Sofia (ANTARA) - Rencana Bulgaria untuk memasuki ruang tunggu zona euro musim semi ini dan mengadopsi mata uang euro pada 2023 "benar-benar dapat diprediksi", kata ketua Dana Moneter Internasional (IMF) pada Minggu (26/1/2020).

Negara Balkan, anggota Uni Eropa sejak 2007, berharap untuk bergabung dengan prekursor keanggotaan zona euro, Mekanisme Nilai Tukar Eropa (ERM-2), pada akhir April dan mengadopsi euro pada 2023.

"Harapan saya adalah bahwa rencana Bulgaria untuk masuk zona euro akan terjadi persis seperti yang dibuat," kata ketua IMF Kristalina Georgieva kepada radio nasional BNR.

"Tentu saja orang tidak boleh mengatakan 'hop' sampai seseorang melompat, tetapi segalanya terlihat sangat bagus," katanya.

Georgieva mengatakan Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde "melihat dengan sangat positif" dorongan Bulgaria untuk masuk zona euro dan mengatakan kepadanya di Forum Ekonomi Dunia di Davos bahwa "tampaknya bahasa Bulgaria akan segera diucapkan di aula saya di mana pertemuan zona euro berlangsung".

Georgieva, yang berasal dari Bulgaria, mengatakan masuk zona euro akan bermanfaat bagi negara dan memberikan lebih banyak keamanan moneter dan melindunginya dari ketidakpastian global.

Bulgaria, yang mata uang lev-nya sudah dipatok pada euro, memenuhi kriteria nominal untuk mengadopsi mata uang tunggal, dengan keuangan publik yang sehat dan utang rendah, tetapi juga salah satu negara anggota Uni Eropa yang paling miskin dan paling korup.

Penilaian komprehensif pada enam pemberi pinjaman Bulgaria oleh ECB tahun lalu menemukan kekurangan modal di dua bank milik lokal, tetapi First Investment Bank 5F4.BB dan Investbank sejak itu mengumumkan rencana untuk meningkatkan modal mereka.

“Bulgaria secara keseluruhan berdiri dengan sangat baik. Ada dua bank yang memiliki beberapa masalah tetapi mereka sedang mengerjakannya dan saya tidak melihat masalah,” kata Georgieva.