Yogyakarta (ANTARA) - Institut Pertanian Stiper Yogyakarta bersama dengan PT Astra Agro Lestari (AAL) Tbk. menandatangani nota kesepahaman tentang riset, inovasi dan kajian pengembangan industri sawit berkelanjutan untuk meningkatkan hubungan baik yang telah lama terjalin antara perguruan tinggi dan perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut.

"Nota kesepahaman tersebut dimaksudkan untuk memberikan payung hukum bagi penyelenggaraan kerja sama untuk memenuhi kebutuhan dan memperoleh manfaat yang saling menguntungkan bagi Instiper dan PT. AAL Tbk," kata Rektor Instiper Yogyakarta Harsawardana di sela penandatanganan di Kampus Instiper Yogyakarta, Selasa.

Nota kesepahaman tersebut, lanjut Rektor Instiper, diharapkan dapat mewujudkan hubungan kerja sama antara perguruan dan perusahaan perkebunan dengan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki guna mendukung pencapaian tujuan bersama.

"Ruang lingkup kerja sama ini meliputi kerja sama untuk melakukan riset dan inovasi teknologi sepanjang rantai pasok bisnis industri kelapa sawit, mengembangkan pusat pengetahuan, pendidikan dan pengembangan SDM (sumber daya manusia) perkelapa-sawitan," katanya.

Baca juga: USU buka Program Studi Kelapa Sawit

Selain itu, juga melakukan kajian kebijakan pengelolaan dan pengembangan penerapan sistem produksi dan bisnis rantai pasok kelapa sawit, serta mengumpulkan dan mengelola informasi dalam bentuk sistem 'big data' yang kredibel.

Dalam pelaksanaan nota kesepahaman itu, Instiper menugaskan Pusat Sains Kelapa Sawit (PSKS) dengan dukungan Fakultas dan LPPM di lingkup kampus, sedangkan dari PT. AAL Tbk menugaskan unit unit kelembagaan di industrinya. Nota kesepahaman dilaksanakan paling lama enam bulan dan berlaku lima tahun setelah penandatanganan.

"Nota kesepahaman antara Instiper dengan PT. AAL Tbk diharapkan mampu mendukung program pemerintah dalam meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan industri kelapa sawit Indonesia, terutama dengan telah dicanangkannya B30 sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan," katanya.

Sementara itu, Wakil Presiden Direktur PT AAL Tbk Joko Supriyono dalam sambutannya mengatakan, saat ini industri kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang paling berdampak signifikan bagi Indonesia sehingga diperlukan inovasi maupun riset yang konkret dalam pengembangan industri sawit ke depan.

"Kita harus banyak melakukan riset, inovasi agar tetap bisa bertahan, inilah tantangan dari teman-teman termasuk di kampus. Dan kami siap bekerja sama riset, inovasi yang konkret, ada 'output' dan hasil, karena saya masih melihat banyak kampus mengklaim melakukan riset, inovasi tapi hanya menjadi etalase, tidak jadi barang, sehingga percuma," katanya.
Baca juga: Pekanbaru tawarkan investasi pembangunan pabrik sawit Rp28 triliun