Presiden Jokowi canangkan Sensus Penduduk 2020
24 Januari 2020 14:56 WIB
Presiden Joko Widodo berpidato saat Pencanangan Sensus Penduduk 2020 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (24/1/2020). Sensus penduduk 2020 mengangkat tema menuju satu data kependudukan untuk Indonesia maju. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/ama.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mencanangkan pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 dengan beberapa perubahan metode untuk menghasilkan satu data akurat yang akan menjadi basis data kebijakan efektif untuk pembangunan.
"Data yang akurat sangat penting untuk kebijakan yang tepat. Jangan sampai eksekusi program atau kebijakan tidak berpegang data akurat," kata Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat.
Presiden mengatakan saat ini data adalah komoditas penting pembangunan.
Ia menganalogikan data dengan komoditas strategis dunia yang paling dibutuhkan berbagai negara, yakni minyak.
Saat ini, ujar dia, data adalah komoditas penting dan bahkan lebih penting dari minyak.
"Saya sering menelepon langsung kepala BPS untuk menanyakan langsung soal data. Data adalah 'the new oil', bahkan lebih berharga dari minyak," kata Kepala Negara.
Baca juga: Indonesia laksanakan sensus serentak dengan 54 negara
Jokowi mengatakan saat ini jumlah penduduk di Indonesia 267 juta jiwa yang akan meningkat menjadi 319 juta penduduk pada 2045. Dengan penduduk sebanyak itu, data demografi dan persebaran menjadi penting untuk menentukan kebijakan pembangunan yang tepat.
Presiden menjelaskan ada dua metode baru pada sensus penduduk tahun ini, yakni penggunaan data dasar Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil sebagai data dasar untuk menghasilkan satu data kependudukan dan metode pendataan mandiri secara daring pada Februari hingga 30 Maret 2020.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan menyelenggarakan sensus penduduk yang ketujuh pada 2020. Sensus yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali itu bakal berbeda dengan pelaksanaan sensus pada tahun-tahun sebelumnya.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan pada tahun ini, BPS menggunakan metode kombinasi (combine method) yang menggunakan data administrasi pendudukan dari Ditjen Dukcapil sebagai basis data dasar yang kemudian dilengkapi pada pelaksanaan Sensus Penduduk 2020.
Tahapan Sensus Penduduk 2020 itu sendiri terdiri dari dua tahapan, pertama pendataan mandiri secara daring pada 15 Februari hingga 31 Maret 2020, tahap kedua pendataan oleh petugas yang mendatangi rumah warga pada Juli 2020.
Data dasar yang digunakan adalah data adminduk sebagai data dasar menghasilkan satu data kependudukan
Ada 54 negara yang akan melakukan sensus penduduk pada 2020. Tema sensus penduduk tahun ini "Mencatat Indoneaia Menuju Satu Data Kependudukan untuk Indonesia Maju".
Baca juga: BPS optimistis SP2020 buka peta menuju visi 2045
Baca juga: BPS: Sensus Penduduk 2020 berbasis data Dukcapil
"Data yang akurat sangat penting untuk kebijakan yang tepat. Jangan sampai eksekusi program atau kebijakan tidak berpegang data akurat," kata Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat.
Presiden mengatakan saat ini data adalah komoditas penting pembangunan.
Ia menganalogikan data dengan komoditas strategis dunia yang paling dibutuhkan berbagai negara, yakni minyak.
Saat ini, ujar dia, data adalah komoditas penting dan bahkan lebih penting dari minyak.
"Saya sering menelepon langsung kepala BPS untuk menanyakan langsung soal data. Data adalah 'the new oil', bahkan lebih berharga dari minyak," kata Kepala Negara.
Baca juga: Indonesia laksanakan sensus serentak dengan 54 negara
Jokowi mengatakan saat ini jumlah penduduk di Indonesia 267 juta jiwa yang akan meningkat menjadi 319 juta penduduk pada 2045. Dengan penduduk sebanyak itu, data demografi dan persebaran menjadi penting untuk menentukan kebijakan pembangunan yang tepat.
Presiden menjelaskan ada dua metode baru pada sensus penduduk tahun ini, yakni penggunaan data dasar Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil sebagai data dasar untuk menghasilkan satu data kependudukan dan metode pendataan mandiri secara daring pada Februari hingga 30 Maret 2020.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan menyelenggarakan sensus penduduk yang ketujuh pada 2020. Sensus yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali itu bakal berbeda dengan pelaksanaan sensus pada tahun-tahun sebelumnya.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan pada tahun ini, BPS menggunakan metode kombinasi (combine method) yang menggunakan data administrasi pendudukan dari Ditjen Dukcapil sebagai basis data dasar yang kemudian dilengkapi pada pelaksanaan Sensus Penduduk 2020.
Tahapan Sensus Penduduk 2020 itu sendiri terdiri dari dua tahapan, pertama pendataan mandiri secara daring pada 15 Februari hingga 31 Maret 2020, tahap kedua pendataan oleh petugas yang mendatangi rumah warga pada Juli 2020.
Data dasar yang digunakan adalah data adminduk sebagai data dasar menghasilkan satu data kependudukan
Ada 54 negara yang akan melakukan sensus penduduk pada 2020. Tema sensus penduduk tahun ini "Mencatat Indoneaia Menuju Satu Data Kependudukan untuk Indonesia Maju".
Baca juga: BPS optimistis SP2020 buka peta menuju visi 2045
Baca juga: BPS: Sensus Penduduk 2020 berbasis data Dukcapil
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: