Wamenkeu sebut Virus Corona berpotensi perlambat ekonomi China
28 Januari 2020 16:56 WIB
Dokumentasi - Sepasang remaja mengenakan masker saat melintas di Shanghai Disney Resort, China (24/1/2020). ANTARA/REUTERS/Aly Song/aa.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyebutkan bahwa mewabahnya Virus Corona berpotensi memperlambat perekonomian China pada 2020 dan pada 2019 telah mengalami perlemahan 6,1 persen dari 6,6 persen pada 2018.
Wamenkeu Suahasil Nazara mengatakan potensi penurunan perekonomian China pada 2020 terjadi jika wabah Virus Corona mampu menurunkan ekspektasi pelaku pasar sehingga mempengaruhi pergerakan ekonomi.
“Nanti kita lihat (penurunannya). China pertumbuhan ekonominya sudah 6,1 persen. Virus Corona membuat perkiraan untuk menurunkan ekonomi dan bisa mempengaruhi ekspektasi jadi khawatirnya membawa penurunan pada pertumbuhan,” kata Wamenkeu di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa.
Suahasil Nazara menuturkan pertumbuhan ekonomi dunia pasti saling berkaitan sehingga jika China mengalami perlemahan maka akan berdampak untuk negara lain terutama Indonesia yang merupakan mitra perdagangan.
“Pertumbuhan ekonomi dunia kan pasti saling berkaitan, makanya pertumbuhan ekonomi dunia yang menunjukkan penurunan cukup drastis itu kita cukup concern,” ujarnya.
Baca juga: Mari Pangestu sebut virus corona berpotensi pengaruhi perdagangan
Ia menyatakan dinamika global termasuk yang terjadi di negara maju seperti China pada saatnya akan berdampak ke Indonesia karena permintaan produk berkurang sehingga ekspor menurun.
“Negara maju pertumbuhannya lebih rendah jadi permintaan ke Indonesia menurun yang akhirnya ekspor kita menurun. Negara mitra dagangnya China akan terkena,” kata Wamenkeu.
Tak hanya itu, Suahasil Nazara mengatakan saat ini pasar saham cukup terdampak dari sisi psikologis yaitu timbulnya rasa ke khawatiran dan pesimisme akibat kabar wabah Virus Corona yang terus berkembang.
“Jadi itu masalah psikologis pasar yang memang bergerak terus tiap detik tergantung cerita yang berkembang di pasar. Kalau ceritanya ada faktor virus yang mempengaruhi pertumbuhan maka gerakan ekonomi dunia berkurang,” jelasnya.
Ia pun menekankan untuk terus mewaspadai dan mengantisipasi perkembangan keberadaan Virus Corona tersebut sehingga pergerakan ekonomi tidak benar-benar menurun sebab wabah itu terus menyebar.
“Ini antisipasi kalau sekarang keberadaan Virus Corona mempengaruhi gerakan ekonomi maka bisa turun beneran. Kalau ini menyebar lebih cepat maka pertumbuhan ekonominya lebih rendah,” katanya.
Baca juga: Sri Mulyani waspadai dampak virus Corona ke perekonomian RI
Wamenkeu Suahasil Nazara mengatakan potensi penurunan perekonomian China pada 2020 terjadi jika wabah Virus Corona mampu menurunkan ekspektasi pelaku pasar sehingga mempengaruhi pergerakan ekonomi.
“Nanti kita lihat (penurunannya). China pertumbuhan ekonominya sudah 6,1 persen. Virus Corona membuat perkiraan untuk menurunkan ekonomi dan bisa mempengaruhi ekspektasi jadi khawatirnya membawa penurunan pada pertumbuhan,” kata Wamenkeu di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa.
Suahasil Nazara menuturkan pertumbuhan ekonomi dunia pasti saling berkaitan sehingga jika China mengalami perlemahan maka akan berdampak untuk negara lain terutama Indonesia yang merupakan mitra perdagangan.
“Pertumbuhan ekonomi dunia kan pasti saling berkaitan, makanya pertumbuhan ekonomi dunia yang menunjukkan penurunan cukup drastis itu kita cukup concern,” ujarnya.
Baca juga: Mari Pangestu sebut virus corona berpotensi pengaruhi perdagangan
Ia menyatakan dinamika global termasuk yang terjadi di negara maju seperti China pada saatnya akan berdampak ke Indonesia karena permintaan produk berkurang sehingga ekspor menurun.
“Negara maju pertumbuhannya lebih rendah jadi permintaan ke Indonesia menurun yang akhirnya ekspor kita menurun. Negara mitra dagangnya China akan terkena,” kata Wamenkeu.
Tak hanya itu, Suahasil Nazara mengatakan saat ini pasar saham cukup terdampak dari sisi psikologis yaitu timbulnya rasa ke khawatiran dan pesimisme akibat kabar wabah Virus Corona yang terus berkembang.
“Jadi itu masalah psikologis pasar yang memang bergerak terus tiap detik tergantung cerita yang berkembang di pasar. Kalau ceritanya ada faktor virus yang mempengaruhi pertumbuhan maka gerakan ekonomi dunia berkurang,” jelasnya.
Ia pun menekankan untuk terus mewaspadai dan mengantisipasi perkembangan keberadaan Virus Corona tersebut sehingga pergerakan ekonomi tidak benar-benar menurun sebab wabah itu terus menyebar.
“Ini antisipasi kalau sekarang keberadaan Virus Corona mempengaruhi gerakan ekonomi maka bisa turun beneran. Kalau ini menyebar lebih cepat maka pertumbuhan ekonominya lebih rendah,” katanya.
Baca juga: Sri Mulyani waspadai dampak virus Corona ke perekonomian RI
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: