Riset: "Korean Wave" berimbas ke penjualan skincare Korea di Indonesia
24 Januari 2020 18:10 WIB
NCT Dream dalam konser "Korean Wave 2019" yang digelar di Ecovention, Ancol, Jakarta Utara, Selasa (10/9/2019). (ANTARA/Nanien Yuniar)
Bandung (ANTARA) - Riset yang dilakukan Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan "Korean Wave" (Halyu) atau tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia berimbas pada penjualan skincare (perawatan kulit, khususnya wajah) dan makanan asal Korea di Indonesia.
Ketua Kelompok Keahlian Bisnis Strategi dan Marketing SBM ITB, Reza Ashari Nasution Ph.D, Jumat, mengatakan hasil tersebut berawal dari peneliti Pusan University Korea yang tergabung dalam Global Research Network melakukan penelitian bersama dengan peneliti Amerika Serikat, Malaysia, dan Indonesia.
Untuk Indonesia, penelitian dilakukan oleh Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Baca juga: Tren kecantikan global tahun ini, masker wajah hingga bahan alami
Penelitian yang dimulai Januari 2019 ini meneliti tentang bagaimana cara UKM dan startup Korea Selatan bisa memasuki pasar Indonesia dan Malaysia serta meningkatkan market share produk-produknya.
“Penelitian menggunakan studi literatur, wawancara, dan analisis big data dari 500.000 entri data di berbagai macam sosial media platform,” ujar Reza.
Analisis big data tersebut hingga kini masih berlangsung dan dia memprediksi, analisis baru selesai pada Februari dan Maret 2020.
Namun hasil penelitian dengan menggunakan metode studi literatur dan wawancara, sudah keluar dan dipublikasikan dalam seminar internasional “Opportunities and Challenges in Indonesian and Malaysian Markets for Korean Firms” yang digelar di Auditorium SMB ITB beberapa waktu lalu.
Dalam acara tersebut, peneliti dari Multimedia University Malaysia, Robert Jeyakumar Nathan menyampaikan hasil penelitiannya.
Baca juga: Pasar industri kecantikan di Indonesia alami pertumbuhan
Korean Wave atau yang biasa disebut budaya pop Korea seperti K-Pop dan J-drama memengaruhi anak muda Malaysia dalam pembelian skincare dan kosmetik Korea.
Produk-produk itu pun kini eksis di Malaysia.
Tak berbeda jauh dengan Malaysia, peneliti SBM ITB menemukan hal serupa di Indonesia. Korean Wave atau Halyu menceritakan budaya dan gaya hidup masyarakat Korea.
Rupaya, budaya dan gaya hidup itu mudah dicerna dan mirip dengan keseharian anak muda di Indonesia. Kondisi ini menginspirasi dan membuat orang Indonesia berkeinginan untuk budaya Korea.
“Ada akultrasi budaya dari Korea yang diemulasi oleh anak muda di Indonesia,” kata Robert.
Hal ini juga berpengaruh positif terhadap penjualan produk-produk Korea seperti skincare, kosmetik, makanan, dan pakaian sebab artis yang mereka tonton menjadi brand ambassador produk tersebut.
Begitu dicoba, produk yang anak muda Indonesia beli kualitasnya bagus dan cocok dan hal ini membuat Korean Wave dan produk Korea menjadi saling menguatkan.
Ke depan, hasil penelitian ini bisa dipelajari dan dimanfaatkan UKM Indonesia untuk go internasional.
Ketua Kelompok Keahlian Bisnis Strategi dan Marketing SBM ITB, Reza Ashari Nasution Ph.D, Jumat, mengatakan hasil tersebut berawal dari peneliti Pusan University Korea yang tergabung dalam Global Research Network melakukan penelitian bersama dengan peneliti Amerika Serikat, Malaysia, dan Indonesia.
Untuk Indonesia, penelitian dilakukan oleh Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Baca juga: Tren kecantikan global tahun ini, masker wajah hingga bahan alami
Penelitian yang dimulai Januari 2019 ini meneliti tentang bagaimana cara UKM dan startup Korea Selatan bisa memasuki pasar Indonesia dan Malaysia serta meningkatkan market share produk-produknya.
“Penelitian menggunakan studi literatur, wawancara, dan analisis big data dari 500.000 entri data di berbagai macam sosial media platform,” ujar Reza.
Analisis big data tersebut hingga kini masih berlangsung dan dia memprediksi, analisis baru selesai pada Februari dan Maret 2020.
Namun hasil penelitian dengan menggunakan metode studi literatur dan wawancara, sudah keluar dan dipublikasikan dalam seminar internasional “Opportunities and Challenges in Indonesian and Malaysian Markets for Korean Firms” yang digelar di Auditorium SMB ITB beberapa waktu lalu.
Dalam acara tersebut, peneliti dari Multimedia University Malaysia, Robert Jeyakumar Nathan menyampaikan hasil penelitiannya.
Baca juga: Pasar industri kecantikan di Indonesia alami pertumbuhan
Korean Wave atau yang biasa disebut budaya pop Korea seperti K-Pop dan J-drama memengaruhi anak muda Malaysia dalam pembelian skincare dan kosmetik Korea.
Produk-produk itu pun kini eksis di Malaysia.
Tak berbeda jauh dengan Malaysia, peneliti SBM ITB menemukan hal serupa di Indonesia. Korean Wave atau Halyu menceritakan budaya dan gaya hidup masyarakat Korea.
Rupaya, budaya dan gaya hidup itu mudah dicerna dan mirip dengan keseharian anak muda di Indonesia. Kondisi ini menginspirasi dan membuat orang Indonesia berkeinginan untuk budaya Korea.
“Ada akultrasi budaya dari Korea yang diemulasi oleh anak muda di Indonesia,” kata Robert.
Hal ini juga berpengaruh positif terhadap penjualan produk-produk Korea seperti skincare, kosmetik, makanan, dan pakaian sebab artis yang mereka tonton menjadi brand ambassador produk tersebut.
Begitu dicoba, produk yang anak muda Indonesia beli kualitasnya bagus dan cocok dan hal ini membuat Korean Wave dan produk Korea menjadi saling menguatkan.
Ke depan, hasil penelitian ini bisa dipelajari dan dimanfaatkan UKM Indonesia untuk go internasional.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: