Taspen bukukan laba Rp388,2 miliar pada 2019
27 Januari 2020 17:01 WIB
Direktur Utama PT Taspen (Persero) Antonius NS Kosasih (tengah) bersama jajaran direksi dan komisaris ketika memaparkan kinerja perusahaan tahun 2019 di Jakarta, Senin (27/1/2020). ANTARA/Dewa Wiguna
Jakarta (ANTARA) - PT Taspen (Persero) membukukan laba bersih pada 2019 sebesar Rp388,2 miliar atau naik 42,9 persen dibandingkan laba tahun 2018, yang mencapai Rp271,5 miliar karena didorong kenaikan pendapatan premi dan investasi.
"Kami melakukan strategi bisnis yang tepat, kami mendapatkan pendapatan premi yang baik dan bisa efisiensi," kata Direktur Utama Taspen Antonius NS Kosasih ketika memaparkan kinerja perusahaan tahun 2019 di Jakarta, Senin.
Baca juga: Taspen serahkan manfaat THT kepada mantan Ketua BPK
Kosasih merinci total pendapatan pada 2019 melonjak 17 persen dari Rp16,53 triliun tahun 2018 menjadi Rp19,28 triliun.
Kenaikan pendapatan itu jauh lebih besar dari kenaikan beban klaim sebesar Rp12,35 triliun pada 2019 yang naik sebesar 12,2 persen dibandingkan klaim 2018, yang mencapai Rp11 triliun.
Dia menjelaskan total pendapatan itu berasal dari pendapatan premi yang naik Rp1 triliun dari Rp8,09 triliun pada 2018 menjadi Rp9,07 triliun tahun 2019.
Kemudian pendapatan investasi, lanjut dia, tumbuh 19 persen dari Rp7,65 triliun menjadi Rp9,11 triliun.
Sedangkan aset, Taspen mencatat kenaikan sebesar Rp31,3 triliun dari Rp231,8 triliun pada 2018 menjadi Rp263,2 triliun 2019.
Meski pendapatan mencapai triliunan namun laba berkisar miliaran, Kosasih mengungkapkan hal itu karena korporasi hanya mendapatkan fee atau imbal hasil sebesar 6,7 persen atau lima persen setelah dipotong pajak dari hasil investasi alokasi iuran pensiun yang mencapai Rp150 triliun.
"Ke depan kami akan perbesar anak usaha untuk memaksimalkan imbal hasil investasi," imbuhnya.
BUMN itu mengelola tiga anak usaha yakni Taspen Properti, Taspen Life dan Bank Mandiri Taspen atau Bank Mantap.
Taspen, kata dia, memiliki saham 48 persen di bank yang fokus mengelola segmen pensiunan dengan mengelola tujuh juta aparatur sipil negara (ASN) terdiri atas 4,5 juta ASN aktif dan 1,5 juta pensiunan.
Baca juga: Legislator dorong percepatan Asabri-Taspen ke BPJS Ketenagakerjaan
Baca juga: Taspen luncurkan logo baru
"Kami melakukan strategi bisnis yang tepat, kami mendapatkan pendapatan premi yang baik dan bisa efisiensi," kata Direktur Utama Taspen Antonius NS Kosasih ketika memaparkan kinerja perusahaan tahun 2019 di Jakarta, Senin.
Baca juga: Taspen serahkan manfaat THT kepada mantan Ketua BPK
Kosasih merinci total pendapatan pada 2019 melonjak 17 persen dari Rp16,53 triliun tahun 2018 menjadi Rp19,28 triliun.
Kenaikan pendapatan itu jauh lebih besar dari kenaikan beban klaim sebesar Rp12,35 triliun pada 2019 yang naik sebesar 12,2 persen dibandingkan klaim 2018, yang mencapai Rp11 triliun.
Dia menjelaskan total pendapatan itu berasal dari pendapatan premi yang naik Rp1 triliun dari Rp8,09 triliun pada 2018 menjadi Rp9,07 triliun tahun 2019.
Kemudian pendapatan investasi, lanjut dia, tumbuh 19 persen dari Rp7,65 triliun menjadi Rp9,11 triliun.
Sedangkan aset, Taspen mencatat kenaikan sebesar Rp31,3 triliun dari Rp231,8 triliun pada 2018 menjadi Rp263,2 triliun 2019.
Meski pendapatan mencapai triliunan namun laba berkisar miliaran, Kosasih mengungkapkan hal itu karena korporasi hanya mendapatkan fee atau imbal hasil sebesar 6,7 persen atau lima persen setelah dipotong pajak dari hasil investasi alokasi iuran pensiun yang mencapai Rp150 triliun.
"Ke depan kami akan perbesar anak usaha untuk memaksimalkan imbal hasil investasi," imbuhnya.
BUMN itu mengelola tiga anak usaha yakni Taspen Properti, Taspen Life dan Bank Mandiri Taspen atau Bank Mantap.
Taspen, kata dia, memiliki saham 48 persen di bank yang fokus mengelola segmen pensiunan dengan mengelola tujuh juta aparatur sipil negara (ASN) terdiri atas 4,5 juta ASN aktif dan 1,5 juta pensiunan.
Baca juga: Legislator dorong percepatan Asabri-Taspen ke BPJS Ketenagakerjaan
Baca juga: Taspen luncurkan logo baru
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: