Tokyo (ANTARA) - Saham-saham di Tokyo berakhir lebih rendah pada Selasa, menyusul dukungan lemah dari Wall Street dan penurunan pada bursa global utama lainnya, dengan kenaikan yen terhadap dolar AS merugikan eksportir dan penghindaraan risiko terhadap saham-saham siklikal.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Saham Tokyo (TSE) kehilangan 127,80 poin atau 0,55 persen, dari tingkat penutupan Senin (27/1/2020), menjadi mengakhiri perdagangan di 23.215,71 poin, menandai penutupan terendah sejak 8 Januari.

Sementara itu, Indeks Topix yang lebih luas dari seluruh saham di pasar Tokyo, berkurang 10,29 poin atau 0,60 persen, menjadi berakhir pada 1.692,28 poin.

Saham-saham besi dan baja, pertambangan dan yang berhubungan dengan produk batu bara paling banyak mencatat penurunan pada saat penutupan perdagangan. Wall Street mencatat hari terburuk dalam lebih dari tiga bulan pada Senin (27/1/2020), karena China memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek akibat wabah virus, memicu kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari upaya penahanan penyebaran virus di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Namun, beberapa investor melihat dampak ekonomi jangka panjang sebagai tidak mungkin, mengingat pengalaman masa lalu dengan wabah virus.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 453,93 poin atau 1,57 persen, menjadi berakhir pada 28.535,80 poin. Indeks S&P 500 turun 51,84 poin atau 1,57 persen, menjadi ditutup di 3.243,63 poin. Indeks Komposit Nasdaq berkurang 175,60 poin atau 1,89 persen, menjadi berakhir di 9.139,31 poin.

Baca juga: Bursa Saham Australia jatuh, Indeks ASX 200 ditutup turun 1,35 persen

Baca juga: Bursa saham Seoul turun tajam, Indeks KOSPI ditutup anjlok 3,09 persen