Kementan: Serapan KUR capai Rp600 miliar
25 Januari 2020 22:18 WIB
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Kementerian Pertanian Sarwo Edhy (kiri pertama) mendampingi Menteri Pertanian H Syahrul Yasin Limpo (tengah) disela sosialisasi Pemanfataan KUR dan Implementasi Konstratani di Makassar, Sabtu (25/1/2020). ANTARA Foto/Suriani Mappong
Makassar (ANTARA) - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Kementerian Pertanian Sarwo Edhy mengatakan, hingga 24 Januari 2020 serapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sudah mencapai Rp600 miliar.
Hal itu dikemukakan Sarwo pada sosialisasi Pemanfaatan dan KUR dan Implementasi Konstratani di Makassar, Sabtu.
Dia mengatakan, Kementan diamanahkan untuk menyalurkan dana KUR sebesar Rp50 triliun pada 2020. Dana tersebut ditujukan untuk petani dalam mengembangkan budidaya komoditas pertanian, tanaman hortikultura, maupun perkebunan.
Baca juga: Mentan serahkan bantuan senilai Rp150 miliar di Sulsel
"Dana KUR itu bunganya enam persen, jauh lebih rendahnya dibandingkan bunga kredit sebelumnya," katanya.
Berkaitan dengan penyaluran KUR itu, Bank BNI, BRI dan Bank Mandiri akan menjadi penyalur di semua daerah di Indonesia.
Khusus di Sulsel, penyaluran KUR mencapai Rp1 triliun seperti pengajuan dari Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah. Kalaupun terjadi gagal panen karena sesuatu sebab, misalnya faktor alam, maka petani tidak akan menanggung kerugian, selama menjadi anggota asuransi pertanian.
"Karena itu, petani didorong untuk ikut asuransi pertanian, karena kebencanaan tidak dapat diprediksi kedatangannya," katanya.
Baca juga: Kemenko perkirakan penyaluran KUR 2020 makin kencang
Dia mengatakan, melalui asuransi padi ini diyakini dapat dijangkau oleh para petani yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
"Asuransi ini, petani hanya bayar Rp36 ribu dan pemerintan mensubsidi Rp144 ribu untuk areal satu hektare per musim. Apabila terjadi gagal panen atau bencana alam, maka Jasindo akan mengganti Rp6 juta per ha per musim," katanya.
Begitu pula untuk asuransi peternakan, lanjut dia, peternak hanya membayar premi Rp40 ribu per tahun untuk satu ekor ternak, dan pemerintah membayarkan Rp160 ribu per tahun, sehingga jika ternak hilang, maka Jasindo akan mengganti Rp10 juta per ekor.
Hal itu dikemukakan Sarwo pada sosialisasi Pemanfaatan dan KUR dan Implementasi Konstratani di Makassar, Sabtu.
Dia mengatakan, Kementan diamanahkan untuk menyalurkan dana KUR sebesar Rp50 triliun pada 2020. Dana tersebut ditujukan untuk petani dalam mengembangkan budidaya komoditas pertanian, tanaman hortikultura, maupun perkebunan.
Baca juga: Mentan serahkan bantuan senilai Rp150 miliar di Sulsel
"Dana KUR itu bunganya enam persen, jauh lebih rendahnya dibandingkan bunga kredit sebelumnya," katanya.
Berkaitan dengan penyaluran KUR itu, Bank BNI, BRI dan Bank Mandiri akan menjadi penyalur di semua daerah di Indonesia.
Khusus di Sulsel, penyaluran KUR mencapai Rp1 triliun seperti pengajuan dari Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah. Kalaupun terjadi gagal panen karena sesuatu sebab, misalnya faktor alam, maka petani tidak akan menanggung kerugian, selama menjadi anggota asuransi pertanian.
"Karena itu, petani didorong untuk ikut asuransi pertanian, karena kebencanaan tidak dapat diprediksi kedatangannya," katanya.
Baca juga: Kemenko perkirakan penyaluran KUR 2020 makin kencang
Dia mengatakan, melalui asuransi padi ini diyakini dapat dijangkau oleh para petani yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
"Asuransi ini, petani hanya bayar Rp36 ribu dan pemerintan mensubsidi Rp144 ribu untuk areal satu hektare per musim. Apabila terjadi gagal panen atau bencana alam, maka Jasindo akan mengganti Rp6 juta per ha per musim," katanya.
Begitu pula untuk asuransi peternakan, lanjut dia, peternak hanya membayar premi Rp40 ribu per tahun untuk satu ekor ternak, dan pemerintah membayarkan Rp160 ribu per tahun, sehingga jika ternak hilang, maka Jasindo akan mengganti Rp10 juta per ekor.
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: