cukup membuka aplikasi pembayaran dan melakukan pemindaian QRIS di penjual-penjual. Diharapkan, Indonesia hanya membutuhkan satu kode QR untuk semua pembayaran.
Bicara soal inklusivitas dan persaingan, Vincent beranggapan bahwa kehadiran pelaku-pelaku lain, seperti misalnya WeChat Pay dan AliPay dalam industri ini merupakan hal positif guna mendorong geliat ekonomi digital di Tanah Air.
"Justru kami tidak melihat mereka sebagai saingan, tapi kita melihat keberadaan mereka itu membantu bahwa digital payment itu adalah the future," kata dia.
"(Kehadiran pemain lain) Semakin membantu dan ini malah memperkuat bahwa digital payment itu saat ini dibutuhkan," ujar Vincent melanjutkan.
Baca juga: DANA capai 35 juta pengguna aktif dan 87 ribu mitra UMKM di 2019
Baca juga: DANA resmi jadi pembayaran di App Store
Baca juga: QRIS tak akan hentikan peredaran uang
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020
Tags: