Tokyo (ANTARA) - Harga minyak merosot sekitar dua persen ke posisi terendah di perdagangan Asia pada Senin pagi, karena meningkatnya jumlah kasus virus baru China dan penutupan kota sehingga memperdalam kekhawatiran tentang permintaan minyak mentah, bahkan ketika menteri energi Arab Saudi berusaha untuk menenangkan pasar.
Minyak mentah berjangka Brent turun 1,12 dolar AS atau 1,9 persen, menjadi diperdagangkan di 59,57 dolar AS per barel pada pukul 01.13 GMT (08.13 WIB), setelah sebelumnya turun menjadi 58,68 dolar AS, terendah sejak akhir Oktober.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 1,14 dolar AS atau 2,1 persen, menjadi diperdagangkan pada 53,05 dolar AS per barel, setelah semua turun ke 52,15 dolar AS, terendah sejak awal Oktober.
Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman Al-Saud mengatakan pada Senin bahwa ia mengawasi perkembangan di China dan mengatakan ia merasa yakin bahwa virus baru akan teratasi.
Pasar sedang "terutama didorong oleh faktor psikologis dan harapan yang sangat negatif diadopsi oleh beberapa pelaku pasar meskipun dampaknya sangat terbatas pada permintaan minyak global," katanya.
Dengan kemampuan virus korona untuk menyebar semakin kuat, sebagian besar pasar keuangan terpukul, meskipun banyak yang ditutup di Asia karena liburan Tahun Baru Imlek.
Baca juga: Kekhawatiran penyebaran virus lebih jauh, dorong harga minyak jatuh
Baca juga: Harga minyak jatuh, momok virus China ancam permintaan bahan bakar
Harga minyak turun seiring penyebaran virus corona
27 Januari 2020 09:19 WIB
ILUSTRASI: Harga minyak dunia turun. ANTARA/Shutterstock/am.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: