Prancis bakal evakuasi warganya dari Wuhan
27 Januari 2020 07:43 WIB
Wisatawan dari sebuah penerbangan Air China dari Beijing memakai masker pelindung saat mereka tiba di bandara Charles de Gaulle di Paris, Prancis, Minggu (26/1/2020). (REUTERS/BENOIT TESSIER)
Paris (ANTARA) - Prancis pada Minggu mengaku pihaknya berharap dapat mengevakuasi ratusan warga negaranya dari wilayah Wuhan di China, pusat wabah virus corona.
Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn menyebutkan setiap keputusan soal pelarangan penerbangan dari China akan ditentukan oleh Uni Eropa. Pihaknya menolak seruan penggunaan pemindai suhu bagi penumpang yang terbang dari China, yang dinilainya tidak efektif.
"Warga negara Prancis akan dipulangkan melalui jalur udara, dengan kesepakatan dari otoritas China. Proses ini akan berlangsung pada pertengahan pekan," kata Buzyn kepada awak media.
Prancis berharap dapat menjemput sekitar ratusan dari 800 warga negara mereka yang tinggal di daerah Wuhan. Mereka akan ditempatkan di karantina selama 14 hari guna menghindari penyebaran virus di Prancis.
Buzyn mengatakan bahwa menyusul penemuan tiga infeksi virus corona di Prancis pada Jumat, yakni tiga warga negara China, tidak ada kasus terkonfirmasi lebih lanjut.
Buzyn menolak perlunya pemindai suhu penumpang pesawat dari China.
Menurutnya, pemindai suhu memberikan kesan aman, namun tidak membantu sebab gejala penyakit dapat muncul di kemudian dan aspirin mampu menurunkan suhu badan untuk sementara.
"Terbukti tiga pasien dengan virus corona terkonfirmasi di Prancis tidak akan terdeteksi dengan pemindai suhu. Mereka semua tiba di sini tanpa adanya demam dan menunjukkan gejala penyakit," katanya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Libur kerja dan sekolah diperpanjang, jumlah tewas corona jadi 80
Baca juga: Paus Fransiskus puji China tanggulangi wabah virus corona
Baca juga: Paris batalkan pawai Tahun Baru Imlek menyusul sebaran virus corona
Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn menyebutkan setiap keputusan soal pelarangan penerbangan dari China akan ditentukan oleh Uni Eropa. Pihaknya menolak seruan penggunaan pemindai suhu bagi penumpang yang terbang dari China, yang dinilainya tidak efektif.
"Warga negara Prancis akan dipulangkan melalui jalur udara, dengan kesepakatan dari otoritas China. Proses ini akan berlangsung pada pertengahan pekan," kata Buzyn kepada awak media.
Prancis berharap dapat menjemput sekitar ratusan dari 800 warga negara mereka yang tinggal di daerah Wuhan. Mereka akan ditempatkan di karantina selama 14 hari guna menghindari penyebaran virus di Prancis.
Buzyn mengatakan bahwa menyusul penemuan tiga infeksi virus corona di Prancis pada Jumat, yakni tiga warga negara China, tidak ada kasus terkonfirmasi lebih lanjut.
Buzyn menolak perlunya pemindai suhu penumpang pesawat dari China.
Menurutnya, pemindai suhu memberikan kesan aman, namun tidak membantu sebab gejala penyakit dapat muncul di kemudian dan aspirin mampu menurunkan suhu badan untuk sementara.
"Terbukti tiga pasien dengan virus corona terkonfirmasi di Prancis tidak akan terdeteksi dengan pemindai suhu. Mereka semua tiba di sini tanpa adanya demam dan menunjukkan gejala penyakit," katanya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Libur kerja dan sekolah diperpanjang, jumlah tewas corona jadi 80
Baca juga: Paus Fransiskus puji China tanggulangi wabah virus corona
Baca juga: Paris batalkan pawai Tahun Baru Imlek menyusul sebaran virus corona
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: