Jakarta (ANTARA) - Warga keturunan Tionghoa berdatangan ke Vihara Dharma Bakti di Petak Sembilan, Jakarta Barat menyalakan hio atau dupa untuk memanjatkan doa perdamaian kepada Yang Mahakuasa jelang Tahun Baru Imlek.

"Tiga dupa untuk berdoa kepada Tuhan di altar utama, berdoa untuk kedamaian dan kesehatan di tahun yang baru," kata Chintya, salah satu umat yang datang beribadah ke vihara yang dikenal juga dengan nama Kim Tek Le itu ketika ditemui di Jakarta, Jumat.

Chintya tidak sendiri, ratusan orang berdatangan ke klenteng yang berada di Glodok itu sejak siang, dengan pihak klenteng memperkirakan puncak kedatangan umat akan terjadi pada larut malam.

Baca juga: Mengenal karakteristik Tikus Logam di tahun 2020

Baca juga: Vihara Dharma Ramsi Bandung nyalakan ratusan lilin jelang Imlek


Saat beribadah di altar utama, umat akan membawa tiga batang dupa yang masing-masing melambangkan tuhan, bumi serta leluhur. Selain dupa biasa terdapat pula hio bermotif naga dengan ukuran yang lebih besar dan waktu membakar lebih lama.

Fungsi dan makna dari hio itu hampir sama dengan yang biasa hanya ukurannya yang lebih besar sekitar 1 meter dengan harga sekitar Rp55.000 per batang, menurut pengurus vihara.

Hio bergambar naga itu menjadi pilihan Rudi, salah satu umat yang datang untuk berdoa di Dharma Bakti. Dia berdoa untuk kesejahteraan dan kesehatan keluarganya di tahun yang baru.

"Tidak ada sakit, sejahtera, intinya itu saja. Pakai hio itu terkabulnya lebih panjang. Tapi sebenarnya sama saja dengan hio biasa, tapi kalau kita ada lebih kenapa tidak?" kata Rudi.

Selain dupa, beberapa orang juga tampak membawa bunga sedap malam dan mawar, kebanyakan untuk Dewi Kwam In yang merupakan "tuan rumah" dari Vihara Dharma Bakti, yang salah satu ruang ibadahnya pernah terbakar pada 2015.

Baca juga: Ritual Pao Oen buka rangkaian Imlek 2020