Nunukan (ANTARA) - Kantor Imigrasi Kelas II Nunukan, Kalimantan Utara mencatat 19.303 warga negara asing yang masuk ke Indonesia melalui Kabupaten Nunukan selama tahun 2019.

Puluhan ribu WNA ini masuk ke Indonesia melalui empat pintu yakni Pelabuhan Tunon Taka, Lumbis, Sei Pancang Pulau Sebatik dan Krayan perbatasan Negeri Sarawak, Malaysia.

Kepala Seksi TIM KIM Kantor Imigrasi Kelas II Nunukan, Lukie Reza Kusumah di Nunukan, Jumat menjelaskan, WNA yang masuk ke Indonesia tahun lalu menggunakan dokumen resmi perlintasan maupun paspor kunjungan.

Sesuai data tahunan yang dimiliki, kata Lukie, melalui Pelabuhan Tunon Taka sebanyak 498 orang, Sei Pancang (23), Lumbis (199) dan Krayan (6.776). Sedangkan keluar dari Indonesia masing-masing di Pelabuhan Tunon Taka tercatat 503 orang, Sei Pancang (23), Lumbis (189) dan Krayan (6.916).
Baca juga: TKI deportasi divaksin antisipasi penyakit polio dari Malaysia
Baca juga: TKI terserang penyakit kulit dalam tahanan di Malaysia


Lukie menambahkan, dari empat pintu masuk bagi WNA di Kabupaten Nunukan jumlah setiap bulan pada 2019 adalah Januari (1.322), Pebruari (1.336), Maret (1.576), April (1.040), Mei (1.675), Juni (1.656), Juli (1.452), Agustus (1.872), September (1.046), Oktober (1.301), Nopember (2.534) dan Desember (2.493).

Sedangkan WNA yang meninggalkan Indonesia melalui empat pintu keluar di daerah itu adalah Januari (1.684), Pebruari (1.180), Maret (1.508), April (1.332), Mei (1.185), Juni (1.895), Juli (1.502), Agustus (1.891), September (1.421), Oktober (1.300), Nopember (1.204) dan Desember (3.532).

Ia menjelaskan, WNA yang menggunakan paspor kunjungan masuk melalui Pelabuhan Tunon Taka dan Sei Pancang di Pulau Sebatik. Kemudian pintu keluar di Kecamatan Lumbis dan Krayan khusus pas lintas batas (PLB) saja.

WNA yang masuk ke Indonesia hampir 98 persen adalah WN Malaysia dimana berkunjung pada sanak keluarganya di Kecamatan Krayan, Lumbis, Pulau Sebatik dan Sulsel serta Sulbar.
Baca juga: Imigrasi Tawau kunjungi lokasi pembangunan PLBN di Seimenggaris
Baca juga: Tiga pantai di Pulau Sebatik layak jadi destinasi wisata