Kesetaraan gender di tempat kerja, apakah positif bagi bisnis?
28 Januari 2020 08:23 WIB
Magesvaran Suranjan, President P&G AMA (Asia Pacific, Middle East & Africa) dalam World Economic Forum 2020 di Davos yang berlangsung pada 21-24 Januari yang lalu. (ANTARA/P&G)
Jakarta (ANTARA) - Banyak perusahaan di dunia masih enggan mempekerjakan lebih banyak perempuan di kantor maupun di fasilitas produksinya karena berbagai alasan, lalu apakah kesetaraan gender itu buruk atau positif bagi pertumbuhan bisnis?
Perusahaan produk perawatan kesehatan (health care) Procter & Gamble (P&G), yang sudah bertahun-tahun berusaha menyeimbangkan porsi pekerja pria dan perempuan di perusahaan, tak meragukan hal itu dan mengakui bahwa kesetaraan gender baik bagi bisnis.
"Setelah berada di P&G selama lebih dari 25 tahun, saya bekerja dengan banyak wanita inspiratif. Saya telah melihat sendiri bagaimana keanekaragaman mengarah pada hasil bisnis yang lebih baik," kata Magesvaran Suranjan, President P&G AMA (Asia Pacific, Middle East & Africa) dalam World Economic Forum 2020 di Davos yang berlangsung pada 21-24 Januari yang lalu.
Suranjan mengakui keadaan sekarang jauh lebih baik, di mana kesetaraan gender semakin diprioritaskan oleh perusahaan, industri dan pemerintahan di seluruh dunia.
Perempuan merupakan setengah dari populasi, tetapi masih kurang terwakili di berbagai sektor. Menurut laporan Gender Gap Forum Ekonomi Dunia, yang mengukur kesetaraan lintas ekonomi, kesehatan, politik dan pendidikan, perlu lebih dari 100 tahun untuk mencapai kesetaraan gender berdasarkan kondisi saat ini.
P&G dikenal sebagai perusahaan yang sangat peduli soal kesetaraan gender, bahkan menurut Suranjan, pihaknya menginginkan komposisi 50:50 antara perempuan dan pria di semua level di P&G AMA.
Di Indonesia, P&G memulai menyediakan tempat penitipan anak di kantornya di Jakarta setiap bulan Ramadhan demi untuk memfasilitasi perempuan tetap bisa bekerja dengan tenang dan nyaman ketika asisten rumah tangga mereka banyak yang pulang kampung.
Sementara di fasilitas produksinya di Karawang, Jawa Barat, P&G menyediakan tempat penitipan anak yang sudah berjalan dan aktif setiap hari, disamping laktasi dan area bermain.
P&G juga gencar menjalankan kampanye kesetaraan gender dalam pengiklanan produk-produknya untuk mendorong kesadaran orang di dunia tentang pentingnya kesetaraan gender.
Di antaranya kampanye Always' #GenerationOfFirsts, yang merayakan wanita perintis di Arab Saudi, atau Pantene #HairWeGo, yang menantang aturan tak terucapkan tentang bagaimana penampilan perempuan di Jepang.
Menurut Suranjan, ada tiga cara untuk mendorong kesetaraan gender, pertama, mulailah membicarakan secara terbuka mengenai hak istimewa pria dan bias yang tak disadari dalam memandang perempuan.
"Hari ini, 74 persen pria ragu untuk membahas kesetaraan gender. Kami perlu meningkatkan statistik ini dan secara terbuka berbicara tentang hak istimewa laki-laki, bias yang tidak disadari, dan kesetaraan gender," kata Suranjan dalam siaran pers, Selasa.
Kedua, diperlukan kebijakan progresif di tempat kerja untuk memungkinkan kesetaraan di rumah tangga. Banyak perusahaan di seluruh dunia mengembangkan praktik dan kebijakannya untuk menciptakan lebih banyak budaya inklusif dan tempat kerja yang setara gender.
Baca juga: Apple Card dituduh berlakukan diskriminasi gender
Baca juga: Sam Smith minta panggilan netral gender
Saat ini, wanita sering menghadapi
"beban ganda pekerjaan"--memulai dan mengakhiri hari dengan pekerjaan seperti memasak, membersihkan dan merawat anak-anak & orang tua, selain pekerjaannya yang digaji.
Pada 2015, misalnya, 79 persen pria berpikir bahwa pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan wanita. Pada 2018, turun menjadi 52 persen, di mana P&G berperan lewat kampanye Ariel yang mendukung laki-laki untuk #ShareTheLoad.
Ketiga, semua orang perlu berbagi ketidakpuasan dan memimpin perubahan.
"Kita harus memperbaiki kebijakan yang menahan perempuan ke tempat kerja. Kami membutuhkan intervensi budaya yang mendukung laki-laki sebagai mitra setara di rumah. Kita perlu merasa tidak puas dengan sedikit perbaikan hari ini," ajak Suranjan.
"Kita harus menolak untuk menerima peran dalam asosiasi atau forum eksternal jika perempuan tidak terwakili dengan baik," tambahnya.
Meskipun gencar mempraktikkan kesetaraan gender di P&G, Suranjan menekankan bahwa kesetaraan gender di tempat kerja dan masyarakat harus berjalan beriringan.
Kunci terobosan untuk keberhasilan kesetaraan gender adalah semua orang harus melakukan bagiannya untuk memimpin perubahan
di tempat kerja dan masyarakat.
Baca juga: Beyonce dan Adidas akan luncurkan koleksi netral-gender
Baca juga: Perangi bias gender, Geena Davis terima Piala Kehormatan Oscar
Baca juga: Survey: Kesetaraan gender di tempat kerja tingkatkan profitabilitas
Perusahaan produk perawatan kesehatan (health care) Procter & Gamble (P&G), yang sudah bertahun-tahun berusaha menyeimbangkan porsi pekerja pria dan perempuan di perusahaan, tak meragukan hal itu dan mengakui bahwa kesetaraan gender baik bagi bisnis.
"Setelah berada di P&G selama lebih dari 25 tahun, saya bekerja dengan banyak wanita inspiratif. Saya telah melihat sendiri bagaimana keanekaragaman mengarah pada hasil bisnis yang lebih baik," kata Magesvaran Suranjan, President P&G AMA (Asia Pacific, Middle East & Africa) dalam World Economic Forum 2020 di Davos yang berlangsung pada 21-24 Januari yang lalu.
Suranjan mengakui keadaan sekarang jauh lebih baik, di mana kesetaraan gender semakin diprioritaskan oleh perusahaan, industri dan pemerintahan di seluruh dunia.
Perempuan merupakan setengah dari populasi, tetapi masih kurang terwakili di berbagai sektor. Menurut laporan Gender Gap Forum Ekonomi Dunia, yang mengukur kesetaraan lintas ekonomi, kesehatan, politik dan pendidikan, perlu lebih dari 100 tahun untuk mencapai kesetaraan gender berdasarkan kondisi saat ini.
P&G dikenal sebagai perusahaan yang sangat peduli soal kesetaraan gender, bahkan menurut Suranjan, pihaknya menginginkan komposisi 50:50 antara perempuan dan pria di semua level di P&G AMA.
Di Indonesia, P&G memulai menyediakan tempat penitipan anak di kantornya di Jakarta setiap bulan Ramadhan demi untuk memfasilitasi perempuan tetap bisa bekerja dengan tenang dan nyaman ketika asisten rumah tangga mereka banyak yang pulang kampung.
Sementara di fasilitas produksinya di Karawang, Jawa Barat, P&G menyediakan tempat penitipan anak yang sudah berjalan dan aktif setiap hari, disamping laktasi dan area bermain.
P&G juga gencar menjalankan kampanye kesetaraan gender dalam pengiklanan produk-produknya untuk mendorong kesadaran orang di dunia tentang pentingnya kesetaraan gender.
Di antaranya kampanye Always' #GenerationOfFirsts, yang merayakan wanita perintis di Arab Saudi, atau Pantene #HairWeGo, yang menantang aturan tak terucapkan tentang bagaimana penampilan perempuan di Jepang.
Menurut Suranjan, ada tiga cara untuk mendorong kesetaraan gender, pertama, mulailah membicarakan secara terbuka mengenai hak istimewa pria dan bias yang tak disadari dalam memandang perempuan.
"Hari ini, 74 persen pria ragu untuk membahas kesetaraan gender. Kami perlu meningkatkan statistik ini dan secara terbuka berbicara tentang hak istimewa laki-laki, bias yang tidak disadari, dan kesetaraan gender," kata Suranjan dalam siaran pers, Selasa.
Kedua, diperlukan kebijakan progresif di tempat kerja untuk memungkinkan kesetaraan di rumah tangga. Banyak perusahaan di seluruh dunia mengembangkan praktik dan kebijakannya untuk menciptakan lebih banyak budaya inklusif dan tempat kerja yang setara gender.
Baca juga: Apple Card dituduh berlakukan diskriminasi gender
Baca juga: Sam Smith minta panggilan netral gender
Saat ini, wanita sering menghadapi
"beban ganda pekerjaan"--memulai dan mengakhiri hari dengan pekerjaan seperti memasak, membersihkan dan merawat anak-anak & orang tua, selain pekerjaannya yang digaji.
Pada 2015, misalnya, 79 persen pria berpikir bahwa pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan wanita. Pada 2018, turun menjadi 52 persen, di mana P&G berperan lewat kampanye Ariel yang mendukung laki-laki untuk #ShareTheLoad.
Ketiga, semua orang perlu berbagi ketidakpuasan dan memimpin perubahan.
"Kita harus memperbaiki kebijakan yang menahan perempuan ke tempat kerja. Kami membutuhkan intervensi budaya yang mendukung laki-laki sebagai mitra setara di rumah. Kita perlu merasa tidak puas dengan sedikit perbaikan hari ini," ajak Suranjan.
"Kita harus menolak untuk menerima peran dalam asosiasi atau forum eksternal jika perempuan tidak terwakili dengan baik," tambahnya.
Meskipun gencar mempraktikkan kesetaraan gender di P&G, Suranjan menekankan bahwa kesetaraan gender di tempat kerja dan masyarakat harus berjalan beriringan.
Kunci terobosan untuk keberhasilan kesetaraan gender adalah semua orang harus melakukan bagiannya untuk memimpin perubahan
di tempat kerja dan masyarakat.
Baca juga: Beyonce dan Adidas akan luncurkan koleksi netral-gender
Baca juga: Perangi bias gender, Geena Davis terima Piala Kehormatan Oscar
Baca juga: Survey: Kesetaraan gender di tempat kerja tingkatkan profitabilitas
Pewarta: Suryanto
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020
Tags: