Gelombang tinggi sulitkan pencarian korban kapal karam di Selat Malaka
24 Januari 2020 22:44 WIB
Tim SAR melakukan evakuasi penemuan mayat korban kapal karam pembawa pekerja migran ilegal menggunakan speed boat rigid di Pelabuhan Vokala PT Pelindo I Dumai di Dumai, Riau, Kamis (23/1/2020). ANTARA/Aswaddy Hamid
Pekanbaru (ANTARA) - Pencarian korban kapal karam yang terjadi di perairan Selat Malaka, tepatnya di Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, Riau, Jumat, dihadapkan dengan gelombang tinggi .
Meskipun begitu, Kapolres Bengkalis AKBP Sigit Adiwuryanto dihubungi dari Pekanbaru, mengatakan proses pencarian sembilan korban kapal karam yang diduga merupakan calon TKI ilegal itu pada Jumat hari ini masih terus berlangsung dan belum terkendala dengan gelombang tinggi yang mencapai satu meter itu.
"Ombak sekarang di sini cukup tinggi, tapi belum mengganggu pencarian yang kita lakukan," katanya.
Memasuki hari kedua ini, proses pencarian sembilan korban kapal karam di perairan Rupat Utara, yang berada persisi di bibir jalur pelayaran internasional Selat Malaka masih terus berlangsung. Pencarian melibatkan ratusan personel gabungan terdiri dari TNI, Polri dan Basarnas Pekanbaru.
Baca juga: Malaysia ikut bantu pencarian korban kapal tenggelam di perairan Riau
Baca juga: Helikopter TNI AU dukung pencarian TKI korban kecelakaan kapal di Riau
Namun, pada hari kedua ini pencarian nihil hasil hingga proses pencarian selesai pukul 18.00 WIB. Sigit menuturkan proses pencarian akan kembali dilangsungkan pada Sabtu besok.
Sementara itu, sepuluh orang korban selamat yang saat ini berada di Mapolsek Rupat akan segera dikembalikan ke daerah masing-masing. "Kita masih menunggu pihak Dinas Sosial menjemput sembilan korban WNI ini. Nantinya pihak Dinas Sosial yang akan menjemput mereka," ujarnya.
Termasuk satu WNA Bangladesh yang menjadi salah satu korban selamat akan dipulangkan ke negara asal dengan melibatkan pihak imigrasi.
Terkait jasad yang berhasil ditemukan sejak sore kemarin sudah dibawa ke RSUD Dumai. Jasad itu teridentifikasi berjenis kelamin perempuan namun belum diketahui identitas pasti korban.
Baca juga: Tim SAR temukan satu TKI dari kapal tenggelam di perairan Riau
Baca juga: Basarnas Pekanbaru: 10 TKI penumpang kapal yang tenggelam ditemukan
Diberitakan sebelumnya sebuah kapal yang membawa puluhan calon TKI ilegal tenggelam di perairan Tanjung Medang, Rupat. Kapal nahas itu berangkat dari Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau dengan tujuan daratan Malaysia. Namun, kapal yang berangkat pada Selasa malam (21/1) itu dilaporkan karam, diduga akibat kelebihan muatan dan dihantam gelombang tinggi.
Kapten Kapal Negara (KN) RB 218 Basarnas Pekanbaru Leni Tadika mengatakan bahwa di dalam kapal kayu itu diperkirakan berisi 20 orang. Dari jumlah itu, hanya 10 orang yang ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara sisanya hilang. Pada Kamis sore kemarin seorang korban berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Rupat merupakan sebuah pulau yang berada di bibir Selat Malaka, dan selama ini dikenal sebagai pintu masuk dan keluar segala kegiatan ilegal seperti penyelundupan TKI hingga narkoba.
Sementara terkait penyebab kapal tenggelam dan jam berapa para TKI ilegal berangkat dari Rupat masih dalam penyelidikan petugas. Mereka pun saat ini fokus melakukan pencarian korban yang belum ditemukan.
Baca juga: Jaket pelampung terkoyak dari kapal tenggelam ditemukan tim SAR
Baca juga: Operasi pencarian tiga korban pompong TKI tenggelam di Batam berakhir
Baca juga: BPBD Riau : 17 jenazah TKI sudah ditemukan
Meskipun begitu, Kapolres Bengkalis AKBP Sigit Adiwuryanto dihubungi dari Pekanbaru, mengatakan proses pencarian sembilan korban kapal karam yang diduga merupakan calon TKI ilegal itu pada Jumat hari ini masih terus berlangsung dan belum terkendala dengan gelombang tinggi yang mencapai satu meter itu.
"Ombak sekarang di sini cukup tinggi, tapi belum mengganggu pencarian yang kita lakukan," katanya.
Memasuki hari kedua ini, proses pencarian sembilan korban kapal karam di perairan Rupat Utara, yang berada persisi di bibir jalur pelayaran internasional Selat Malaka masih terus berlangsung. Pencarian melibatkan ratusan personel gabungan terdiri dari TNI, Polri dan Basarnas Pekanbaru.
Baca juga: Malaysia ikut bantu pencarian korban kapal tenggelam di perairan Riau
Baca juga: Helikopter TNI AU dukung pencarian TKI korban kecelakaan kapal di Riau
Namun, pada hari kedua ini pencarian nihil hasil hingga proses pencarian selesai pukul 18.00 WIB. Sigit menuturkan proses pencarian akan kembali dilangsungkan pada Sabtu besok.
Sementara itu, sepuluh orang korban selamat yang saat ini berada di Mapolsek Rupat akan segera dikembalikan ke daerah masing-masing. "Kita masih menunggu pihak Dinas Sosial menjemput sembilan korban WNI ini. Nantinya pihak Dinas Sosial yang akan menjemput mereka," ujarnya.
Termasuk satu WNA Bangladesh yang menjadi salah satu korban selamat akan dipulangkan ke negara asal dengan melibatkan pihak imigrasi.
Terkait jasad yang berhasil ditemukan sejak sore kemarin sudah dibawa ke RSUD Dumai. Jasad itu teridentifikasi berjenis kelamin perempuan namun belum diketahui identitas pasti korban.
Baca juga: Tim SAR temukan satu TKI dari kapal tenggelam di perairan Riau
Baca juga: Basarnas Pekanbaru: 10 TKI penumpang kapal yang tenggelam ditemukan
Diberitakan sebelumnya sebuah kapal yang membawa puluhan calon TKI ilegal tenggelam di perairan Tanjung Medang, Rupat. Kapal nahas itu berangkat dari Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau dengan tujuan daratan Malaysia. Namun, kapal yang berangkat pada Selasa malam (21/1) itu dilaporkan karam, diduga akibat kelebihan muatan dan dihantam gelombang tinggi.
Kapten Kapal Negara (KN) RB 218 Basarnas Pekanbaru Leni Tadika mengatakan bahwa di dalam kapal kayu itu diperkirakan berisi 20 orang. Dari jumlah itu, hanya 10 orang yang ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara sisanya hilang. Pada Kamis sore kemarin seorang korban berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Rupat merupakan sebuah pulau yang berada di bibir Selat Malaka, dan selama ini dikenal sebagai pintu masuk dan keluar segala kegiatan ilegal seperti penyelundupan TKI hingga narkoba.
Sementara terkait penyebab kapal tenggelam dan jam berapa para TKI ilegal berangkat dari Rupat masih dalam penyelidikan petugas. Mereka pun saat ini fokus melakukan pencarian korban yang belum ditemukan.
Baca juga: Jaket pelampung terkoyak dari kapal tenggelam ditemukan tim SAR
Baca juga: Operasi pencarian tiga korban pompong TKI tenggelam di Batam berakhir
Baca juga: BPBD Riau : 17 jenazah TKI sudah ditemukan
Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: