Jalur Bandung-Cianjur lumpuh total akibat longsor
24 Januari 2020 23:56 WIB
Petugas dari Polsek Naringgul, Cianjur, Jawa Barat, mengimbau penguna jalan untuk berbalik arah guna menghindari longsor susulan yang dapat mengancam keselamatan. Hingga Jumat tengah malam jalur Bandung-Cianjur, teputus akibat longsor tebing di Tanjakan Hantap-Naringgul. (Ahmad Fikri)
Cianjur (ANTARA) - Jalur utama Bandung-Cianjur, Jawa Barat, lumpuh total akibat longsor tebing setinggi 15 meter di Tanjakan Hantap tepatnya di Kampung Citengkor, Desa Sukabakti, Kecamatan Naringgul, Jumat malam.
Akibatnya arus lalu lintas dari kedua arah Naringgul menuju Ciwidey atau sebaliknya, tidak dapat melintas. Sehingga petugas mengarahkan pengguna jalan untuk berbalik arah guna menghindari hal yang tidak diinginkan.
"Longsor terjadi menjelang malam, tebing setinggi 15 meter ambruk menutup seluruh badan jalan utama Bandung-Cianjur. Tidak ada korban jiwa atau materil, namun arus lalu lintas lumpuh total," kata Kapolsek Naringgul melalui Babinkamtibmas Bripka Ajah saat dihubungi pada Jumat malam.
Ia menuturkan longsor terjadi setelah hujan turun deras sejak siang hingga malam menjelang, sehingga menyebabkan tebing di pinggir jalan longsor dengan panjang 15 meter menutup badan jalan.
Pihaknya langsung berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menurunkan alat berat guna menyingkirkan material longsor yang memiliki ketinggian hingga 2 meter dengan material tanah dan batu berukuran besar.
"Kalau menggunakan alat manual tentunya sulit karena material tanah bercampur batu berukuran besar, harus menggunakan alat berat. Untuk saat ini, kami imbau pengguna jalan untuk berbalik arah," katanya.
Hal tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya longsor susulan yang dapat mengancam keselamatan pengguna jalan yang memilih memarkir kendaraan di pinggir jalan dengan harapan jalur dapat kembali dilalui.
"Kami belum bisa memastikan kalau jalur dapat dibuka dalam beberapa jam karena kami masih menunggu alat berat dari instansi terkait yang katanya sudah menuju lokasi. Harapan kami jalur dapat dilalui secepatnya," kata Ajah.
Baca juga: Dua bukit dibelah untuk jalan utama menuju desa terisolasi di Sukajaya
Baca juga: KLHK ajukan bioteknologi untuk mitigasi tanah longsor
Baca juga: Bidara laut bisa jadi opsi dalam upaya mencegah tanah longsor
Akibatnya arus lalu lintas dari kedua arah Naringgul menuju Ciwidey atau sebaliknya, tidak dapat melintas. Sehingga petugas mengarahkan pengguna jalan untuk berbalik arah guna menghindari hal yang tidak diinginkan.
"Longsor terjadi menjelang malam, tebing setinggi 15 meter ambruk menutup seluruh badan jalan utama Bandung-Cianjur. Tidak ada korban jiwa atau materil, namun arus lalu lintas lumpuh total," kata Kapolsek Naringgul melalui Babinkamtibmas Bripka Ajah saat dihubungi pada Jumat malam.
Ia menuturkan longsor terjadi setelah hujan turun deras sejak siang hingga malam menjelang, sehingga menyebabkan tebing di pinggir jalan longsor dengan panjang 15 meter menutup badan jalan.
Pihaknya langsung berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menurunkan alat berat guna menyingkirkan material longsor yang memiliki ketinggian hingga 2 meter dengan material tanah dan batu berukuran besar.
"Kalau menggunakan alat manual tentunya sulit karena material tanah bercampur batu berukuran besar, harus menggunakan alat berat. Untuk saat ini, kami imbau pengguna jalan untuk berbalik arah," katanya.
Hal tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya longsor susulan yang dapat mengancam keselamatan pengguna jalan yang memilih memarkir kendaraan di pinggir jalan dengan harapan jalur dapat kembali dilalui.
"Kami belum bisa memastikan kalau jalur dapat dibuka dalam beberapa jam karena kami masih menunggu alat berat dari instansi terkait yang katanya sudah menuju lokasi. Harapan kami jalur dapat dilalui secepatnya," kata Ajah.
Baca juga: Dua bukit dibelah untuk jalan utama menuju desa terisolasi di Sukajaya
Baca juga: KLHK ajukan bioteknologi untuk mitigasi tanah longsor
Baca juga: Bidara laut bisa jadi opsi dalam upaya mencegah tanah longsor
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020
Tags: